View Full Version
Selasa, 17 May 2011

Lagu Islami Anak-Anak Bikin Partai Wilders Meradang

AMSTERDAM (Berita SuaraMedia) - Partiaj voor de Vrijheid (PVV) yang terkenal dengan tokoh anti-Islamnya, Geert Wilders, kali ini menargetkan sebuah lagu pada acara TV anak-anak yang menampilkan unsur Islam di dalamnya. Target terbaru adalah lagu yang berjudul "Baklava of Rijstevla". Lagu itu menceritakan tentang seorang anak yang harus memilih untuk tinggal bersama ayahnya di Belanda atau ibunya di Maroko.

Juru bicara Martin Bosma ingin Menteri Pendidikan Ronald Plasterk untuk menjawab mengapa pertunjukan itu menampilkan sebuah lagu yang mengulang "Allahu Akbar" sebanyak 27 kali.

Bosma mengatakan ini adalah ketiga kalinya bahwa penyiaran publik menyiarkan propaganda Islam pada anak-anak.

Bosma mengatakan "Belanda sedang dihina dengan cara ini. Kita harus menerima imperialisme Islam dan berdiri tak berdaya melawan itu. Itu adalah pesan yang terus-menerus disiarkan oleh negara. Baru saja saya bertanya kepada menteri pertanyaan parlemen mengenai program anak-anak oleh Teleac di mana anak-anak diberitahu oleh karakter Koning Koos bahwa pada Idul Adha setiap orang mendapat permen.

"Ada juga program Koekeloere baru-baru ini, juga oleh Teleac, yang menjelaskan apa yang anak-anak harus lakukan pada bulan Ramadhan. Para multikulturalis tidak punya rasa malu lagi. Kepercayaan  multikultural hampir mati dalam masyarakat, tetapi pada televisi publik kepercayaan itu (tersubsidi) dan masih hidup dan baik."

Pada hari Selasa malam, paduan suara dari KVK menyanyikan lagu-lagunya dari CD tahun 2009 di TV, di antaranya adalah lagu Islam. Menurut Bosma, slogan Allahu Akbar, yang ada pada bagian reffnya, adalah "bagian standar dari doa Islam yang telah digunakan selama 14 abad."

"Baklava of Rijstevla" sebenarnya bukan sebuah lagu yang baru. Lagu ini ditulis untuk pertunjukan Kinderen voor Kinderen pada tahun 1993, tetapi masih terus ditampilkan di TV hingga sekarang.

Kinderen voor Kinderen (Anak-anak untuk Anak-anak), adalah kelompok paduan suara yang membuat CD setiap tahunnya dan dinyanyikan di stasiun TV di Vara. Kelompok ini berdiri pada bulan desember 1980, dimana mereka pertama kali menampilkan lagu berjudul "Ik heb zo waanzinnig gedroomd" yang menjadi hit pada awal 1981an. Sejumlah lagu-lagu dari paduan suara itu menjadi hits nasional pada 1980-an dan 1990-an. Namun, dalam beberapa tahun terakhir paduan suara telah menjadi kurang populer.

Kinderen voor Kinderen juga mengadakan kontes lagu tahunan yang dikenal sebagai "Kinderen voor Kinderen Songfestival" yang menempatkan pemenang dari putaran pra-seleksi daerah (satu untuk masing-masing provinsi) saling bersaing sebagai finalis.

Grup tersebut telah memiliki logo yang konsisten sejak tahun 1990 dengan merilis album 11 yang menampilkan berbagai macam kotak berwarna yang memantul mengeja nama grup tersebut. Logo itu berubah pada tahun 2007 ketika merilis album 28 (De Gamer) dan semua batu yang memantul dibuat stasioner dengan pengecualian satu. Revisi yang baru dan tata letak warna itu berasal dari departemen media Vara yang merasa bahwa itu akan memberikan kelompok tersebut sebuah tampilan baru sekaligus membuat kerterkaitan ke label rekaman yang mendanai kelompok itu dan operasinya. Edisi baru menampilkan kubus yang memantul bertuliskan tanda seru (logo label rekaman kelompok Vara), yang menggantikan huruf 'i'.

Lagu "Baklava of Rijstevla" menceritakan seorang anak yang harus menentukan pilihan untuk hidup bersama ayahnya di Belanda atau Ibunya di Maroko. Pada bait pertama ia menunjukan kebimbangannya saat menentukan pilihan. Begitu bimbangnya dia sehingga dia berkeringat (En nou zit ik te zweten – dan sekarang saya berkeringat).

Pada reffnya anak itu mengungkapkan apa yang membuatnya bimbang. Ia merasa berada di rumah ketika di Maroko (Daar in Marokko ben ik thuis – saya berada di rumah di Maroko) namun, rumahnya berada di Belanda (Maar hier in Holland staat mijn huis – tapi di Belanda ini adalah rumah saya).  Bait itu mungkin menyarankan bahwa anak ini berkebangsaan Belanda. Ia merasa bahagia di dua negara itu. Di Belanda ia bisa berseluncur saat musim dingin dan di Maroko ia dapat melihat banyak Masjid-Masjid yang indah. Penggunaan "Allah Akbar" dalam lirik lagu itu dapat dimaksudkan untuk menunjukan identitas agama sang anak, sekaligus seruan untuk memberi dirinya semangat untuk memilih apa yang terbaik untuknya.

Judul lagu itu ("Baklava or rijstevla")  merupakan simbolisme dari dua kebudayaan yang mengapit anak tersebut. Ia dipaksa untuk memilih dua kebudayaan yang diwakili oleh Baklava dan rijstevla (atau rijstevlaai). Baklava adalah sejenis makanan ringan di kawasan Turki dan daerah-daerah tempat bekas  kekuasaan Kerajaan Ottoman. Sedangkan  rijstevlaai atau Puding beras karamel khas Belanda, khususnya banyak di daerah Euregio Maas-Rijn. (iw/ie/nis/wp) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version