View Full Version
Rabu, 03 Feb 2016

Video: Usia Setengah Abad, Masjid Jogokariyan Konsisten Bangun Dakwah dan Islamic Center

Yogyakarta (voa-islam.com) - Awal 2016 menandai usia setengah abad Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. Perjalanan panjang telah dilalui dalam dakwah Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta ini, Minggu (31/1) kemarin.

Dikatakan oleh ketua panitia Setengah Abad Masjid Jogokariyan, Ust. Salim A Fillah, ungkapan tersebut menggambarkan perjuangan para perintis dakwah di Kampung Jogokariyan dalam membangun masjid tidak sebatas sebagai tempat ritual ibadah semata, namun juga menjadi bagian dari transformasi sosial di Kampung Jogokariyan.

"Awalnya Jogokariyan merupakan sebuah kampung komunis di mana LEKRA berani mementaskan ketoprak 'Patine Gusti Allah' di dalamnya, namun berkat kegigihan para perintis dakwah, kampung Jogokariyan telah bertransformasi menjadi kampung Islami atau Darussalam" Jelas Ust. Salim ketika membuka acara peringatan 50 tahun Masjid Jogokariyan yang diselenggarakan di Plasa Masjid Jogjokaryan, hari Minggu (31/1) pagi.

Sejarah 50 Tahun Masjid Jogokariyan.

Masjid Jogokariyan sendiri mulai dibangun pada bulan September 1966 di sebuah kampung yang saat itu terkenal sebagai basis komunis, namun dalam perjalanannya, Masjid Jogokariyan mampu mentranformasikan stigma kampung kiri menjadi kampung islami melalui pendekatan sosio-kultural.

Ditambahkan oleh Ketua Takmir Masjid Jogokariyan, Ust. Jazir ASP, Keberadaan Masjid Jogokariyan juga mampu mentransformasikan diri sebagai sebuah institusi yang menyatukan kaum muslimin dari berbagai pemahaman "Masjid Jogokariyan mampu membuktikan diri sebagai institusi yang tak mendikotomi identitas seseorang sebagai muslim, warga negara indonesia yang patriotik, sekaligus menjunjung akar budayanya sebagai orang Jawa" tutur Ustadz yang juga budayawan tersebut.

Meresmikan Islamic Center

Dalam peringatan setengah abadnya ini, Masjid Jogokariyan juga meresmikan Islamic Center yang diharapkan mampu memperkaya kegiatan dakwah serta pendidikan, Rumah Tahfizh Masjid Jogokariyan, serta penandantangan MoU antara Masjid Jogokariyan dan Yayasan Dana Sosial Al Falah dalam program pembangunan air bersih di Kabupaten Kulonprogo dan berbagai daerah lainnya.

Apa yang dilakukan oleh Masjid Jogokariyan tersebut, diapresiasi oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin sebagai suatu bentuk benteng terhadap radikalisme agama yang marak belakangan ini. Dikatakan oleh Lukman Saifudin dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof Dr H. Mahasin, Masjid seharusnya menjadi pusat bersemainya semangat beragama yang rahmatan lil alamin, bukan justru menumbuhkan bibit-biobit radikalisme

"Perlu beberapa langkah dalam membentengi masjid dari radikalisme seperti meemakmurkan masjid dengan aktifitas yang produktif, menumbuhkan kreatifitas pengurus masjid untuk melakukan kegiatan yang melibatkan publik, serta melaksanakan standar pembinaan sesuai dengan Islam yang rahmatan lil alamin" demikian ungkap Menteri Agama dalam sambutan tertulisnya tersebut.

Sementara itu, Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti berharap peringatan 50 tahun Masjid Jogokariyan harus dijadikan sebagai evaluasi dari apa yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh Masjid Jogjokaryan.

"Masjid Jogokariyan merupakan contoh dari sinergitas yang baik antara dakwah dan kegiatan kemasyarakatan. Masjid tidak hanya menjadi temapt ibadah, namun juga pusat kegiatan sosial dan budaya di Kampung Jogokariyan. Semoga sinergitas ini terus terbangun dan menjadi sumber inspirasi bagi takmir masjid lain di Yogyakarta" kata Walikota.

Bupati Kulon Progo, Dr. Hasto Wardoyo SP(OG)K yang turut menghadiri acara pembukaan Islamic Center Masjid Jogokariyan menyatakan apresiasi luar biasa pada masjid ini, "Kedatangan kami atas nama warga Kulon Progo, kami sangat apresiasi dan berterimakasih atas bantuan Masjid Jogokariyan yang mendonasikan Rp.2,5 milyar untuk pembangunan fasilitas air bersih di Kabupaten Kulon Progo" ujarnya kepada Voa-islam.com.

Bupati Kulonprogo yang baru saja mendapat gelar Bupati Terbaik Jawa Pos Award ini mengapresiasi gerakan kampanye kemanusiaan dalam bentuk nyata yang digencarkan Masjid Jogokariyan. Dia mengakui jika daerah terpencil seperti Kulonprogo, di Kecamatan Samigaluh dan Kokap, saat musim kering bahkan hujan, selalu kekurangan air bersih karena di dataran tinggi tandus."Kalau semua masjid seperti Jogokariyan mungkin pemerintah daerah nggak perlu kerja lagi," ujarnya sambil bercanda. [ams/jogjakotaGov/adivammar]


latestnews

View Full Version