View Full Version
Jum'at, 21 Jul 2017

Membiasakan Memberi Kabar Gembira

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”(QS. Al Baqarah: 25)

Dalam Ensiklopedia Akhlak Muhammad, Mahmud al-Mishri menjelaskan, membiasakan diri untuk membawa kabar gembira untuk orang sekitar termasuk dari kesempurnaan iman.

Menyebarkan berita gembira tersebut di antara amal baik yang mendatangkan kebahagiaan kepada Muslim lainnya.

Berbagi berita gembira mampu melapangkan dada dan membahagiakan hati, selain pula dapat menjadi ciri iman dan keislaman yang baik, memperkuat tali silaturahim antara pemberi dan penerima kabar, serta dapat mendatangkan ketenangan dan meningkatkan kualitas ketawakalan.

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” (HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jaami’ no. 176)

Lihatlah bagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mempunyai akhlaq tabsyir (memberi kabar gembira) ini.

Di antara kebijaksaan Nabi bahwa beliau menggunakan metode tabsyir dalam membangkitkan semangat dan membuat rajin dalam taat. Di antaranya adalah sabdanya,

بَشِّرِ الْمشائِيْنَ فِى الظّلمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ باِلنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan dalam kegelapan menuju masjid dengan cahaya yang sempurna di hari kiamat." (HR. Abu Daud, no. 561; Tirmidzi, no. 223. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dan beliau pernah mengakhirkan shalat Isya padahal para sahabatnya telah menunggu sejak awal waktu, dan sebelum berpaling, beliau bersabda kepada mereka,

عَلَى رِسْلِكُمْ, أَبْشِرُوْا, إِنَّ مِنْ نِعْمَةِ اللهِ عَلَيْكُمْ أَنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ يُصَلِّى هذِهِ السَّاعَةَ غَيْرُكُمْ

"Perlahanlah, bergembiralah, sesungguhnya di antara nikmat Allah kepadamu bahwa tidak ada seorang manusia pun yang shalat pada saat ini selain kalian." Abu Musa Radhiyallahu 'Anhu berkata: 'Maka kami pulang dengan membawa rasa bahagia dengan berita yang kami dengar dari Rasulullah. (HR. Muslim)

Di dalam kondisi goncang, manusia membutuhkan berita gembira yang bisa menghilangkan faktor-faktor penyebab kegoncangan.

Setelah turunnya wahyu kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau menceritakan kepada Khadijah radhiyallahu 'anha tentang apa yang telah terjadi dan mengabarkan kepadanya rasa takutnya terhadap dirinya dari fenomena yang baru ini. Maka isteri yang setia tadi memberikan kabar gembira kepada beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam  bahwa beliau mempunyai berbagai kebaikan yang terdahulu yang sangat jauh kalau Allah membalas yang tidak baik kepadanya.

Dia berkata: 'Sekali-kali tidak, wahai suamiku, bergembiralah, demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu. Demi Allah, sesungguhnya engkau menyambung tali silaturrahim, benar dalam ucapan, memikul kesusahan, mengusakan yang tidak mampu, dan menolong di atas kebenaran…'

Dan inilah perkara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersama umatnya untuk menghilangkan kegundahan terhadap masa depan umat ini: 'Rasulullah memberi kabar gembira kepada umat ini dengan ketinggian, kemenangan dan keteguhan di muka bumi…'

Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendapatkan Ummul Ala` sedang sakit, beliau bersabda kepadanya:

أَبْشِرِي يَا أُمَّ الْعَلاَءِ, فَإِنَّ مَرَضَ الْمُسْلِمِ يُذْهِبُ خَطَايَاهُ كَمَا تُذْهِبُ النَّارُ خَبَثَ الْحَدِيْدِ

"Bergembiralah wahai Ummul 'Ala, maka sesungguhnya sakitnya seorang muslim menghilangkan kesalahannya, sebagaimana api menghilangkan karat besi." (HR. Abu Dawud 3092)

Demikianlah akhlak pribadi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, senantiasa memberi kabar gembira.

Lalu....

Apakah anda seorang yang beriman ?....

Maka bergembiralah anda, bahwa tempat anda kelak di surga...

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.”(QS. Al Baqarah: 25)

Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]

 


latestnews

View Full Version