View Full Version
Sabtu, 30 Jan 2010

Kiat Menjaga Ukhuwah Imaniyah (1)

Islam sangat memperhatikan masalah ukhuwah yang didasari keimanan, bahkan kedudukannya melebihi ukhuwah yang didasari nasab, karena ukhuwah islamiyah merupakan salah satu kenikmatan terbesar yang diberikan Allah kepada kita sebagaimana dalam firmannya:


وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (103)

Artinya: 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.


Ayat diatas menunjukkan bahwa ukhuwah imaniyah merupakan kenikmatan yang diberikan Allah Ta'alaa kepada kita, bukan sesuatu yang kita usahakan sendiri. Bahkan berapapun kekayaan yang kita belanjakan untuk menyatukan kaum mukminin, nisacaya kita tidak akan mampu mewujudkannya sebagaimana firman Allah Ta'alaa :


وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (63)

Artinya: 63. Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622]. walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana.

Ayat diatas menunjukkan bahwa ukhuwah imaniyah adalah sesuatu yang sangat mahal tidak ternilai harganya, sehingga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pertama kali yang beliau lakukan ketika berhijrah ke Madinah adalah mempersatukan ukhuwah imaniyah penduduknya.


Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam hijrah ke Medinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang.

Oleh itu wahai saudaraku seiman, marilah kita syukuri kenikmatan Allah yang sangat besar ini dengan berusaha menjaganya serta tidak mengorbankannya dengan apapun kesenangan dunia maupun kepentingan pribadi sesaat, karena manfaat ukhuwah imaniyah akan berterusan hingga manusia masuk kedalam surga, berbeda dengan ukhuwah nasab yang hanya berlangsung didunia saja.

Diantara sarana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk mempererat ukhuwah imaniyah adalah seperti yang beliau sabdakan dalam hadits yang mulia:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: ( hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam . beliau ditanya : apa saja Ya Rasulullah ? beliau menjawab: apabila kamu bertemu dengannya ucapkanlah salam, apabila dia mengundangmu maka penuhilah, apabila dia meminta nasihatmu, maka nasihatilah, apabila dia bersin lalu mengucapkan hamdalah maka doakanlah, apabila dia sakit maka jenguklah, dan apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya) HR Muslim.

Hadits diatas menjelaskan kepada kita beberapa sarana yang dapat mempererat tali ukhuwah imaniyah.

Imam Shon'ani dalam Subulus Salam mengatakan: yang dimaksud dengan " hak " diatas adalah perkara-perkara yang tidak pantas ditinggalkan, karena bisa wajib hukumnya maupun sunah muakkadah yang hampir seperti wajib, yang tidak pantas ditinggalkan.

Yang pertama: memberi salam ketika bertemu saudaranya, perkara ini hukumnya sunah menurut para ulama seperti dinukil oleh Ibnu Abdil Barr, namun menjawabnya wajib ain.

Allah Ta'alaa berfirman:


وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا (86)

Artinya: 86. Apabila kamu diberi ucapan salam dengan sesuatu ucapan salam, Maka balaslah ucapan salam itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa) Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.

Ayat diatas menunjukkan wajibnya menjawab salam, sunahnya menjawab dengan yang lebih baik dan sunahnya memberi salam.

Memberi dan menjawab salam dapat mendatangkan kasih sayang diantara orang yang beriman, apalagi jika kita mendalami maknanya.

Kata As-Salam merupakan salah satu nama Allah yang baik, jika kita mengucapkan salam seolah kita mengatakan anda dalam penjagaan Allah, yakni seperti kita berkata: Allah bersama anda atau menemani anda, atau berasal dari kata selamat yang artinya: semoga keselamat dari Allah selalu menyertai anda. Subulus salam Kitabul Adab.

Jika kita memahami makna diatas tentunya kita tidak akan mengganti-gantinya dengan ucapan-ucapan yang lain yang tidak diajarkan Nabi shallallahu alaihi wasallam, apalagi ucapan salam ini dapat memepersatukan kaum muslimin diseluruh dunia tidak memandang bangsa, suku, bahasa dan warna kulit.

Diantara adab salam adalah :


وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيُسَلِّمْ الصَّغِيرُ عَلَى الْكَبِيرِ وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِدِ وَالْقَلِيلُ عَلَى الْكَثِيرِ

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda : ( hendaklah yang kecil memberi salam kepada yang besar, dan yang lewat kepada yang duduk, dan yang kecil kepada yang banyak). HR Ahmad.
Adapun apabila sekumpulan orang melewati sekumpulan yang lain, maka cukup yang mengucapkan salam dan menjawabnya salah seorang dari mereka, yakni hukumnya fardhu kifayah. Sebagaimana dalam sebuah hadits:


وَعَنْ عَلِيٍّ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - { يُجْزِئُ عَنْ اَلْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ, وَيُجْزِئُ عَنْ اَلْجَمَاعَةِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ } رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالْبَيْهَقِيُّ (4)

Dari Ali radhiallahu anhu berkata: Rasulullah sahallallahu alaihi wasallam bersabda: ( cukup bagi sekumpulan orang apabila lewat untuk mengucapkan salam salah satu dari mereka, dan cukup bagi sekumpulan orang untuk menjawab salah seorang dari mereka) HR Ahmad dan Baihaqi dengan derajat Hasan.


Mengucapkan salam disunahkan kepada setiap orang yang kita kenal ataupun tidak berdasarkan hadits: ( bahwa sebaik-baik amalan adalah memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun tidak ) HR Bukhari dan Muslim.

Kecuali kepada yang sudah jelas non muslim kita dilarang memulainya sebagaimana dalam hadits:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَبْتَدِئُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى بِالسَّلَامِ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُمْ إِلَى أَضْيَقِهَا

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: (janganlah kalian mengucapkan salam terlebih dahulu kepada orang yahudi maupun nashrani, jika kalian menemui mereka dijalan, sempitkanlah jalan mereka) HR Ahmad.


Namun apabila mereka mengucapkan salam kepada kita maka kita menjawabnya sesuai dengan hadits:


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ الْيَهُودُ فَإِنَّمَا يَقُولُ أَحَدُهُمْ السَّامُ عَلَيْكَ فَقُلْ وَعَلَيْكَ

Dari Ibnu Umar radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: apabila orang yahudi memberi salam kepadamu, sebenarnya salah seorang mereka berkata : As Saamu alaikum ( racun atas kalian ) maka jawablah : Wa 'alaika) HR Bukhari.


Inilah diantara sarana yang dapat mempererat tali ukhuwah imaniyah yang kita diperintahkan untuk menyebarkannya, mudah-mudahan kita diberi kemudahan mengamalkannya.

InsyaAllah pada kesempatan lain kita akan melanjutkannya dengan poin kedua yaitu menjawab undangan saudara kita. Wallahu a'lam bishowab. [abu ro'idah/voa-islam.com]

Baca artikel terkait:


latestnews

View Full Version