View Full Version
Selasa, 09 Dec 2014

Takaful Masuk 'ICU' Aseng & Asing: Setelah Bank Muamalat, Giliran Asuransi Takaful dilego

JAKARTA (voa-islam.com) - Asuransi Takaful Umum (ATU) anak perusahaan Syarikat Takaful Indonesia (STI) diperkirakan segera masuk dalam pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bahkan bukan tidak mungkin masuk dalam perusahaan beku kegiatan operasi (BKO).

Ini akan terjadi karena pihak STI dan Syarikat Takaful Malaysia, Berhad (STMB) tidak bersedia melakukan penambahan modal perusahaan. Demikian disampaikan salah seorang eksekutif Asuransi Takaful Umum berinisial IF kepada sharia.co.id. Alih-alih menambah modal STMB justru berniat melego STI sebagaimana diberitakan sharia.co.idsebelumnya. STMB adalah pemegang 56% saham STI.

Lebih lanjut IF mengungkapkan bahwa saat ini kondisi ATU terus memburuk. Selain premi yang tidak tumbuh, Solvabilitas dana tabarru’ (RBC) perusahaan juga di bawah ketentuan OJK. Sebagaimana diketahui, menurut ketentuan OJK RBC asuransi syariah minimal 30%, sementara menurut data Infobank per Desember 2013 RBC ATU tercatat hanya 33%.
Salah seorang eksekutif di pialang asuransi yang selama ini bekerjasama dengan ATU untuk penutupan asuransi di bank syariah, mengungkapkan bahwa sejak tahun 2011 setiap kali diminta laporan keuangan oleh pihak bank syariah bersangkutan, ATU selalu mencantumkan angka RBC 120% (ketika itu RBC minimal 120%).

“Ini mencurigakan, bagaimana mungkin RBC selalu pas 120%”, demikian komentar sumber sharia.co.id tersebut. “Saat ini hampir dapat dipastikan angkanya sudah dibawah ketentuan”, lanjutnya.

Berdasarkan data yang diperoleh hingga akhir Nopember 2014 ATU membukukan kerugian bersih 8 miliar rupiah.

Asuransi Takaful Keluarga (ATK) semakin tertinggal dari para pesaingnya. Jangan bandingkan ATK yang cuma membukukan premi 200 miliar rupiah dengan Prudensial yang punya 25 triliun. Itupun 80% premi berasal dari Bank Muamalat.

Asuransi Takaful Umum (ATU) lebih buruk lagi. Premi tidak tumbuh bahkan akhir tahun ini diperkirakan mengalami bleeding.

Yang menyebalkan, dengan kondisi demikian STMB hanya mau menjual STI dengan nilai 2x book value.

Tapi yang menyesakkan dengan book value hanya 120 miiar rupiah (RM 25 juta), amat sulit mencari investor muslim lokal yang bersedia. Haruskah Takaful jatuh ke tangan Asing atau Aseng. [azzam/sharia/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version