View Full Version
Jum'at, 12 Aug 2016

Berbagi itu Menyehatkan dan Membahagiakan

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Syaikh Ali bin Muhammad al-Dahami dalam artikelnya “al-shadaqah, Fadhailuha wa Anwa’uha” menyebutkan salah satu fadhail dan fawaid sedekah membuat dada menjadi lapang, hati menjadi merasa tentram dan tenang. Maka setiap seseorang bersedekah dadanya menjadi lapang dan senang. Setiap bertambah sedekah semakin kuat rasa senang dan gembiranya.

Beliau menambahkan, kalau saja tidak ada faidah dalam sedekah kecuali faidah ini niscaya seorang hamba akan memperbanyak sedekah dan bersegera mengerjakannya. Beliau dasarkan kepada firman Allah Ta’ala,

وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ المُفْلِحُونَ  

Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)

Benar, saat kita bersedekah pasti orang yang mendapatkan sedekah kita akan merasa senang dan gembira. Namun kegembiraan tidak berhenti pada yang menerima. Kita yang bersedekah juga akan mendapatkan kesenangan dan kegembiraan.

Kegembiraan yang kita rasakan termasuk buah dari sedekah yang kita keluarkan untuk membahagiakan saudara kita yang sudah. Karena ketika kita membahagiakan orang lain, maka Allah menganugerahkan kebahagiaan kepada kita; balasan sesuai jenis amal. [Baca: Balasan Sesuai Jenis Perbuatan]

Kami dapatkan satu tulisan yang menguatkan ini secara rasional. Bahwa telah ditemukan fenomena 'warm-glow-effect’ oleh James Andreoni pada tahun 1989, di mana orang-orang yang beramal atau berbagi, akan mengalami sensasi perasaan positif. Sekali lagi, perasaan positif ini diperoleh setelah tindakan mereka memberi atau membantu orang lain.

Studi tahun 2006 oleh Jorge Moll dari National Institutes of Health menemukan sejumlah area di otak yang terkait dengan kenyamanan, koneksi sosial, dan rasa saling percaya teraktifkan ketika memberi. Otak pun dicurahi endorfin dan dopamin, sehingga menambah perasaan positif yang disebut 'helper’s high'. Semakin membaca tulisan ini, Anda pun semakin tertarik untuk men-share-nya.

Tidak cukup sampai di situ, rupanya terdapat sederet penelitian menunjukkan korelasi antara sikap dermawan dan kesehatan. Di antaranya penelitian Stephanie Post, yang dimuat dalam buku Why Good Things Happen To Good People, yang menyimpulkan bahwa berbagi kepada sesama dapat meningkatkan kesehatan penderita penyakit kronis, seperti HIV.

Sebagian orang sudah yakin dengan dalil-dalil agama terkait berbagi. Itu bagus. Namun yang lain masih ragu-ragu. Jujur saja, mereka lebih menyukai data-data ilmiah. Nah, penjelasan singkat di atas membuktikan secara rasional bahwa berbagi itu menyehatkan. Benar-benar menyehatkan. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version