View Full Version
Selasa, 19 Apr 2016

Merampas Tanah Rakyat adalah Cermin Penguasa Dzalim!

Oleh: Abdullah Protonema Al Islamy

KEDZALIMAN nyata seorang penguasa adalah disaat mereka mengambil hak kepemilikan rakyat kemudian diakui menjadi milik pemerintah. Hal ini adalah cara klasik para penjajah ketika memiskinkan bangsa yang dijajahnya.

Sistem komunis termasuk yang membolehkan atas nama pemerintah, seorang penguasa mengambil milik rakyat secara paksa demi negara. Hal seperti INI jelas bertentangan dengan nilai serta norma agama Islam.

Islam hadir membawa kedamaian, maslahat bagi umat Islam dan semesta. Keadilan dijunjung tinggi kemudia jalan menuju kerusakan dan kedzaliman ditutup serapat rapatnya. Sehingga kemungkaran tidak berkembang menjadi banyak. Inilah kehebatan Islam.

Di dalam Islam kalau mengubah patok tanda batas tanah saja mendapatkan laknat serta ancaman besar yang bisa menghantarkan masuk ke dalam neraka. Lalu bagaimana dengan perampasan tanah tanpa ada akad yang jelas."

Islam membenci dan mengharamkan adanya perampasan tanah tanpa ada akad syar’i yang di benarkan Islam. Pengambilan hak orang lain tanpa dibenarkan secara syariat adalah sebuah kedzaliman nyata.

Hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ ظَلَمَ قِيْدَ شِبْرٍ مِنَ الأَرْضِ طُوِّقَهُ مِنْ سَبْعِ أَرَضِيْنَ

“Barang siapa yang berbuat zhalim (dengan mengambil) sejengkal tanah maka dia akan dikalungi (dengan tanah) dari tujuh lapis bumi.” (Muttafaqun ‘Alaih, Riyadhush Shalihin no. 206).

Di dalam Islam kalau mengubah patok tanda batas tanah saja mendapatkan laknat serta ancaman besar yang bisa menghantarkan masuk ke dalam neraka. Lalu bagaimana dengan perampasan tanah tanpa ada akad yang jelas. Sungguh hal ini bukti kebobrokan para penguasa.

Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

أَيُّمَا رَجُلٍ ظَلَمَ شِبْرًا مِنَ الأَرْضِ كَلَّهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ أَنْ يَحْفِرَهُ حَتَّى يَبْلُغَ آخِرَ سَبْعِ أَرَضِيْنَ, ثُمَّ يُطَوِّقَهُ إَلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَقْضَى بَيْنَ النَّاسِ

“Siapa saja orang yang menzhalimi (dengan) mengambil sejengkal tanah (orang lain), niscaya Allah akan membebaninya hingga hari kiamat dari tujuh lapis bumi, lalu Allah akan mengalungkannya (di lehernya) pada hari kiamat sampai seluruh manusia diadili.”  Riwayat Ibnu Hibban no.1167, Imam Ahmad (4/173), Ash Shahihah no.240).

Sedangkan sifat dan watak seorang penguasa seharusnya tercermin dalam nasehat Al Quran dan As Sunah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ

 “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil……...” (Surat An Nisaa’: 29).

Di samping itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ مَالُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلاَّ بِطِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ

Tidak halal mengambil harta seorang muslim kecuali dengan kerelaan dirinya.” (Riwayat Abu Dawud dan Daruquthni, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7662).

Ketika khutbah wadaa’, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

فَإِنَّ دِمَاءَكُمْ، وَأَمْوَالَكُمْ، وَأَعْرَاضَكُمْ، بَيْنَكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا

Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu terpelihara  antara sesama kamu sebagaimana terpeliharanya hari ini, bulan ini dan negerimu ini.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

Teladan Umar

Pemimpin adalah pengayom umat, melindungi masyarakat serta memberikan solusi yang di hadapi. Kesengsaraan, kemiskinan, kesakitan adalah hal yang harus dituntaskan atau minimal diringankan oleh pemerintah. Bukan malah menambah beban rakyat.

Dalam rentetan sejarah islam, kekhalifahan Islam telah terbukti menjadikan bumi ini damai dan sejahtera. Lihat bagaimana Umar bin Khattab membebaskan tanah kaum Nasrani Qibty di Mesir yang selama dijajah oleh kaum Romawi mereka diwajibkan bayar ke pemerintah.

Setelah Mesir ditaklukan oleh Islam justru tanah mereka dikembalikan kepada mereka. Tentu saja hal itu membuat terkaget-kaget, karena kebijaksanaan Umar inilah sebagian besar mereka masuk ke dalam Islam. Mesir ditaklukan oleh umat Islam pada tahun ke 20 Hijriah. Setelah tiga bulan dilakukan pengepungan.

Indah sekali akhlak umat Islam. Di sisi lain akhlak bejat kaum kafir dari dulu hingga sekarang terus bertingkah tiada henti.**


latestnews

View Full Version