View Full Version
Kamis, 09 Jun 2011

Teater "Tak Berjilbab" Menggebrak AS!

CHICAGO, AS (Berita SuaraMedia) - Rasisme, kejahatan kebencian, cinta, Islam, budaya, bahasa, dan kehidupan. Lima perempuan Muslim di dunia pasca 9/11 mempersiapkan teh dan memaparkan apa yang ada di balik kerudung dan menampilkannya secara menarik dalam monolog oleh Rohina.

"Unveiled", (Tak Berjilbab) pertama ditampilkan ke hadapan publik di 16th Street Theater di Chicago. Monolog itu menjelajahi kehidupan dan masalah lima perempuan Muslim yang memakai jilbab, dalam suatu adegan menyiapkan teh.

Para kritikus menggambarkan drama tersebut "menohok dan puitis". Drama berdurasi 70-menit itu ditulis dan dimainkan oleh Rohina, seorang wanita kelahiran Inggris yang sering berpergian keturunan India-Pakistan.

"Saya datang dari budaya pendongeng yang indah. Ibu saya dilahirkan di Provinsi Bihar India, dan ayah saya lahir di Provinsi Punjab Pakistan. Setelah mereka menikah, mereka pindah ke London, Inggris, dimana saya dilahirkan. Ketika saya masih kecil saya mendengarkan orangtua saya bercerita mengenai kehidupan mereka di Asia Selatan. Saya selalu merasa saya tinggal di dua dunia. Saya tahu timur dan barat, karena saya dibesarkan diantara ke keduanya. Bertumbuh besar di London, rasisme adalah sesuatu yang saya hadapi sehari-hari, mungkin itu mengapa saya mengeksplorasi lebih banyak rasisme dalam menulis.

"Saya menulis drama karena keintiman dari teater, orang melihat diri mereka di atas panggung, dan menyadari bahwa kisah mereka adalah cerita yang sedang dimainkan. Dalam ruang sakral yang tenang, sesuatu yang indah terjadi antara aktor dan penonton, mereka terhubung, dan dalam keterkaitannya dengan orang-orang asing itulah mereka temukan sendiri kemanusiaan mereka sendiri, dan juga kemanusiaan orang lain."

Penggambaran pertamanya adalah Maryam, seorang Pakistan yang bermigrasi dari London ke Chicago dimana ia mendesain baju pernikahan yang bergaya untuk klien Pakistannya. Mempersiapkan chai coklat menceritakan bagaimana dia, mendorong kereta makanan sementara dalam perjalanan ke sebuah pesta pernikahan teman, seorang yang lewat menghina pakaiannya dan dibuat komentar kasar "Kalian Arab semuanya teroris. Kembali ke Afghanistan! "

Maryam menjawab, "Kamu tahu bagaimana diperlakukan seolah-olah Anda dan anak-anak anda bukan manusia? Saya tahu." Maryam dan yang lainnya dalam "Unveiled" menemukan kekuatan batin mereka dengan percaya diri.

Sebagai Noor, seorang pengacara Maroko-Amerika yang memakai kerudung, Rohina berbicara dengan seorang klien, korban pemerkosaan yang enggan untuk menuntut penyerangnya dia. Noor menjelaskan mengapa kadang-kadang diam itu sendiri adalah sebuah kejahatan dan terus membagi cerita tentang seorang pelamar yang menjadi seorang Muslim karena sebuah jeruk.

Rohina kemudian berubah menjadi Inez, ibu Afrika-Amerika dari empat anak yang dibesarkan di selatan dan tinggal di Manhattan. Dia masuk Islam dan siap pakai yang hijab. Selama serangan 9 / 11, dia merasa malu karena menurut pada tekanan publik untuk mebuka jilbabnya. "Saya berlari untuk hidup saya dan bayi saya. Saya merasa seperti seorang pengecut. Saya tetap meminta Allah untuk mengampuni saya karena menjadi lemah," katanya.

Sebagai Shabana, Rohina menggambarkan artis hip-hop berpakaian hitam, jaket berkerudung dan celana jeans longgar. Dengan mikrofon di tangan, ia bermain di hadapan sebuah keramaian dalam sebuah klub malam London ( "Saya mewakili Islam / Hormatilah / saya memakai hijab / Jangan lupakan. / Anda menatap. Anda melihat. / Jangan tidak menghormatinya.") dan menjelaskan kepercayaannya yang berakar dalam pada sebuah wawancara majalah. Pada akhir cerita, ada kisah mengenai Shabana dan ibunya yang terobsesi.

Rohina juga muncul sebagai Layla, satu dekade-panjang transplantasi dari Timur Tengah kini bekerja sebagai pramusaji di sebuah restoran di Chicago. Dia memasak shay bil maramiya (sejenis teh), bercerita mengenai tinggal di New York pada peristiwa mengerikan 9 / 11 ketika dia pertama kali mengerti arti kata "mengepung" dan konsekuensi yang tragis yang dialami saudaranya, Kareem, karena itu pelatihan medis nya, langsung pergi ke menara yang diserang itu untuk menawarkan bantuan.

"Unveiled", diarahkan oleh Ann Filmer, menawarkan pengalaman teater yang provokatif, perseptif dan menginspirasi.

Rohina memainkan cerita-cerita perempuan Islam dengan cara membuat jalan mereka diantara dunia pasca 9/11. Berpakaian sesuai dengan aturan hijab, mereka adalah perempuan yang dilihat dengan kecurigaan (atau lebih parah) lebih sering daripada tidak.

Selain mengubah stereotipe kehidupan wanita berkerudung sebagai tanda wanita yang tertekan, Rohina menghapus kesalahpahaman bahwa Islam memiliki aspek yang seragam. Menurutnya wanita Islam bervariasi dan berbeda-beda dan tidak sama seperti perempuan Yahudi atau Kristen atau Budha.

Kelebihan Unveiled adalah kebiasaannya: kefanatikan ada di sekeliling kita semua, setiap hari. Anda dapat menemukannya di pernikahan, di ruang kelas dan kafe. Melihat dalam semua banalitas adalah  langkah pertama untuk memerangi itu. Unveiled akan membantu buka mata. Rohina telah menciptakan karakter yang hidup dalam situasi menarik. Sebelumnya, sebuah fesival seni Islam digelar di kota New York dan berhasil mendapatkan antusiasme yang cukup besar. (iw/it/ex)  www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version