JAKARTA (voa-islam.com) - Berhembus kasak kusus dan desas desus Masjid Istiqlal akan dipindahkan? Apa dasarnya, benarkah kabar tersebut?
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun situs pribuminews.com, pasca pertemuan kerjasama bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye pada Desember 2014 lalu, terkait revitalisasi sungai-sungai di Jakarta.
Dimana dalam hal ini, salah satu sungai di Jakarta yang dijadikan pemodelan dalam mega proyek adalah Sungai Ciliwung, dimulai dari arah Pintu Air Manggarai hingga Masjid Istiqlal.
Rencana revitalisasi yang menjadikan Masjid Istiqlal sebagai bagian garapan mega proyek tersebut menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Terutama setelah tersebar kabar tentang akan dibongkarnya Masjid Istiqlal untuk dijadikan pusat wisata air.
Kabar tersebut bukannya tanpa dasar, Redaksi PRIBUMINEWS menerima salinan draft surat yang ditujukan kepada Ketua DPR RI dan Ketua DPRD DKI untuk membatalkan proyek yang sedang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas PU DKI.
Juga untuk membatalkan pembebasan tanah dan bangunan yang mana Masjid Istiqlal termasuk didalamnya. Melihat urgensitas hal ini, karena menyangkut masa depan umat Islam di Indonesia. Dimana Masjid Istiqlal merupakan simbol penting bagi masyarakat Islam Indonesia bahkan dunia, PRIBUMINEWS coba menggali lebih dalam kebenaran kabar tersebut.
Saat kami tanyakan hal itu kepada Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Subandi, di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Senin (13/4), beliau menjawab: “Pindahin dari mana? Enggak betul itu.” Subandi menjelaskan, rencana pemerintah dalam melakukan revitalisasi tersebut semata-mata bertujuan untuk membuat Sungai Ciliwung lebih bersih dan enak dilihat, layaknya seperti Sungai Hangang di Korea Selatan yang terkenal dengan kebersihan dan keindahannya, sehingga dijadikan sebagai model rujukan dalam pelaksanaan proyek ini.
Menurutnya, proyek pemerintah tersebut harus didukung oleh segenap masyarakat ibukota di Jakarta. Karena Masjid Istiqlal ini dianggap mempunyai nilai jual yang tinggi dalam hal pariwisata.
Masjid Istiqlal merupakan salah satu bangunan masjid tersohor yang banyak dikunjungi wisatawan sebagai salah satu tempat wisata di ibukota. Menurutnya, dengan dilakukannya revitalisasi tersebut akan semakin meningkatkan daya kunjung wisatawan dari berbagai daerah, khususnya dari luar negeri.
Oleh sebab itu, pihaknya sangat mendukung revitalisasi tersebut lantaran hal ini merupakan peluang besar untuk mengembangkan pariwisata Masjid Istiqlal yang diharapkan; pasca revitalisasi Masjid Istiqlal akan makin dikenal masyarakat dunia. Dan dalam rencana, Sungai Ciliwung yang terhubung dengan Masjid Istiqlal tersebut akan dirancang dengan pola menarik dan berpotensi menjadi pusat wisata air.
Isu pembongkaran Masjid Istiqlal tersebut semakin nyata, saat Subandi ditanya tentang tempat yang akan dijadikan sebagai pusat dari wisata air di ibukota adalah Masjid Istiqlal. Akan tetapi sekali lagi Subandi berkilah saat ditanya tentang pembongkaran Masjid Istiqlal; “Yang bener adalah renovasi sungai ciliwung, dibuat seperti sungai Hangang.” Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal ini menjelaskan bahwa Sungai Ciliwung ini kelak mampu menciptakan iklim yang kondusif bagi wisatawan.
Pasalnya, pengunjung tidak hanya diajak untuk menikmati pemandangan wisata air saja di sekitar Ciliwung, namun juga akan dibangun gedung pusat pembelajaran (education centre). Sehingga, pengunjung dapat singgah sejenak untuk mengetahui seluk-beluk terkait proses pengelolaan air di sekitar Sungai Ciliwung tersebut.
