View Full Version
Senin, 28 Feb 2011

''Maroko Takkan Terkena Dampak Kerusuhan Arab''

RABAT (Berita SuaraMedia) – Maroko tidak akan turut dilanda unjuk rasa massal seperti di negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara lainnya dengan catatan pemerintah setempat segera menerapkan reformasi yang lebih tegas.

Hal itu diungkapkan  di tengah merebaknya spekulasi di media-media Barat bahwa efek bola salju dari kerusuhan di kawasan itu akan turut melanda Maroko.

Hari Minggu pekan lalu, ribuan orang berunjuk rasa di sejumlah kota di Maroko. Mereka menuntut dilakukannya reformasi politik dan dibatasinya kekuasaan Raja Mohammed VI.

Mohamed El Masloumi, seorang profesor di Uniersity of Law and Economics di Mohammedia, mengatakan kepada Middle East Online bahwa kerajaan Maroko memiliki legitimasi sejarah dan merupakan salah satu kerajaan tertua yang ada di dunia.

"Maroko tidak bisa disamakan dengan Bahrain, yang pemimpinnya, Sheikh Hamad bin Isa Al Khalifa, mendeklarasikan diri sebagai raja pada tahun 2002," kata Masloumi.

Ia menambahkan, hal itu tidak akan terjadi pada kerajaan Maroko.

Namun demikian, pemerintah didesak agar menerapkan reformasi yang lebih tegas dan lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya karena dihadapkan dengan unjuk rasa.

Masloumi menekankan bahwa Raja Mohammed VI harus menerapkan reformasi politik yang radikal, termasuk "memberikan lebih banyak kekuasaan kepada perdana menteri yang harus dipilih dari partai yang mendominasi parlemen."

Sebelum terjadi unjuk rasa pekan lalu, Maroko berjanji menyuntikkan dana subsidi sebesar 1,4 miliar Euro untuk mengendalikan kenaikan harga bahan pokok, salah satu pemicu meluasnya unjuk rasa di dunia Arab selain faktor lain seperti pengangguran.

Subsidi tersebut akan berdampak pada perekonomian saat jumlah investasi untuk tahun 2011 akan mengalami penurunan. Hal itu akan berdampak pada jumlah lapangan kerja baru yang tercipta.

Seorang analis lain yang tidak bersedia disebutkan namanya memberikan keterangan kepada Middle East Online.

Ia mengatakan, "Maroko tidak akan turut terkena dampak kerusuhan yang melanda dunia Arab selama betul-betul dilakukan reformasi yang bisa dirasakan di setiap lapisan masyarakat."

Analis itu juga menekankan bahwa penerapan reformasi yang lebih tegas akan sulit dicapai dalam jangka pendek seiring melambungnya harga komoditas, termasuk minyak.

Hal ini harus diperjelas kepada masyarakat agar mereka tidak kecewa dan akhirnya memicu unjuk rasa lebih lanjut.

Maroko yang memiliki produk domestik bruto (PDB) nonminyak terbesar kedua setelah Mesir di tahun 2010 adalah pengimpor energi bersih.

Sepuluh tahun setelah Raja Mohammed naik tahta, ada banyak proyek pengembangan besar yang diluncurkan di Maroko. Fakta itu bahkan diterima oleh para pengkritik rezim penguasa. (dn/mo) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version