View Full Version
Senin, 16 May 2011

Pertama Kalinya, Tim Wanita Muslim Penjinak Ranjau

NICOSIA (Berita SuaraMedia) – Ayah dari Sabah Masaeed, seorang penggembala Yordania, kehilangan satu kakinya beberapa tahun lalu ketika ia melangkah pada sebuah ranjau darat. Begitu juga dengan pamannya.

Hari ini, ia telah menjadi seorang anggota dari tim pertama yang semuanya adalah wanita yang mengabdi untuk membersihkan ranjau darat secara manual.

"Setiap hari, saya merasa sakit dan menderita ketika saya melihat ayah saya," Masaeed, 27 tahun, mengatakan.

"Paman saya juga kehilangan satu kakinya dalam kecelakaan yang serupa. Cara ranjau darat mengubah hidup orang-orang selamanya adalah sebuah tragedi yang nyata," ia mengatakan, berbicara di kota timur laut Mafraq.

Sabah merupakan satu dari 23 wanita Yordania yang telah dilatih oleh agensi Norwegia untuk memberanikan diri satu dari pekerjaan yang paling berbahaya di dunia dalam suatu luas wilayah dengan pertambangan.

Wanita-wanita tersebut, berumur antara 20 sampai 36 tahun, telah dikontrak oleh Badan Bantuan Norwegia (NPA) untuk bekerja berdampingan dengan 150 para laki-laki dalam memindahkan 136.000 ranjau darat yang telah tersebar di sepanjang perbatasan Yordania dengan Syria sejak tahun 1970an.

Seperti wanita lainnya dalam tim, ia sadar akan bahaya yang terbentang di depannya tetapi bersikeras bahwa ia dapat mengatasi tantangan tersebut.

"Saya tidak takut untuk memindahkan ranjau-ranjau tersebut, dan keluarga saya telah mendukung saya untuk melakukan hal tersebut. Saya ingin membantu untuk menyingkirkan bahaya darat tersebut, yang mengancam hidup ratusan orang."

Menurut NPA, para wanita tersebut telah menjalani kursus selama enam minggu dalam pembersihan ranjau darat secara manual pada Rabu, akan membentuk tim penjinak ranjau pertama yang beranggotakan wanita di Timur Tengah.

Teman satu tim Masaeed adalah lulusan universitas, petani, pembuat rumah, yang direkrut oleh NPA di desa-desa di Yordania Utara. Pada awalnya 38 wanita bergabung dalam program pelatihan pada Oktober tetapi hanya 23 yang lulus pelatihan tersebut.

Semua wanita tersebut beragama Islam dan memakai jilbab.

"Saya tahu, pekerjaan ini mempertaruhkan nyawa saya"

Mereka masing-masing akan mendapatkan gaji bulanan sebesar 540 dinar (760 Dollar), dengan menerima jaminan sosial, kesehatan, kecelakaan, dan asuransi hidup, menurut NPA, yang telah menjalankan operasi penjinakan di Yordania sejak 2006.

Walaa Andali, 21 tahun, mempertimbangkan bahaya dari bekerja di daerah beranjau dan memutuskan bahwa pekerjaan ini dapat membantunya memenuhi kebutuhan 12 anggota keluarganya dan juga menabung untuk membuka sebuah salon penata rambut.

"Saya sadar bahwa memindahkan ranjau darat akan menjadi bahaya dan mungkin akan mengorbankan nyawa saya," Andali mengatakan.

"Tetapi pada waktu yang sama, pekerjaan ini layak dan mungkin dapat membantu saya memulai kehidupan profesional. Saya juga ingin meningkatkan keadaan finansial saya, membuka salon penataan rambut milik saya sendiri dan membeli mobil saya sendiri."

Parwin Mahdawi, 32, mempelajari desain fashion dan Bahasa Inggris di Amerika Serikat selama tiga tahun sebelum memutuskan untuk bergabung dengan tim tersebut.

"Saya menyukai pekerjaan kemanusiaan yang menantang ini walaupun pekerjaan ini berbahaya dan sulit," ia mengatakan.

"Saya hanya harus fokus pada pekerjaan saya dan tetap pada peraturan dan segalanya akan baik-baik saja, itu sudah kehendak Tuhan," ia mengatakan.

Imam Mohammed, 26 tahun, harus merayu keluarganya bahwa ia dapat melakukan pekerjaan tersebut.

"Keluarga saya mengatakan kepada saya untuk menjauh dari sebanyak mungkin dari pekerjaan berbahaya ini. Tetapi saya telah meyakinkan mereka bahwa saya harus mencoba keberuntungan saya dalam hidup ini dan melanggar pembatas dari rasa takut akan ranjau darat ini."

Manager operasi NPA J Paneer Selvam mengatakan bahwa para wanita tersebut mengincar tugas tersebut bahkan jika "dibanding dengan para pria, mereka secara fisik mungkin lebih lemah."

"Kami terkesan dengan gadis-gadis ini. Mereka berpendidikan baik, termotivasi dengan baik dan antusias," ia mengatakan.

"Kami telah melatih mereka tanpa menghadapi masalah apa pun. Mereka dengan pasti dapat melakukannya."

Para wanita tersebut juga telah memenangkan pujian untuk keseksamaannya.

"Statistik penjinakan seluruh dunia telah menunjukkan bahwa ketika penjinak ranjau wanita mungkin lebih lambat dari pada rekan prianya, pekerjaan mereka lebih tekun," manager program NPA di Yordania, Stephen Bryant.

Pada 1993, Yordania mulai membersihkan lebih dari 300.000 tambang ranjau selama konflik Israel-Arab berturut-turut. Setahun kemudian Yordania dan israel menandatangani sebuah perjanjian perdamaian.

NPA mengatakan bahwa pihaknya telah membersihkan sekitar 60.000 tambang, terutama di Wadi Araba pada perbatasan Israel, dan penjinakan di utara direncanakan selesai pada akhir 2011. (ppt/meo) Dikutip oleh SuaraMedia.com


latestnews

View Full Version