View Full Version
Kamis, 17 Feb 2011

AS Yakinkan Revolusi Mesir Tak Lemahkan Hubungan Dengan Israel

TEL AVIV (Berita SuaraMedia) – Kepala militer AS meyakinkan Israel bahwa hubungan militer antara Washington dan Tel Aviv akan tetap kuat terlepas dari perbedaan sikap tentang revolusi Mesir.

Ketua Kepala Staf Gabungan AS Admiral Mike Mullen dikirim ke Israel dan Yordania untuk meyakinkan mereka bahwa tergulingnya Presiden Mesir Hosni Mubarak yang didukung AS tidak akan mempengaruhi aliansi AS di kawasan tersebut.

Sementara AS terus menyuarakan dukungan untuk transisi tertib dan tulus ke demokrasi di Mesir, Israel menentang penggulingan Mubarak.

Mullen mengatakan menjelang pertemuan dengan Presiden Israel Shimon Peres bahwa Washington telah menjalin hubungan militer dengan Israel selama puluhan tahun.

"Kekuatan dari hubungan ini adalah sesuatu yang sama-sama kita andalkan, dan ini terutama relevan dalam masa-masa sulit seperti sekarang ini," ujar Mullen.

Admiral AS itu juga bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak.

Tel Aviv khawatir jika kejatuhan rezim Mubarak akan mengakhiri perjanjian damai tahun 1979 antara Tel Aviv dan Kairo. Israel juga mengkritik keras AS karena mendukung protes anti-pemerintah di Mesir.

Pada hari Jumat (11/2), Presiden Mesir Hosni Mubarak mengundurkan diri setelah 18 hari berturut-turut aksi protes yang menentang kekuasaannya selama tiga dekade.

Namun, sang mantan jenderal mengalihkan kekuasaan ke Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata terlepas dari seruan rakyat untuk sebuah pemerintahan sipil di negara yang telah berada di bawah kekuasaan militer selama 20 tahun ini.

Seorang politisi AS mengatakan bahwa pemerintah militer Mesir yang baru akan terus mendukung Israel dalam kebijakan agresifnya terhadap rakyat Palestina.

"Pemerintah Mesir sekarang tampaknya berniat untuk melanjutkan jalur kerjasama yang sama dengan memblokade rakyat Gaza," ujar mantan duta besar AS untuk Irak, Edward Peck.

"Ini selalu menjadi salah satu hal yang tidak disukai rakyat Mesir dan orang lain di sekitarnya dan dianggap sebagai persetujuan pemerintah Mesir dalam mendukung apa yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina," ujarnya.

Merujuk pada janji militer Mesir untuk menyelenggarakan pemilihan presiden dalam enam bulan, Peck berargumen bahwa "mereka harus melakukan banyak hal dalam enam bulan ke depan untuk mewujudkan hal itu."

"Saya tidak yakin jika para pemrotes, dan semua orang yang mendukung mereka, telah benar-benar mencapai sebanyak itu sejauh ini."

"Kita sudah menyaksikan terlalu banyak situasi seperti ini, ketika orang-orang yang berkuasa memutuskan bahwa mereka ingin tetap berkuasa," ujar Peck. (rin/ptv) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version