View Full Version
Rabu, 17 Feb 2010

Prinsip Islam (29) : Hari Penghimpunan, Penampakkan Amal, dan Hisab

Kedua, Al Hasyr (dikumpulkannya manusia di padang Mahsyar)

Kemudian manusia dikumpulkan pada hari kiamat dalam kondisi tidak beralas kaki, tidak berpakaian, dan belum disunat. Nash Al Qur'an dan Sunnah serta ijma' telah menyebutkannya dengan jelas.

Tentang hakikat hasyr, Allah Ta'ala berfirman,

يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا

"(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan para muttaqin (orang-orang bertakwa) kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat. Dan Kami akan menggiring para pendosa ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga." (QS. Maryam: 85-86)

Allah menggambarkan bentuk penghimpunan orang-orang kafir:

وَمَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِهِ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا

"Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan Barang siapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya." (QS. Al Isra': 97)

Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu, dan tuli.

Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam.

Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan bentuk penghimpunan manusia secara keseluruhan: "Semua manusia dihimpun dalam kondisi telanjang kaki, tidak berpakaian, dan belum dikhitan." Lalu 'Aisyah radliyallah 'anha bertanya, "wahai Rasulullah, laki-laki dan wanita bersama-sama, sebagian mereka juga melihat sebagian yang lain?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Perkara kala itu lebih dahsyat daripada saling memandang ke sesamanya." (Muttafaq 'alaih)

 . . . sungguh kalian akan dikumpulkan kepada Allah dalam kondisi telanjang kaki, tidak berpakaian, dan belum dikhitan . . .

Dari Ibnu 'Abbas radliyallah 'anhuma, berkata, "Rasulullah berdiri di tengah-tengah kami menyampaikan khutbah berisi nasihat. Beliau bersabda, 'wahai manusia, sungguh kalian akan dikumpulkan kepada Allah dalam kondisi telanjang kaki, tidak berpakaian, dan belum dikhitan;

كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ

"Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami lah yang akan melaksanakannya"." (Muttafaq 'alaih)

Ketiga, al 'Aradl (ditampakkan amal) dan al Hisab (perhitungan)

Diperlihatkan amal ada dua macam; umum dan khusus. Yang umum adalah penampakan amal semua makhluk dengan dibentangkan catatan amal kepada Tuhan-nya tanpa ada tersembunyi sedikitpun. Sedangkan yang khusus, maksudnya ditampakkannya amal maksiat orang beriman kepada mereka lalu mereka mengakuinya, kemudian ditutupi dan diampuni.

Adapun hisab adalah dialog (tanya jawab antara Allah dengan hamba-hamba-Nya seputar dosa mereka). Dan siapa yang dihisab (ditanya) maka dia disiksa.

Allah Ta'ala berfirman mengenai penampakkan amal secara umum:

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ

"Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)." (QS. Al Haaqqah: 18)

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

"Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula." (QS. Al Dzaariyaat: 6-8)

Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tanpa ada seorang penerjemah antara dia dengan Rabbnya. . .

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ اللَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ فَيَنْظُرُ أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ.

Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tanpa ada seorang penerjemah antara dia dengan Rabbnya. Lalu ia memandang ke arah kanannya namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Ia juga memandang ke arah kirinya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Dan ia memandang ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka di hadapan wajahnya. Maka jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan bersedekah sepotong belahan kurma.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda tentang penampakkan amal secara khusus:

يُدْنَى الْمُؤْمِنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يَضَعَ عَلَيْهِ كَنَفَهُ فَيُقَرِّرُهُ بِذُنُوبِهِ فَيَقُولُ هَلْ تَعْرِفُ فَيَقُولُ أَيْ رَبِّ أَعْرِفُ قَالَ فَإِنِّي قَدْ سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَإِنِّي أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ فَيُعْطَى صَحِيفَةَ حَسَنَاتِهِ وَأَمَّا الْكُفَّارُ وَالْمُنَافِقُونَ فَيُنَادَى بِهِمْ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ

"Pada hari kiamat seorang mukmin didekatkan kepada Rabbnya 'Azza wa Jalla, hingga diletakkan kepadanya ma`af-Nya, lalu dia mengakui dosa-dosanya. Allah berfirman: 'apakah engkau mengakuinya?' Mukmin itu berkata: 'Ya Rabb, aku mengakui.' Allah berfirman: 'Aku sudah menutupinya untukmu di dunia dan pada hari ini Aku telah mengampuninya'. Maka diberikanlah lembaran kebaikannya. Sedangkan orang-orang kafir dan munafiq akan diseru di hadapan para makhluk: 'hai mereka yang mendustakan Allah'.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tak seorangpun yang ditanya dalam hisab pada hari kiamat kecuali akan disiksa. (al Hadits)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menerangkan perbedaan antara penampakkan amal dengan hisab. Diriwayatkan dari Aisyah radliyallah 'anha, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ أَحَدٌ يُحَاسَبُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا هَلَكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى { فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا } فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ وَلَيْسَ أَحَدٌ يُنَاقَشُ الْحِسَابَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا عُذِّبَ

"Tidak ada seorangpun yang dihisab kecuali binasa.” Aku (Aisyah) bertanya,”Wahai Rasulullah, bukankah Allah berfirman : ("Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.") Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, ”Itu adalah al 'aradh. Tak seorangpun yang ditanya dalam hisab pada hari kiamat kecuali akan disiksa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Makna al 'Aradl, sebagaimana yang disebutkan Ibnul Hajar dalam al Fath, "akan diperlihatkan kepada seorang mukmin amal-amalnya sehingga dia mengetahui kebaikan Allah padanya dengan ditutupi kesalahannya di dunia dan diampuni di akhirat."

(PurWD/voa-islam.com)

Bersambung . . . .  Insya Allah

BACA edisi sebelumnya

BACA edisi sesudahnya

 

 


latestnews

View Full Version