View Full Version
Selasa, 08 Feb 2011

Garda Revolusi, Senjata Makan Tuan Bagi Rezim Ahmadinejad

TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Sebagian elemen dalam Korps Garda Revolusi Iran yang merasa tidak puas kini direkrut oleh partai oposisi Iran. Tujuannya, melumpuhkan rezim Presiden Mahmoud Ahmadinejad dari dalam.

Seperti dilansir Telegraph, pemimpin oposisi Iran Amir Jahanchahi dan mantan komandan senior Garda Revolusi, Jenderal Reza Madhi telah mendirikan partai oposisi, Gelombang Hijau, untuk memprotes menentang taktik garis keras yang diterapkan pemerintah Iran.

Keduanya kabarnya bersatu untuk menarget orang-orang dalam pemerintahan guna mengacaukan pemerintah dan cengkeramannya yang kuat terhadap industri perminyakan.

Meluasnya unjuk rasa jalanan di Timur Tengah diyakini juga bisa memicu perubahan demokratis di Iran.

Sejauh ini, Iran mampu mengendalikan tanda-tanda perlawanan. Kubu oposisi dalam negeri belum mampu mengorganisasi pelaksanaan unjuk rasa.

Gerakan oposisi Iran yang dipimpin oleh dua orang mantan calon presiden, Mir-Hossein Mousavi dan Medhi Karroubi, dihancurkan oleh penangkapan para pemimpin dan intimidasi terhadap para pendukung gerakan.

Para pemimpin oposisi di Barat saat ini yakin bahwa para anggota Korps Garda Revolusi yang tidak puas telah siap untuk melawan kaum garis keras dalam rezim Ahmadinejad.

Shirin Ebadi, seorang mantan hakim yang mendapatkan anugerah Nobel Perdamaian karena kinerja oposisinya, mengatakan bahwa Garda Revolusi telah mulai memisahkan diri, sebuah perkembangan yang penting yang mengancam membahayakan rezim tersebut.

Jahanchahi mengatakan, "Kami bisa menjatuhkan rezim itu tanpa melakukan unjuk rasa di jalanan. Ahmadinejad telah mencuri kekayaan rakyat Iran, tapi dalam 12 bulan mendatang kami akan bisa menunjukka bahwa kami mampu menarget sektor energi dengan taktik yang akan memotong pemasukan yang diandalkan rezim (Ahmadinejad) untuk bertahan."

Iran yang kaya minyak per tahunnya mendapatkan pemasukan di atas 60 miliar dolar dari ekspor minyak. Iran amat bergantung pada industri perminyakan, sebanyak lebih dari setengah pendapatan resminya.

Jenderal Madhi, yang meninggalkan Iran pada 2008 silam, mengatakan bahwa ia tetap menjalin kontak dengan orang-orang dekat Ayatullah Khomenei.

"Saya tahu pilar-pilar mana saja yang harus diguncang untuk menjatuhkan rezim ini," katanya.

"Dengan mengacaukan rezim ini dan menyusutkan jumlah dana yang tersedia, pada akhirnya kami bisa menghancurkan pemerintahan. Saya punya banyak kawan dan kolega yang tahu bahwa para pemimpin telah memperburuk nama Iran. Saya telah menciptakan sel-sel untuk mendorong lahirnya reformasi dalam sistem di Iran," katanya.

Aliansi para prajurit berjenggot dan berbaju hitam dan para pengusaha yang berbasis di Perancis menyatukan dua kekuatan untuk pertama kalinya.

Sebelumnya, Iran mengandalkan latar belakang para lawannya yang ternoda untuk dijadikan benteng dalam menghadapi oposisi.

Jenderal Madhi mengatakan, "Jika rakyat Iran sudah menyadari bahwa sesuatu seperti ini dapat dilakukan, maka rasa takut akan terangkat dan pintu menuju perubahan sesungguhnya akan terbuka." (dn/nk/tg) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version