JAKARTA (voa-islam.com) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengajak Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) untuk terus mengembangkan bisnisnya khususnya di wilayah Indonesia timur. Menurut Rudiantara internet lambat harus ditinggalkan karena adanya pemerataan pelayanan akses internet di seluruh Tanah Air yang menjadi prioritas pemerintah.
"Salah satu infrastruktur yang kita bangun adalah jaringan telekomunikasi di seluruh tanah Air, target kita internet lemot harus kita tinggalkan, apalagi di Indonesia timur, jika sudah seperti itu maka kedepannya harus ada pemerataan pelayanan akses," kata Rudiantara dalam paparannya dengan tema Strategi Bisnis dalam Era Digital pada perayaan ulang tahun Asosiasi Emiten Indonesia ke-30 tahun di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (13/12), dikutip dari keterangan tertulis.
Rudiantara menyampaikan kepada anggota AEI yang hadir agar terus mengembangkan bisnisnya di wilayah Indonesia timur untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Salah satu caranya melalui program pemanfaatan pelayanan internet dari pemerintah.
"Jadi kalau teman-teman di sini dan juga perusahaan-perusahaan lain yang bisnisnya di daerah tersebut, enggak usah takut lagi enggak ada kecepatan tinggi, di timur kita sudah targetkan selesai pertengahan 2019," kata Rudiantara.
Rudiantara mengatakan akses internet di beberapa wilayah yang masih rendah dirasa tidak berkeadilan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ia membandingkan pelayanan internet di beberapa wilayah di Indonesia timur yang dinilai berbanding jauh dengan fasilitas di daerah lainnya.
"Kita yang di ruangan ini menggunakan 4G dengan kapasitas 7 Mbps, tapi saudara kita yang di timur, yang di Papua yang di Maluku hanya menggunakan 300 Kbps, satu per 23 kali dari kita yang di wilayah Indonesia Barat. Selain itu, biayanya dua kali lebih mahal, ini enggak bagus sebenarnya," kata Rudiantara.
Rudiantara mengatakan wilayah Indonesia timur saat ini menjadi prioritas pemerintah melalui Kemenkominfo dalam memberikan infrastruktur internet yang sama dengan wilayah Indonesia Barat. Bahkan targetnya 514 kota/kabupaten se-Indonesia sudah terhubung fasilitas tersebut.
"Jadi kita buatkan program yang namanya Palapa Ring, targetnya 514 kota/kabupaten di Indonesia pada pertengahan tahun 2019 semuanya sudah harus terhubung jaringan tulang punggung backbone atau koneksi berkecepatan tinggi," kata Rudiantara menjelaskan. [rol/syahid/voa-islam.com]