View Full Version
Senin, 07 Feb 2011

''Korupsi – Kerjasama Zionis Alasan di Balik Ketakutan Abbas''

GAZA (Berita SuaraMedia) – Pergerakan Hamas mengatakan bahwa korupsi dan ikatan dengan penjajahan Israel adalah alasan untuk rasa takut Otoritas Palestina yang dikendalikan Mahmoud Abbas akan adanya revolusi populer menentang rejimnya di Tepi Barat.

"Otoritas di Ramallah telah merasa takut angin perubahan kemungkinan bertiup ke dalam Tepi Barat terjajah karena rejim yang terhubung dengan  Fatah dikenal sebagai pemerintah yang paling korup di kawasan tersebut dan rejim tersebut juga memiliki hubungan dan kerjasama dengan penajajahan terhadap kepentingan rakyat kami," juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri menyatakan.

Juru bicara Abu Zuhri dalam sebuah pernyataan kepada pusat informasi Palestina (Palestinian Information Center –PIC)  menekankan bahwa korupsi tersebut dan kerjasama keamanan dengan Israel dan ditemukannya kebenaran oleh dokumen-dokumen yang diungkapkan oleh kantor berita Al-Jazeera.

Dokumen-dokumen yang didapatkan Al-Jazeera tersebut mengungkap ukuran  konsesi yang dibuat atas hak-hak asasi Palestina dan konstan begitu juga dengan kerjasama keamanan dengan  pendudukan Israel.

Juru bicara mencatatkan bahwa pertemuan mendadak tersebut diadakan satu demi satu akhir-akhir ini oleh para pemimpin keamanan Otoritas Palestina di Tepi Barat dan langkah-langkah yang diambil untuk adanya protes apapun di sana mencerminkan rasa takut tersebut.

Dalam hal ini, juru bicara untuk front populer  untuk pembebasan Palestina – komando jenderal Anwar Raja mengatakan bahwa kerusuhan populer yang sedang berlangsung di Mesir menarik kembali kebudayaan Camp David dan menghidupkan kembali keaktifan orang-orang Arab.

Anwar mengatakan kepada kantor berita Quds Press bahwa revolusi Palestina terhadap kelompok Oslo menghadapi banyak kesulitan dan emmbutuhkan aktivasi dan mendukung ketabahan para penduduk Tepi Barat menentang Otoritas Palestina.

Ia menekankan bahwa faksi perlawanan Palestina dituntut untuk menggulingkan Mahmoud Abbas dan otoritasnya sekali untuk selamanya.

Sementara itu, untuk membuat prediksi ketika banyak peristiwa begitu tidak pasti dan beresiko, namun tidak ada keraguan bahwa kerusuhan di Mesir – bagaimanapun juga berakhir – akan memiliki sebuah dampak dramatis di seluruh kawasan tersebut dan di dalam Palestina.

Jika rejim Mubarak jatuh, dan digantikan oleh kurang dari satu ikatan dengan Israel dan PBB, Israel akan menjadi sebuah pecundang besar.

Seperti yang Aluf Benn komentarkan dalam kantor harian Israel Haaretz. "Kekuasaan pemerintah yang memudar Presiden Hosni Mubarak menyisakan Israel di dalam sebuah negara yang penuh penderitaan.

Tanpa Mubarak, Israel ditinggalkan dengan hampir tidak punya teman di Timur Tengah. Tahun lalu, Israel menjumpai aliansinya dnegan Turki jatuh".

Memang, Benn mangamati, "Israel disisakan untuk dengan dua sekutu strategis di kawasan tersebut: Yordania dan Otoritas Palestina. Namun apa yang Benn tidak katakan adalah kedua sekutu tersebut tidak akan kebal.  (ppt/pi/di) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version