View Full Version
Senin, 29 Aug 2016

Beginilah Seharusnya Akhlak Siswa terhadap Gurunya!

INDONESIA adalah negara yang terkenal dengan masyarakatnya yang ramah, Menjaga budi pekerti, sopan santun, dan beradab. Hal ini telah di akuI seluruh dunia. Selain kekayaan alam yang di miliki Nusantara, karakter budaya yang membumi dengan keindahan dalam berkomunikasi menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lain.

Hari ini, adab sopan santun serta budi pekerti itu rasanya hilang dari para anak didik di Indonesia. Tidak semua sih, namun secara global banyak sekali para guru, ustadz yang mengajar di sekolahan maupun pesantren mengeluh karena soal akhlak karimah yang kian langka dalam diri para peserta didik.

Padahal akhlak menjadi dasar pertama di utusnya Nabi ke bumi, bahkan Rasulullah diutus oleh Allah dalam rangka menyempurnakan akhlak umat dunia karena terliputi dengan kegelapan jahiliyah.

سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ الجَنَّةَ قَالَ التَّقْوَى وَحُسْنُ الخُلُقِ

 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, ‘Apakah yang paling banyak menyebabkan manusia masuk ke dalam surga? Beliau menjawab, ‘Takwa dan akhlak yang baik.’”(HR. Shahih Ibnu Majah 3443)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأََخْلاَقِ

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia”. (HR. Ahmad, Hakim, dan lain-lain)

Suatu hari Abdullah putra dari Imam Ahmad bertanya kepada ayahnya, “Ayah, Syafii itu seperti apa orangnya hingga aku melihat ayah banyak mendoakanya. Wahai anaku, Syafii seperti matahari bagi dunia,” jawab Ahmad bin Hambal."

Ibnu Abbas, sahabat mulia yang amat dekat dengan Rasulullah mempersilahkan Zaid bin Tsabit untuk naik kendaraanya, sedangkan ia sendiri yang menuntunya. “Begini kami diperintahkan untuk memperlakukan ulama kami,” ucap ibnu abbas. Zaid sendiri mencium tangan Ibnu Abbas seraya berkata, "Beginilah kami di perintahkan memperlakukan hali bait Rasulullah.”

Imam Nawawi pernah berkata, "Hendaklah seorang murid memperhatikan gurunya dengan pandangan penghormatan. Hendaklah ia menyakini keahlian gurunya dibanding dengan yang lain. Karena hal itu akan mengantar seorang murid untuk banyak mengambil manfaat darinya dan lebih bisa membekas dalam hati yang ia dengar dari gurunya tersebut.”

Sungguh para salafus shalih adalah contoh terbaik dalam berakhlak. Mereka sangat menghormati para ustadz, ulama serta guru mereka. Karena tanpa perantara guru sesunguhnya kita tak bisa apa-apa. Maka beginilah seharusnya para murid memperlakukan guru mereka.* [Protonema/Syaf/voa-islam.com]

 

 


latestnews

View Full Version