View Full Version
Senin, 16 May 2011

Diprediksi Sulut Perang, Thamassu Satukan Muslim - Hindu

KARNATAKA (Berita SuaraMedia) – Film pertama yang disutradarai Agni Shridhar, Thamassu, yang dirilis tanggal 1 Mei lalu, mulai menciptakan gelombang di seluruh penjuru negara bagian. Sebelum dirilis, pakar film telah berspekulasi bahwa film itu akan menciptakan bentrokan komunal di negara bagian itu, tapi film yang dibintangi oleh Shivaraj Kumar dan Padmariya itu diluar dugaan, mampu menarik masyarakat baik dari kalangan Muslim dan Hindu untuk bersama-sama menyaksikan film tersebut.

Sebelumnya, dalam wawancara dengan situs web OneIndia, Agni Shridhar mengatakan, "Film ini tidak akan menciptakan bentrokan komunal. Sebaliknya, ia akan menyatukan kelompok Muslim dan Hindu." Benar saja! Ratusan dan lima puluh anggota organisasi RSS dan Muslim bersama-sama menonton Thamassu di Gadag pada hari Minggu (15/5) kemarin. Keseratus lima puluh orang ini mengenakan kerudung putih sebagai simbol perdamaian dan persatuan.

Agni Shridhar pasti sudah memahami bahwa sebuah film bisa digunakan sebagai alat untuk menciptakan kesadaran sosial. Itulah mengapa dia menggambarkan suasana pasca bentrokan Muslim - Hindu di Thamassu, yang sekarang mulai mereda. Dilaporkan bahwa jamaah sebuah Masjid memesan seluruh kursi untuk satu pemutaran dan menyaksikan Thamassu bersama-sama.

Kabar dari mulut ke mulut tentang film ini menyebar sangat cepat tidak hanya di Bangalore tapi juga di seluruh Karnataka. Penonton Mangalore terutama sangat bersemangat untuk menonton film itu hingga mereka rela berdiri di tengah hujan untuk membeli tiket.

Bentrokan komunal antara komunitas Hindu dan Muslim semakin meningkat dari hari ke hari dan garis perpecahan itu juga semakin tebal akibat kepentingan politik di India. Tapi pada dasarnya, baik Muslim maupun Hindu melampaui semua penghalang dan hubungan mereka tumbuh melebihi agama masing-masing. Itulah yang berusaha digambarkan oleh Agni Shridhar dalam Thamassu.

Sorotan utama dari film ini adalah akting indah Shivaraj Kumar, musik Sandeep Chowta, lirik lagu Ramya dan Agni Shridhar, kerja kamera Sundarnath Suvarna, naskah Shridhar, dan dialog yang bersifat menceramahi. Sementara kelemahan dari film ini adalah tidak memiliki unsur komedi dan skenario tampaknya terlalu banyak berkhotbah dan ceramah tentang bentrokan komunal dan akibatnya.

Thamassu adalah perjalanan dari kekerasan ke humanisme. Ini adalah gambaran nyata dari insiden yang terjadi beberapa tahun lalu. Ia memiliki pesan indah untuk generasi muda bahwa kasih sayang Manusia di jalur kekerasan intens dapat mengubah hewan menjadi manusia yang indah. Sang tokoh utama ingin membungkam kekerasan dengan kekerasan, tapi sang istri menentang kekerasan dan membuat suaminya berhenti dari kekerasan dan mengambil jalan non-kekerasan untuk memberantas teroris. (rin/oi) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version