Yang mencurigakan adalah lokasi yang rencananya akan digunakan untuk membangun gedung education centre ini terletak di sebuah lapangan yang posisinya persis di pinggiran sekitar Sungai Ciliwung.
Yang mencurigakan adalah lokasi yang rencananya akan digunakan untuk membangun gedung education centre ini terletak di sebuah lapangan yang posisinya persis di pinggiran sekitar Sungai Ciliwung. Berdasarkan kondisi tersebut, Subandi menyatakan akan ada perpindahan fungsi area lapangan tersebut, yang kemudian masuk ke dalam wilayah Masjid Istiqlal.
Subandi dan pihaknya mengaku tidak merasa keberatan dengan hal ini. Pasalnya, pergeseran lapangan tersebut nantinya akan dimanfaatkan dalam proses belajar-mengajar yang berada di lingkungan Masjid Istiqlal.
Akan tetapi, jika dicermati baik-baik pemindahan fungsi area lapangan ini cukup mencurigakan. Kenapa revitalisasi Sungai Ciliwung justru menjadikan fungsi area di sekitar Masjid Istiqlal menjadi berubah.
Jangan-jangan tujuan inti dari proyek revitalisasi ini adalah untuk menjadikan Masjid Istiqlal yang merupakan tempat beribadah, menjadi tempat pariwisata air? Saat didesak lebih dalam, Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal ini menjawab diplomatis: “Ini kan mesjid negara, ada keppresnya, ketuanya aja langsung Menteri Agama. Jadi, enggak mungkin dipindahin.”
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Iskandar, membantah isu yang menyebut bahwa Masjid Istiqlal akan dibongkar lantaran proyek revitalisasi Sungai Ciliwung yang hendak menjadikan lokasi masjid tersebut sebagai pusat wisata air.
Menurut Iskandar isu tersebut tidak benar. Walaupun begitu ia menyatakan bahwa institusi yang dipimpinnya tidak ikut terlibat dalam proyek dengan Negara Korea Selatan tersebut. Jadi apapun yang terjadi nantinya dengan Masjid Istiqlal, adalah diluar tanggungjawabnya.
Iskandar mengaku, bahwa pihaknya hanya terlibat dalam program JEDI (Jakarta Emergency Dredging Initiative) yang programnya dibiayai penuh oleh Bank Dunia. Adapun program JEDI ini dilaksanakan dalam kegiatan normalisasi sungai, yakni berupa pengerukan dan penataan Sungai Ciliwung Lama.
“Itu sudah kita lakukan normalisasi melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane dan sudah kita selesaikan sepanjang 8,5 km,” ujar Iskandar saat ditemui di Kantor BPDAS Ciliwung Cisadane, Jakarta Timur, Rabu (15/4).
Iskandar menambahkan, proyek ini sepenuhnya dikelola oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya. Pasalnya, proyek ini merupakan tanggung jawab Menteri Siti Nurbaya yang diinstruksikan secara langsung oleh presiden.
Sementara itu, keberadaan pihak balai dalam pelaksanaan proyek ini hanya sebagai pendukung dalam kebutuhan-kebutuhan tertentu saja. “Kita hanya menjadi support di dalam kondisi-kondisi yang dibutuhkan,” imbuh Iskandar.
Selain itu, dia menjelaskan bahwa bagian wilayah yang dimanfaatkan dari Masjid Istiqlal, hanyalah sisi timur yang merupakan halaman dari Masjid Istiqlal itu sendiri. Menurut sepengetahuannya, sisi timur tersebut akan dimanfaatkan sebagai lokasi treatment (penjernihan) air yang berasal dari hilir Ciliwung.
Jadi kalau terjadi pembongkaran pun, yang akan dibongkar nantinya hanya sisi timur dari wilayah masjid tersebut. Iskandar menegaskan, hanya kawasan sisi timur Masjid Istiqlal yang dimanfaatkan, tidak lebih. “Masjid Istiqlal nanti tuh bersih, jadi seperti ada bangunan untuk treatmentnya, untuk dikembalikannya, di sisi timurnya Istiqlal,” ujar Iskandar menjelaskan alasan pembongkaran. [ANN/ABP/Pribuminews/adivammar]