View Full Version
Jum'at, 11 Feb 2011

Lambaian Sepatu Warnai Pidato Penolakan Lengsernya Mubarak

 

KAIRO (Berita SuaraMedia) – Presiden Mesir Hosni Mubarak, dalam sebuah pidato TV, telah mengatakan bahwa ia tidak merencanakan untuk turun, membuat marah para pemrotes pro-demokrasi di negara tersebut yang mendesak pengunduran dirinya segera.

Mubarak mengatakan bahwa ia tidak akan pernah meninggalkan Mesir di hadapan 17 hari menggeparkan dari protes publik tersebut, memprovokasi ledakan kemarahan dari para pemrotes di lapangan Pembebasan Kairo, yang sebelum pidato tersebut telah menciptakan adegan dramatis sorak kegembiraan ketika mereka berharap Mubarak mengumumkan pengunduran dirinya, seorang koresponden kantor berita Press TV memberitakan.

Presiden yang terkepung tersebut sekali lagi menegaskan bahwa ia tidak akan berdiri sebagai kandidat untuk pemilihan selanjutnya, dan bahwa ia sedang mengalihkan beberapa kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman.

Ia lebih jauh menyadari bahwa pemerintahannya telah membuat kesalahan dan menunjukkan penyesalan bagi mereka yang terbunuh di dalam demonstrasi tersebut, berjanji bahwa mereka yang bertanggung jawab untuk pembunuhan tersebut akan dihukum.

"Saya tidak merasa malu dalam mengadakan pembicaraan dengan kaum muda dan menciptakan dialog," kata Mubarak, menambahkan bahwa "darah para pemrotes tidak akan sia-sia."

Sementara itu, Wakil Presiden Omar Suleiman membuat sebuah pidato yang sepanjang pidato tersebut ia meminta para muda Mesir untuk kembali ke rumah dan melanjutkan pekerjaan.

Para pemrotes melepaskan sepatu mereka dan mengayunkan sepatu tersebut pada layar yang mereka gunakan untuk melihat pidato Mubarak, dan berteriak "Turunkan Mubarak, pergi, pergi!"

Yang lainnya menyerukan untuk sebuah serangan umum segera dan meminta angkatan darat – yang telah menugaskan sejumlah besar tentara di sekeliling lapangan – untuk mendukung bangsa Mesir, disamping adanya rejim "tidak sah" Mubarak.

"Angaktan Darat Mesir, pilihannya adalah sekarang, rejim atau rakyat," para pemrotes berteriak.

Sementara itu, seorang koresponden kantor berita Press TV emngatakan bahwa keramaian orang-orang yang marah di Lapangan Pembebasan Kairo yang telah menjadi titik fokus dari demonstrasi pro-demokrasi, berpindah menuju istana Mubarak untuk mengeluarkan kemarahan mereka atas keputusan tersebut.

Pidato yang mengatakan bahwa ia tidak akan mundur tersebut, seperti yang sudah diantisipasi oleh banyak orang, telah gagal untuk meredakan kekhawatiran komunitas internasional dan para rakyat Mesir yang pro demokrasi.

Mohammed El-Baradei, penerima penghargaan nobel dan seorang tokoh oposisi papan atas, mengatakan, dalam sebuah pesan Twitter, bahwa "Mesir akan meledak" sebagai sebuah akibat dari penolakan Mubarak untuk mundur."

El-Baradei juga menyerukan angkatan darat Mesir untuk campur tangan "untuk menyelamatkan negara tersebut."

Para aktivis dan para pemrotes juga telah mengecam pidato Mubarak sebagai sedikit terlambat.

Berbicara untuk kantor berita Al-jazeera dari Lapangan Tahrir, Rania Alaa, mengatakan bahwa pidato tersebut "sama sekali menambahkan kejijikan rakyat Mesir.

"Anda tidak tahu apa-apa betapa  frustasinya orang-orang ketika Mubarak berbicara."

Banyak laporan mengatakan bahwa lebih dari 300 orang telah terbunuh oleh pasukan keamanan dan ribuan terluka sejak dimulainya revolusi tersebut pada 25 Januari. (ppt/ptv/aje) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version