View Full Version
Selasa, 02 Aug 2016

Meraup Berkah dari Hotel Syariah

SOLO (voa-islam.com)--Hotel berkonsep syariah marak di kota Solo, Jawa Tengah. Para pengusaha mengaku lebih mengedepankan sisi keberkahan dari pada keuntungan.

Hal itu dibuktikan dengan keberanian para pengusaha hotel syariah untuk ‘mengusir’ yang terindikasi hendak melakukan perzinaan dan  kemaksiatan lainnya di dalam kamar hotel.

Tantowi, owner Zaen Hotel Syariah mengaku menjalankan roda bisnis hotel syariah akhir 2013 lalu. Konsep hotel sayriah dipilih Tantowi karena pihak keluarga besarnya yang merupakan tokoh Ponpes Takmirul Islam dan Al Muaayyad sejak dahulu melarang anggota keluarga untuk menjalankan bisnis hotel. Sebab, hotel rawan digunakan untuk berbuat zina. Menurut keluarga besarnya, jika terjadi perzinaan di dalam hotel pemilik hotel juga menanggung dosanya.

“Awalnya ditolak keluarga besar waktu saya sampaikan mau buka hotel. Tapi setelah saya terapkan konsep Syariah kelurga mendukung,” katanya.

Tantowi mengatakan, kata syariah pada nama hotelnya bukan sekadar label. Hal itu dibuktikan dengan melakukan seleksi ketat kepada tamu hotel yang akan menginap. Ia mewajibkan tamu yang membawa teman lawan jenis menunjukan KTP, buku nikah atau foto pernikahan. Hal tersebut juga berlaku bagi tamu hotel non muslim. Tak jarang pasangan yang bukan muhrim marah saat hendak menginap.

“Kalau itu pasangan tidak resmi kami tolak. Kalau terlanjur masuk dan kemudian memasukan teman yang bukan muhrim, atau membawa minum minuman keras atau narkoba ya kami usir dan uangnya kami kembalikan,” katanya.

Ujian pun melanda,  selama dua tahun tingkat okupansi Zaen Hotel Syariah hanya mencapai 20 persen. Godaan untuk menerima tamu yang bukan muhrim dan terindikasi hendak berzina mengalir deras. Namun Tantowi sabar menghadapi hal itu dan meyakini bahwa ikhtiarnya menerapkan syariah dalam bisnis perhotelan akan menuai berkah.

“Yang kita cari bukan sekadar keuntungan, tapi cari yang berkah. Buat apa untung banyak  tapi tidak berkah sama sekali bahkan haram,” imbuhnya.

Kesabaran dan keistiqamahan untuk berpegang pada syariah ternyata mebuahkan hasil. Zaen Hotel Syariah mulai diminati. Tingkat okupansi naik setelah tahun ke dua antara 50 persen hingga 60 persen.

Tak hanya umat muslim, non muslim juga kerap menginap di hotel itu. Bahkan umat muslim Malaysia yang berkunjung ke Solo dan sekitarnya kerap menginap di Zaen Hotel Syariah.  “Prospek hotel syariah akan semakin bagus, sebab masyarakat saat ini mencari hotel yang bebas dari maksiat,” katanya.

Hal itu terbukti pula saat Tantowi mendirikan hotel syariah pertama di Jogjakarta. Pertama dibuka tingkat okupansi langsung mencapai 80 persen.* [Aan/Syaf/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version