Ketika kita membuka salah satu buku nahwu yang dikarang para ulama salaf, secara umumnya kita mendapati mereka tidak memberi contoh kecuali dengan kata: dharaba- yadhribu- idhrib yang artinya "memukul...!"
Ini menunjukkan seolah-olah kata-kata kerja toleransi, memberi maaf, dan menahan diri telah dihapuskan dari kamus-kamus mereka sebagaimana dihapus dari syariah yang suci ! maksudnya terhadap kaum musyrikin.
Imam al-Suyuthi rahimahullah berkata: Allah Ta'alaa berfirman : (kemudian bunuhlah orang-orang musyrikin di mana saja kamu menemukan mereka): Ini adalah ayat pedang yang memansukhkan ayat-ayat kemaafan, pengampunan, pengampunan, toleransi, dan damai. [Al-Iklil Fii Istinbathit Tanzil hal: 138].
Dan perbuatan para ulama nahwu ini memberikan kesan mendalam pada para pengkaji dalam hati mereka. tidak diragukan lagi ..
Jika kita kembali ke ringkasan ilmu nahwu yang paling mudah, yang merupakan matan yang paling banyak tersebar diantara para pencari ilmu, seperti matan Ajrumiyah misalnya, yang dikarang oleh Imam Muhammad bin Muhammad bin Manshur bin Dawud As-Shonhaji An-Nahwiy yang dikenal sebagai Ibnu Ajroum wafat: 723 H, untuk menunjukkan apa yang kami katakan sebelumnya, kita menemukan hal berikut:
Beliau berKata dalam bab: Kata kerja "
Kata kerja : ada tiga macam madhi ( lampau) mudhari' (sekarang) dan amr ( perintah ) seperti : dharaba, yadhribu, idhrib . yang artinya memukul.
Beliau berkata dalam "bab ": Al-Fa'il" ( subjek): Al-Fa'il adalah: kata benda yang marfu' yang disebutkan kata kerja sebelumnya, ada dua jenis, kata benda yang nyata dan dhamir ( kata ganti )....Al-Fa'il kata ganti : ada dua belas : dharabtu (saya memukul), dharabnaa (kami memukul), dharabta (kamu laki memukul ), dharabti( kamu perempuan memukul, dharabtuma, dharabtum, dharatunna, dharaba, dharabat, dharabaa, dharabataa, dharabuu, dharabna.
Dan selanjutnya; Jika kita meminta siswa yang belajar nahwu untuk menyusun kata-kata diatas semuanya dalam kalimat nya sendiri tentu dia telah lulus sebagai seorang teroris dari model salafi jihadi.
Seandainya para tirani dan ekor-ekor mereka (amerika dan sekutunya) mengetahui hal ini niscaya mereka akan menyita seluruh kitab-kitab nahwu yang ada diperpustakaan, dengan hujah bahwa kitab-kitab tersebut mengajarkan kita untuk memerangi kaum musyrikin, dan memukul mereka dinegeri mereka sendiri.
Penulis: Hammam Abu Bakar bin Abdul Aziz, Al-Atsari
1431 H 2009
sumber: http://www.tawhed.ws/r?i=16011023