Kita meyakini bahwa risalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menghapus risalah-risalah sebelumnya. Sedangkan kitabnya (Al-Qur’an) telah menghapus kitab-kitab yang telah lalu. Dan sesungguhnya Allah, setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tidak akan menerima dari seseorang selain agama Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19) Allah mengabarkan bahwa agama yang benar dan diterima oleh-Nya adalah Islam.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3)
Dalam ayat di atas, Allah memberitahukan bahwa Islam adalah agama yang sudah Dia sempurnakan dan diridhai-Nya bagi hamba-hamba-Nya untuk selamanya.
Sesungguhnya Allah, setelah diutusnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tidak akan menerima dari seseorang selain agama Islam.
Allah menjelaskan bahwa orang yang Dia kehendaki mendapatkan hidayah maka akan Dia lapangkan dada orang tersebut untuk memeluk Islam. Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ
“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit.” (QS. Al-An’am: 125)
Allah Ta’ala befirman,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَى إِلَى الْإِسْلَامِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam? Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Shaff: 7) Tak seorangpun yang lebih zhalim daripada orang yang membuat kedustaan kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah padahal dia sudah diseru untuk memeluk agama Allah yang benar, yaitu Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran: 102)
Allah memerintahkan kepada kaum mukminin agar bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan agar meninggal di atas Islam. Semua ini mengandung makna agar mereka segera mengamalkan Islam, karena ajal seseorang bersifat ghaib, tak seorangpun yang tahu kapan datangnya.
Orang yang Allah kehendaki mendapatkan hidayah maka akan Dia lapangkan dada orang tersebut untuk memeluk Islam.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85) Allah mengabarkan bahwa Dia tidak akan menerima satu agama dari seseorang, kecuali agama Islam. Sementara orang yang tetap berpegang dengan agamanya setelah Islam datang, maka pada hari kiamat tergolong sebagai orang-orang yang merugi.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا نَفْسٌ مُسْلِمَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ لَيُؤَيِّدُ هَذَا الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ
“Sesungguhnya tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang muslim. Dan sesungguhnya Allah akan menguatkan dien (agama) ini dengan seorang laki-laki yang fajir.” (Muttafaq ‘alaih)
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menguatkan makna ini dengan sabdanya,
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tak seorangpun dari umat ini yang beragama Yahudi dan tidak pula Nasrani yang pernah mendengar tentangku lalu dia mati dan tidak beriman kepada risalah yang aku bawa, kecuali dia menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim)