JAKARTA (voa-islam.com)- Pakar Keamanan Cyber asal Lembaga Riset CISSReC, Pratama Persadha membuat Indonesia menjadi sasaran empuk serangan dunia maya. Kisaran pengguna internet di Indonesia sendiri telah memasuki angka 34,9 persen, atau sekitar 88,1 juta.
Tak heran, menurut dia ambisi pemerintah mengimplementasikan e-government bisa terancam. Terancam dalam artian, data seluruh rakyat Indonesia yang terintegrasi bisa dibobol.
"2014,di Indonesia diperkirakan ada sekitar 4 ribu serangan ransomware, dimana dalam kondisi ini pemerintah ingin segera mengimplementasikan e-government," tutur dia dalam diskusi ‘Badan Cyber Nasional Penjaga Kedaulatan Cyber NKRI’, beberapa waktu lalu di Jakarta, seperti yang dikutip dari Republika.
Atas dasar ini, ia meminta pemerintah segera membentuk Badan Cyber Nasional. Bahkan, sepatutnya rencana itu harus segera dilaksanakan pemerintah tahun ini.
Untuk program dan dana, bisa mengintegrasikan anggaran 'cyber' yang ada di tiap kementerian. Meski sebenarnya, program cyber force sudah ada di beberapa kementerian seperti Kementerian Pertahanan, Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan serta Kementerian Komunikasi dan Informasi.
Namun, menurutnya, satt ini belum terintegrasi dengan baik. "Lebih baik telat daripada tidak, karena kalau diprogramkan 2016 maka anggaran dan pembentukannya bisa terjadi di 2017," ucap dia.
Ia,lanjutya, memberikan contoh, Estonia, yang ia katakana pernah lumpuh akibat diserang oleh peretas (hacker). Akibatnya negara itu pernah lumpuh total akibat listrik, lalu lintas, perbankan dan sistem pemerintah yang sudah terintegrasi lewat e-goverment mati total. (Robigusta Suryanto/voa-islam.com)