View Full Version
Kamis, 17 Mar 2011

''AS Terlibat Dalam Kekerasan di Timur Tengah''

TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Juru bicara parlemen Iran (Majelis), Ali Larijani mengatakan bahwa Amerika Serikat bisa dipersalahkan atas "keterlibatan yang dapat dilacak" dalam kekerasan terhadap para pengunjuk rasa di Timur Tengah, Afrika Utara, dan invasi di Bahrain.

Larijani menyinggung mengenai kunjungan Menteri Pertahanan AS Robert Gates ke ibu kota Bahrain, Manama, baru-baru ini. Mengenai kunjungan tersebut, ia mengatakan, "Setelah kunjungan itu, ada negara-negara tertentu di Teluk Persia yang mengumumkan bahwa pengiriman pasukan ke Bahrain ditujukan untuk mendukung pemerintahan berkuasa di negara tersebut."

"Amat jelas bahwa tindakan agresif semacam itu dilakukan dengan mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat pada saat kunjungan menteri pertahanan. Negara-negara regional punya hak menyebut Washington bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan dan pembunuhan," kata Larijani seperti dikutip kantor berita ISNA.

"Kunjungan Menteri Pertahanan AS ke Bahrain ditambah dengan sikap tidak pasti dari negara-negara Eropa memperlihatkan watak asli dari Amerika Serikat dan (negara-negara) Barat," tambah Larijani.

Juru bicara parlemen Iran tersebut mengatakan bahwa ada media-media tertentu yang memperburuk "atmosfer tidak realistis" dari upaya membela demokrasi melalui isyarat AS yang penuh tipu daya.

"Kini, kekhawatiran besar Menteri Pertahanan AS mengenai revolusi regional bisa tercermin dalam pernyataan-pernyataannya," kata Larijani.

Larijani merujuk pada kekhawatiran yang dikemukakan Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton mengenai kerusuhan yang terjadi. Ia mengatakan, "Setelah (Clinton) berkomentar, sejumlah negara Teluk mengatakan akan mendukung pemerintah berkuasa Bahrain dengan mengirim pasukan. Sudah jelas bahwa tindakan agresif terbentuk karena mendapat dukungan AS."

Gates melakukan kunjungan tiba-tiba ke Manama pada hari Jumat petang pekan lalu, sesaat sebelum pasukan dari Arab Saudi dan negara-negara Arab di sekitarnya dikirimkan ke Bahrain yang dilanda konflik.

Larijani memperingatkan pemerintah-pemerintahan yang dipimpin diktator dan didukung AS di kawasan Timur Tengah agar mempersiapkan diri terhadap reaksi dari negara-negara regional.

"Majelis Iran memperingatkan negara-negara regional. Jangan kira bahwa mereka tidak akan membayar atas intervensi militer mereka, yang dilakukan atas perintah AS," kata Larijani. Ia kemudian mendesak mereka agar tidak memprovokasi rakyat yang tertindas untuk menggelar pemberontakan lebih lanjut.

Pada hari Selasa (15/3), Larijani mengatakan gigi-gigi tajam AS terlihat di berbagai lokasi kerusuhan di Yaman, Bahrain, dan Libya.

Pernyataan Larijani disampaikan setelah Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman, dan Qatar mengerahkan pasukan masing-masing ke Bahrain guna menghalau unjuk rasa antipemerintahan di negara kerajaan kecil di Teluk tersebut.

Langkah tersebut memicu kekhawatiran Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon yang menyerukan dilangsungkannya dialog nasional yang luas dan berarti.

Pimpinan PBB tersebut juga mendesak agar negara-negara tetangga Bahrain dan komunitas internasional mendukung proses dialog dan lingkungan yang kondusif untuk memungkinkan terjadinya reformasi yang dapat dipercaya di Bahrain.

Tercatat enam orang tewas dan lebih dari 1.000 orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan antara para pengunjuk rasa antipemerintahan dengan pasukan keamanan Bahrain pada hari Selasa. (dn/pv/isn) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version