Di bawah pengaruh dan perkembangan Islam, bahasa Arab menyumbang 40-60 persen kosakata untuk berbagai bahasa di dunia hingga berpengaruh pada tata bahasa, ilmu nahu, dan kesusastraan.
Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Departemen Agama, Prof Dr Machasin, di Medan, Selasa (13/10), mengatakan, bahasa Arab mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan Muslim di berbagai belahan dunia.
"Bahasa Arab mempengaruhi bahasa Persia, Turki, Urdu, Melayu, Hausa, dan Sawaili. Artinya di bawah pengaruh Islam, kosakata bahasa Arab banyak dipakai dalam berbagai bahasa di dunia," katanya pada seminar internasional "Bahasa Arab Dalam Perpektif Sosial Budaya".
Ia mengatakan, dewasa ini bahasa Arab merupakan bahasa daerah sekitar 150 juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara yang merupakan 22 negara yang menjadi anggota liga negara-negara Arab.
Bahasa Arab juga merupakan bahasa agama untuk lebih dari satu miliar umat Muslim di seluruh dunia, yang diucapkan dalam ibadah sehari-hari.
Bahasa ini juga merupakan bahasa hukum Islam yang mendominasi kehidupan semua Muslim dan digunakan sebagai bahasa kebudayaan Islam yang diajarkan di ribuan sekolah di luar dunia Arab.
"Dari Senegal sampai Filipina, bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan, pemikiran di bidang sejarah, etika hukum dan fiqih serta kajian kitab," katanya.
Didukung dengan beberapa doktrin ajaran dalam Islam, bahasa Arab terus memengaruhi masyarakat Muslim di berbagai tempat. Misalnya, doktrin bahwa Al Quran harus ditulis dan dibaca dalam bahasa aslinya, yakni bahasa Arab.
Hal ini berbeda dengan kitab suci lain yang justru harus diterjemahkan ke berbagai bahasa tanpa menyertakan teks aslinya. Doktrin pendukung lainnya adalah berbagai ucapan ritual ibadah yang hanya dianggap sah jika dilakukan dalam bahasa Arab.
Doktrin-doktrin seperti ini telah memacu motivasi masyarakat Muslim untuk mempelajari dan menguasai bahasa Arab sejak dini agar kelak menjadi Muslim yang baik.
Fakta Bahasa Arab Mendominasi Dunia Dikomentari Sinis
Kami memperoleh berita dari situs online Kompas, berita aslinya dapat dilihat disini kompas-online. Fakta terlihat bahwa di Indonesia sendiri yang berpenduduk muslim terbesar di dunia masih bisa dilecehkan oleh para kometator news tersebut.
Sinisme nampak jelas terlihat manakala berita yang mengangkat kemajuan peradaban Islam akan dikomentari dengan bahasa yang cenderung 'kotor'.
coba lihat komentator tak bertanggungjawab ini bisa lolos admin kompas.com :
cina murtad @ Rabu, 14 Oktober 2009 | 16:13 WIB
"bisa bilang 40% itu buktinya apa yah? kalau cuma kosakata sih bahasa latin jauh lebih banyak, bisa sampai 80%. tapi kalau dibilang 40% bhs arab dan sisanya bukan, berarti sisanya itu 60% bahasa lain? itu sih ngawur abis. yang paling banyak berpengaruh itu budaya semitik, jauh sebelum arab. bahasa yang sekarang masih paling banyak dipakai bahasa inggris. gak mungkin bahasa arab sumbang 40% trus inggris lebih dr 40%, sisanya bahasa lain di dunia? overrated tuh."
Inilah yang terjadi jika Islam tak mampu diadopsi oleh mayoritas penduduk Indonesia. Islam dilabeli dengan image yang konservatif dan kemudian dibenturkan dengan budaya barat sehingga begitu 'deras' resistensi penduduk yang terlanjur sekuler karena budaya dan pengkondisian oleh media yang didominasi oleh arus kaplitalis liberal. Hal ini dianggap wajar karena memang telah terjadi bertahun-tahun dan ternyata 60% penduduk kita adalah remaja usia belasan hingga mid-twenty yang cenderung western minded.
Kini saatnya lembaga islam maupun ormas-ormas islam lebih pro-aktif mengawal jalannya media cetak, online maupun televisi dan melakukan fungsi check and balances atas serangan arus sekuler yang sporadis. (rojul/voa-islam.com)