View Full Version
Kamis, 24 Feb 2011

Mata-Mata Bayaran Picu Perpecahan ISI dan CIA

ISLAMABAD (Berita SuaraMedia) – Badan intelijen Pakistan, ISI, siap memutuskan hubungan dengan CIA karena merasa frustrasi. ISI terus ditekan oleh CIA dan merasa marah dengan operasi rahasia Amerika Serikat yang melibatkan ratusan orang mata-mata bayaran.

Hal itu terungkap dalam sebuah dokumen internal yang diperoleh Associated Press ditambah dengan wawancara dengan sejumlah pejabat Pakistan dan AS.

Langkah semacam itu berpotensi merusak upaya perang AS di Afghanistan, membatasi program untuk menghadapi al-Qaeda di sepanjang perbatasan Pakistan, serta mengurangi akses Washington terhadap informasi di Pakistan.

Menurut sebuah pernyataan yang disusun ISI dan diperkuat oleh hasil wawancara dengan para pejabat, hubungan antara dua badan intelijen yang sudah retak itu buyar setelah peristiwa penembakan dua warga Pakistan oleh Raymond Davis, seorang mata-mata bayaran AS yang kini dipenjara di Pakistan dan menghadapi kemungkinan pembunuhan lebih dari satu orang.

"Yang dilakukan CIA setelah kejadian itu membuat kerja sama kami dipertanyakan," demikian isi pernyataan media yang telah dipersiapkan ISI namun tidak pernah dirilis. Salinannya diperoleh AP pekan ini.

Isi pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa CIA menggunakan taktik tekanan untuk membebaskan Davis.

"Sulit diprediksi apakah hubungan ini akan kembali seperti sebelum kasus Davis," demikian isi pernyataan tersebut. "Tanggung jawab untuk tidak menangguhkan hubungan kedua kubu kini terletak di pundak CIA."

ISI khawatir ada ratusan mata-mata bayaran CIA yang beroperasi di Pakistan di luar pengetahuan pemerintah atau dinas intelijen, kata seorang agen intelijen senior Pakistan dalam wawancara dengan AP. Ia bersedia membuka mulut dengan syarat namanya tidak diungkapkan karena khawatir dengan keamanannya.

Intelijen Pakistan tidak tahu siapa Davis atau apa yang ia lakukan saat ditangkap. Agen itu menambahkan, ada kekhawatiran di ISI. "Ada berapa banyak Davis lagi yang ada di luar sana?"

Davis ditangkap pada 27 Januari silam di Lahore setelah menembak mati dua orang warga Pakistan. Seorang warga Pakistan lain tewas setelah dilindas mobil Konsulat AS yang datang untuk membantu Davis. Pakistan meminta pengemudi mobil tersebut diserahkan, namun dua orang warga AS yang mengendarai mobil tersebut kini berada di AS.

Davis mengklaim membela diri, namun setelah merampungkan penyelidikan, kepolisian Lahore mengatakan bahwa mereka akan mengupayakan tuduhan pembunuhan. Agen ISI tersebut mengatakan kepada kantor berita AP bahwa Davis punya kontak di kawasan suku dan mengenal dua pria yang ditembaknya. Ia menambahkan, ISI tengah menyelidiki kemungkinan bahwa perjumpaan di jalanan di Lahore tersebut berakar dari pertemuan atau ancaman terhadap Davis.

CIA telah berulang kali berusaha menyusup ke ISI dan mempelajari lebih jauh mengenai program nuklir Pakistan, sementara ISI melakukan operasi sendiri untuk mengumpulkan data intelijen mengenai aktivitas CIA di Pakistan.

ISI kini tengah memeriksa ribuan visa yang diberikan kepada para staf AS di Pakistan. Agen ISI tersebut mengatakan, aplikasi visa Davis berisi referensi dan nomor telepon palsu. Ia mengatakan, ada ribuan visa yang diberikan kepada para karyawan Kedutaan AS dalam lima bulan terakhir setelah arahan pemerintah kepada Kedutaan Pakistan di Washington agar memberikan visa tanpa melalui pemeriksaan Kementerian Dalam Negeri dan ISI. Hal serupa diperintahkan pada Kedutaan Pakistan di Inggris dan Uni Emirat Arab, katanya.

Hanya dalam kurun wakut dua hari setelah menerima perintah itu, Kedutaan Pakistan mengeluarkan 400 visa. Sejak saat itu, ribuan visa lainnya dirilis.

Agen itu mengakui bahwa ISI tahu dan bekerja sama dengan CIA di Pakistan, namun ISI merasa kesal karena CIA mengirimkan mata-mata lain tanpa sepengetahuan ISI. Ia menambahkan, untuk saat ini ISI tidak berdialog dengan CIA dalam tingkat apa pun, termasuk tingkat paling tinggi.

Menurutnya, untuk mendapatkan kembali bantuan dan dukungan, CIA harus mulai menunjukkan penghormatan. "Jangan kecilkan kami, jangan berselisih dengan kami, jangan perlakukan kami seperti bawahan."

Operasi NATO dan AS bisa terkena imbas perpecahan ISI dan CIA. Washington berulang kali mengeluhkan penolakan Pakistan memburu jaringan Haqqani yang diyakini merupakan pasukan terkuat di Afghanistan dan punya hubungan dekat dengan al-Qaeda.

Agen ISI tersebut mengatakan, Pakistan sudah muak dengan keluhan-keluhan Washington. Ia menuding CIA mengarang cerita mengenai bantuan ISI kepada jaringan Haqqani.

Juru bicara CIA George Little mengatakan bahwa permasalahan antara dua badan intelijen akan diselesaikan.

"CIA bekerja sama dengan rekan kami di Pakistan dalam menghadapi tantangan keamanan yang luas, termasuk musuh bersama kami, al-Qaeda dan para teroris lain," katanya. "Hubungan (CIA) dengan ISI bertahan selama bertahun-tahun, dan ketika ada permasalahan yang harus diselesaikan, kami akan mengerjakannya. Itulah tanda-tanda kerja sama yang sehat," pungkasnya. (dn/ap) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version