Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke kota Madinah, Allah telah memerintahkan kepada beliau dan umatnya untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari (peristiwa Isra’ dan Mi’raj). Dalam melaksanakan shalat tersebut Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar dilakukan secara berjamaah, dan karena jamaah pada saat itu telah banyak, maka beliau kesulitan untuk mengumpulkan umatnya. Oleh karena itu Nabi Muhammad SAW bermusyawarah dengan para sahabat untuk mencari jalan keluar bagaimana cara termudah dan teringan dalam mengumpulkan muslimin di mesjid.
Waktu itu ada yang mengusulkan mengibarkan bendera, lainnya berpendapat dengan menyalakan api, ada juga yang mengusulkan dengan meniup terompet atau memukul genta (lonceng), sementara sahabat Sayyidina Umar bin Khatthab RA mengusulkan dengan seruan “Ash-sholaah!” dan Nabi SAW menyetujui saran yang terakhir, maka Nabi bersabda pada Bilal RA, “Hai Bilal, bangunlah, maka panggilah dengan: “Ash-sholaah!” Oleh sebab itu Bilal RA bila tiba waktu shalat berseru “Ash-sholaatu Jaami’ah, Ash-sholaatu Jaami’ah.”
Kemudian pada suatu malam sahabat Abdullah bin Zaid sedang di antara tidur dan terjaga, melihat seorang lelaki berpakaian serba hijau berkeliling di kanan dan kirinya dan tangannya membawa genta, sahabat Abdullah bin Zaid bertanya: ”Hai hamba Allah, apakah engkau hendak menjual genta itu?”
...ada yang mengusulkan mengibarkan bendera, lainnya berpendapat dengan menyalakan api, ada juga yang mengusulkan dengan meniup terompet atau memukul genta (lonceng), sementara Sayyidina Umar bin Khatthab RA mengusulkan dengan seruan “Ash-sholaah”...
Orang itu menyahut: “Apakah yang akan kau perbuat dengannya?”
Sahabat Abdullah menjawab: ”Akan kami pergunakan untuk memanggil shalat”.
Orang itu berkata, ” Maukah engkau saya perlihatkan kepada yang lebih baik dari pada itu?”
Sahabat Abdullah menjawab, ”Baiklah, coba tunjukkan!”
Orang itu berkata, ” berserulah engkau dengan ucapan: ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR (2x). ASY-HADU ALLA ILLAHA ILLALLAAH (2x). ASY-HADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH (2x). HAYYA’ALASH SHALAAH(2x). HAYYA’ALAL, FALAAH (2x). ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR (1x). LAA ILAAHA ILLALLAAH (1x).
Dan bila hendak berdiri shalat maka ucapkan: ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR (1x). ASY-HADU ALLA ILLAHA ILLALLAAH (1x). ASY-HADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH (1x). HAYYA’ALASH SHALAAH (1x). HAYYA’ALAL, FALAAH (1x). QAD QAAMATISH SHALAAH (2x). ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR (1x). LAA ILAAHA ILLALLAAH (1x).
Keesokan harinya sahabat Abdullah bin Zaid menghadap pada Nabi s.a.w dan mengaabarkan kepada beliau tentang mimpinya, setelah mendengar mimpinya itu beliau bersabda, bahwasannya mimpi itu benar, insya Allah.
...kemudian Bilal RA menmbahkan seruan ”ASH-SHOLAATU KHOIRUM MINAN NAUM.” Mendengar seruan ini Nabi SAW menetapkan kebaikannya, tetapi beliau tidak memperkenankan seruan ini di ucapkan tiap-tiap azan di waktu shalat selain waktu shalat subuh...
Sejak saat itu mulailah sahabat Bilal RA mengumandangkannya tiap waktu shalat tiba. Beberapa hari kemudian Bilal RA menmbahkan seruan ”ASH-SHOLAATU KHOIRUM MINAN NAUM.” Mendengar seruan ini Nabi SAW menetapkan kebaikannya, tetapi beliau tidak memperkenankan seruan ini di ucapkan tiap-tiap azan di waktu shalat selain waktu shalat subuh. [billy/voa-islam.com]