Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Salah satu ushul (pokok) iman adalah beriman kepada para malaikat dan meyakini keberadaan mereka sebagai hamba Allah yang dimuliakan. Mereka diciptakan dari cahaya. Dan tidak diciptakan kecuali untuk beribadah kepada Allah dan melaksanakan segala perintah-Nya.
لا يَعصُونَ اللهَ ما أَمَرَهم ويَفْعَلُونَ ما يُؤْمَرُون
“Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. Al-Tahrim: 6)
Di antara mereka ada yang senantiasa menyembah Allah Subhanahu wa Ta'ala, taat kepada-Nya dan bertasbih kepada-Nya.
وَمَنْ عِنْدَهُ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلَا يَسْتَحْسِرُونَ يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُونَ
“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (QS. Al-Anbiya’: 19)
Sebagai makhluk yang sangat taat kepada Allah, para malaikat sangat cinta kepada manusia-manusia yang taat. Mereka sangat bersemangat menyambut orang-orang beriman saat kematiannya dengan kabar gembira untuk mereka.
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ المَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".” (QS. Al-Nahl: 32)
Para malaikat juga gemar memintakan ampunan kepada hamba-hamba beriman dan banyak beramal shalih; serta mendoakan kebaikan untuk mereka.
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِرَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Sesungguhnya orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar".” (QS. Ghafir: 7-9)
Sehingga sebagian ulama menyebutkan, para malaikat adalah hamba Allah yang paling penyayang terhadap hamba Allah yang lain. Bahkan lebih penyayang kepada manusia daripada seorang manusia kepada sesamanya. Sebagian manusia sering bermusuhan dengan sebagaian lainnya dan juga saling mendoakan keburukan. Sampai-sampai, seseorang mendoakan keburukan untuk dirinya, istrinya anaknya, dan hartanya.
. . . Kecintaan para malaikat kepada orang beriman karena keimanan mereka. Yaitu iman yang disempurnakan dengan amal-amal shalih . . .
Ibrahim al-Nakha’i berkata, “para murid Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu berkata, “Para malaikat lebih baik sikapnya kepada kaum muslimin daripada Ibnul Kawa’. Para malaikat memintakan ampunan untuk orang yang di bumi, sementara Ibnul Kawa’ mengafirkan mereka. Ibnul Kawa’ adalah seorang berpaham Khawarij.”
Kecintaan para malaikat kepada orang beriman karena keimanan mereka. Yaitu iman yang disempurnakan dengan amal-amal shalih, banyak bertaubat, istiqomah dengan ketaatan; di antaranya dengan banyak berzikir.
Sejumlah dalil menyebutkan istighfar para malaikat untuk orang-orang beriman, di antaranya dengan sebab enam amalan ini:
Pertama, Para malaikat memintakan ampunan untuk orang-orang beriman yang bertaubat dan istiqamah. Para malaikat juga mendoakan mereka agar dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga bersama orang shalih dari kalangan orang tua, istri, dan anak turun mereka. Dalilnya di QS. Ghafir: 7-9 di atas.
Kedua, para malaikat memintakan ampunan untuk orang-orang yang shalat Shubuh dan ‘Ashar berjama’ah. Disebutkan dalam shahihain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِى صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِى فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّون
“Para Malaikat dimalam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar. Setelah itu para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (ke langit). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, “Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat.”
Dalam riwayat Ahmad disebutkan,
فَيَقُولُونَ: جِئْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ، فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّيْنَ
"Mereka menjawab: kami datangi mereka saat mereka shalat dan kami tinggalkan mereka saat mereka shalat, maka ampunilah mereka di hari pembalasan.”
Hadits ini menunjukkan keutamaan menghadiri 2 shalat ini. Realitanya, orang-orang munafikin sangat berat melaksanakan keduanya sehingga sering tertinggal dari jamaah.
Ketiga, istighfar malaikat untuk orang yang duduk di masjid dalam kondisi suci menunggu shalat dan yang duduk di tempat shalatnya setelah selesai mengerjakannya. Ini sesuai sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
أَحَدُكُمْ مَا قَعَدَ يَنْتَظِرُ الصَّلَاةَ فِي صَلَاةٍ مَا لَمْ يُحْدِثْ تَدْعُو لَهُ الْمَلَائِكَةُ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
“Selama salah seorang kalian duduk menunggu shalat maka ia mendapat pahala shalat selama tidak batal, para malaikat mendoakannya: Ya Allah ampuni ia, Ya Allah rahmati ia.” (HR. Muslim dan selainnya)
Dalam redaksi lain, malaikat mendoakan ampunan, rahmat, dan taubat untuknya selama ia berada di tempat shalatnya, tidak batal, dan tidak mengganggu orang.
Keempat, malaikat mendoakan ampunan untuk orang yang tidur dalam kondisi suci (berwudhu). Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظْ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فُلاَنٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا
"Barangsiapa yang tidur dalam kedaan suci, seorang Malaikat bersamanya di dalam pakaiannya. Dan tidaklah ia bangun melainkan Malaikat berdo’a: Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena ia tidur dalam keadaan suci.” (HR. Ibnu Huzaimah)
Kelima, para malaikat mengaminkan doa seorang muslim kepada saudaranya tanpa sepengatahuannya.[Baca: Mau Pahala Semiliar dalam Sekejap? Mintakan Ampunan Untuk Suadara Seiman!]
Dari Abu Darda’ Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda,
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (muslim lainnya) yang tidak berada di hadapannya akan dikabulkan oleh Allah. Di atas kepala orang muslim yang berdoa tersebut terdapat seorang malaikat yang ditugasi menjaganya. Setiap kali orang muslim itu mendoakan kebaikan bagi saudaranya, niscaya malaikat yang menjaganya berkata, “Amin (semoga Allah mengabulkan) dan bagimu hal yang serupa.” (HR. Muslim)
Keenam, 70 ribu malaikat memintakan ampunan untuk orang yang menjenguk saudaranya yang sedang sakit.[Baca: Mau 70 Ribu Malaikat Memintakan Ampunan Untukmu?]
Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الْجَنَّةِ
"Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga." (HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi)
Orang yang menjenguk kepada orang sakit di pagi hari, duduk disampingnya menghiburnya, mendoakan kesembuhan untuknya, maka 70 ribu malaikat memintaan ampunan untuknya sampai tiba waktu sore. Amalan ringan tapi memiliki keutamaan yang sangat besar. Ini karena orang tadi menunjukkan sifat rahmat (kasih sayang) kepada sesamanya sehingga Allah juga limpahkan rahmat-Nya kepadanya.
. . . Orang yang menjenguk kepada orang sakit di pagi hari, 70 ribu malaikat memintaan ampunan untuknya sampai tiba waktu sore. . .
Penutup
Keutamaan istighfar malaikat untuk manusia di bumi diikat dengan iman. Kesempurnaan iman sangat berpengaruh. Semakin sempurna, semakin dekat dengan istighfar mereka. Sedangkan orang yang tak memiliki iman, istighfar para malaikat jauh darinya.
Keutamaan istighfar malaikat, disebutkan Yahya bin Mu’adz, “sesungguhnya jika seorang malaikat saja yang meminta kepada Allah agar mengampuni seluruh orang beriman, pasti Allah ampuni mereka. Bagaimana jika semua malaikat dan malaikat pemikul ‘Arsy yang memintakan ampunan untuk orang beriman” Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]