View Full Version
Sabtu, 21 May 2011

Anggap Kristen Ajaran Aneh, Partai Buruh Berseteru Dengan Gereja

LONDON (Berita SuaraMedia) – Uskup Besar Canterbury menuding pemerintah Inggris telah memperlakukan seluruh penganut keyakinan seperti orang yang aneh dan eksentrik.

Dr. Rowan Williams mengatakan bahwa para menteri kabinet Inggris keliru jika berpikir bahwa ajaran Kristen tidak lagi relevan dengan kehidupan modern di Britania raya. Dia juga mengkritik Partai Buruh karena memandang keyakinan beragama sebagai sebuah masalah, bukannya menghargai kontribusi agama terhadap masyarakat.

Uskup Besar tersebut juga menambahkan bahwa "trah politik" terlalu menjaga jarak terhadap apa yang menjadi kekhawatiran banyak orang, yang masih sangat religius. Dalam wawancara yang dilakukannya menjelang perayaan Natal, dia menyerukan kepada para menteri untuk lebih terbuka dan bersedia berbicara mengenai keyakinan mereka sendiri.

Kepada The Daily Telegraph, Dr. Williams mengatakan, "Yang menjadi masalah dengan banyaknya inisiatif pemerintah mengenai keyakinan Krsiten adalah, mereka menganggap hal itu sebagai masalah. Bahwa keyakinan adalah sebuah hal yang eksentrik, dipraktikkan oleh orang-orang aneh, orang asing, dan kaum minoritas."

"Akibatnya adalah denormalisasi keyakinan, meningkatkan persepsi bahwa keyakinan bukan merupakan bagian dari aliran darah kita. Dan itulah yang terjadi dalam berbagai aspek di negara ini."

Komentar tersebut berpotensi kembali menghidupkan perseteruan publik antara Gereja Inggris dan Partai Buruh mengenai perlakuan pemerintahn terhadap kelompok-kelompok keagamaan. Seorang anggota kabinet Inggris baru-baru ini dipaksa untuk menyangkal bahwa ada "konspirasi sekuler" untuk membungkam mereka.

Klaim Uskup Besar – bahwa keyakinan hanya dipandang sebagai sesuatu untuk kaum minoritas – tersebut dinilai mirip dengan sejumlah laporan yang didukung oleh gereja, yang menuding bahwa pemerintah Inggris telah berlaku "munafik" terhadap para pemeluk Kristen dan "mencurahkan fokus secara intens" terhadap umat Muslim.

Ketika ditanya apakah para pemimpin politik seharusnya bersikap terbuka terhadap keyakinan agama mereka, Uskup B esar tersebut menjawab: "Saya rasa hal itu tidak akan menyakiti siapapun. Saya rasa, hal itu seolah mengatakan, Inilah sumber motivasi saya, saya berkecimpung dalam kancah politik karena inilah yang saya yakini. Dan pendirian religius termasuk di dalamnya."

Meskipun ada pengaruh dari Gereja Inggris dan posisinya sebagai agama yang berposisi mapan di negara tersebut, dalam beberapa tahun terakhir, ada klaim yang berulang-ulang dilontarkan yang menuding Partai Buruh telah berupaya menjauhkan keyakinan dari ranah publik.

Rasa takut terhadap semakin banyaknya tindak kekerasan membuat pemerintah mengucurka lebih dari £50 juta dalam proyek-proyek yang ditujukan untuk mencegah radikalisasi di dalam tempat-tempat ibadah.

Uskup Besar tersebut mengklaim bahwa pemerintah Inggris hanya memandang agama sebagai masalah didukung oleh Pendeta Stephen Lowe, mantan Uskup Urban Life. Dia berkata: "Agama dipandang sebagai masalah karena hubungan antara gerakan radikal Islam dan terorisme yang telah menodai seluruh agama."

"Yang tampaknya terlupakan adalah kontribusi agama dalam berbagai kegiatan sosial. Cukup jelas bahwa di dalam tubuh pemerintahan dan partai oposisi, ada orang-orang yang memiliki keyakinan. Masalahnya, ada hubungan antara hal yang mereka pandang sebagai keyakinan pribadi diperbolehkan untuk meminggirkan pentingnya kontribusi komunitas keagamaan terhadap kehidupan di negara ini."

Dalam wawancara tersebut, Uskup Besar itu mengajukan sebuah "ombudsman supermarket" untuk melindungi ekonomi pedesaan Inggris. (dn/tg) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version