View Full Version
Kamis, 21 Apr 2011

Rubah Sikap, Perancis Buka Tangan Untuk Muslim

PARIS (Berita SuaraMedia) – Perancis terbuka untuk pembicaraan dengan gerakan Muslim manapun di luar negeri yang menolak kekerasan, Menteri Luar Negeri Perancis, Alain Juppe mengatakan, memberikan tanda sebuah perubahan kebijakan di hadapan revolusi populer di seluruh Timur Tengah.

Perancis telah memperingatkan tentang kebingungan dan kesulitan di dalam kampanye pengeboman NATO terhadap pasukan yang setia pada Moammar Gaddafi di Libya sementara memperbarui seruan untuk sebuah solusi politik pada perang sipil yang berusia dua bulan tersebut.

Perubahan kebijakan tersebut, yang pecah dengan sebuah contoh dukungan para pemimpin Arab yang ramah terhadap Barat sebagai sebuah pertahanan terhadap ekstrimisme, mengacukan bahwa Perancis ingin membangun ikatan-ikatan awal dengan kelompok politik yang dapat mengambil kekuasaan di beberapa negara Timur Tengah ketika debu mengendap dari pergolakan politik.

"Kami berkeinginan untuk berbicara kepada setiap orang," Juppe mengatakan kepada sebuah kelompok jurnalis di Paris. "Mari kita berbicara kepada semua orang, mari kita berbicara kepada Ikhwanul Muslimin."

Negara Barat termasuk Perancis telah lama memegang sebuah pandangan kecurigaan akan pergerakan Islam populer seperti Ikhwanul Muslimin, yang melacak akarnya sampai pada ideologi yang dilahirkan di Mesir, sebagian sebagai sebuah hasil dari peringatan oleh para pemimpin pemerintah di negara-negara di mana gerakan mereka telah berakar mendalam.

Ikhwanul telah menjadi pasukan oposisi terbesar di Mesir menjelang pemilihan bebas dan adil yang direncanakan menyusul lengsernya Presiden Hosni Mubarak pada bulan Februari.

Menjelaskan perubahan kebijakan tersebut, Juppe mengatakan bahwa Perancis telah ditipu oleh para pemimpin yang membuat pergerakan Muslim di luar sana sebagai setan.

"Kami percaya mereka dan sekarang kami dapat melihat hasilnya," ia mengatakan, merujuk pada lambatnya reaksi Perancis untuk berkembangnya revolusi populer di Tunisia dan Mesir akhir tahun lalu.

Dalam sebuah tanda keramahan yang diperbarui, Presiden Nicolas Sarkozy akan bertemu pimpinan oposisi pemberontak Libya, Mustafa Abdel Jalil, di Paris pada Rabu setelah menjadi pemimpin Barat pertama yang mengakui pergerakan pemberontak.

Perancis telah lama terlihat sebagai seorang teman bagi orang-orang Arab sehubungan dengan kritisi kebijakan Israel di bahwa mantan Presiden Charles de Gaulle, melindungi mantan pemimpin Organsiasi Pembebasan Palestina Yasser Arafat dan oposisi sampai pada invasi tahun 2003 di Irak. Perancis sejak saat itu telah keluar dengan citra demikian.

Sarkozy telah menjadi seorang pendukung terbuka bagi Israel dan mengambil sebuah posisi yang disebut "pragmatik" dengan hubungan pada otokratis pemimpin Arab seperti Presiden Tunisia tergulingkan, Zine Al-Abidine Ben Ali, yang sering digambarkan di Perancis sebagai seorang reformer moderat.

Nada diplomatik baru Perancis menyarankan Sarkozy membantu aspirasi demokrasi dan harapan untuk membentuk ikatan dengan sebuah generasi baru para pemimpin Arab, di atas stabilitas.

"Fakta bahwa kami mendukung stabilitas dibawa oleh para rejim otoriter yang terbukti ternyata tidak menjadi sebuah pilihan yang bagus karena pada akhirnya, stabilitas tersebut menghilang," seorang diplomat Perancis mengatakan, berbicara dengan syarat anonimitas.

Sebuah aksen yang lebih kuat tentang aspirasi demokrasi  kemungkinan besar untuk menyenangkan AS, selama hal tersebut tidak datang merugikan dukungan Perancis untuk Israel. "Sejauh ini sejalan dengan apa yang kami ingin dengar," seorang diplomat Barat mengatakan.

Para analis menyoroti aspek domestik di balik pernyataan Juppe, mengatakan bahwa Sarkozy, yang peringkat kepopulerannya masih suram satu tahun sebelum sebuah pemilihan kepresidenan, ingin mengambil hati populasi imigran Perancis.

Banyak Muslim di Perancis telah dibuat marah oleh sebuah pelarangan pada jilbab seluruh wajah yang diperkenalkan oleh Sarkozy begitu juga sebuah perdebatan pemerintah baru-baru ini tentang sekulerisme di masyarakat Perancis.

"Alain Juppe memang berusaha untuk membangun ulang sebuah citra positif Perancis di dunia Arab dan di hati dan pikiran orang-orang Arab di manapun," ujar Pascal Boniface, seorang peneliti di Institut Internasional dan Hubungan Strategi. (ppt/dw) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version