Sebuah kisah yg unik sekaligus aneh bin nyeleneh disampaikan Imam Adz-Dzahabiy رحمه الله dalam Siyar A'lamin Nubala: 11/76 dan dalam Mizan Al-I'tidal: 1/47, dan dinukil oleh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy رحمه الله dalam Lisanul Mizan: 1/315.
Kisah ini terjadi ketika Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma'in رحمهما الله sedang berada di sebuah masjid Ar-Rushofah. Setelah didirikan shalat berjamaah di masjid tersebut, berdirilah seorang laki-laki menceritakan beberapa kisah, diantaranya dia mengatakan:
" Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma'in, keduanya berkata: Telah menceritakan kapada kami Abdurrozzaq, telah mengabarkan kapada kami Ma'mar dari Qotadah dari Anas bin Malik ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
" Siapa yang berkata لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ niscaya Allah menciptakan dari setiap kata tersebut berupa burung yang paruhnya berupa emas, bulunya berupa marjan...."
Lalu dia bercerita panjang lebar seperti cerita sebanyak 20 lembar kertas.
Maka Imam Ahmad memandang ke Imam Yahya bin Main dan Imam Yahya juga memandang ke Imam Ahmad. Keduanya mengatakan "Kami tidak pernah dengar seperti itu kecuali sekarang ini". Lalu keduanya terdiam sampai tukang kisah itu selesai dari celotehannya.
Singkat cerita, lalu Imam Ahmad dan Yahya bin Main mendatangi orang itu dan bertanya:
"Siapa yang menceritakan kisah tadi kepadamu?"
Ia menjawab:
"Ahmad dan Ibnu Ma'in".
Lalu Yahya bin Ma'in mengatakan:
"Saya Yahya bin Ma'in dan Ini Ahmad. Kami tidak pernah mendengar cerita seperti itu sebelumnya. Kalau mau berbohong tolong jangan bawa-bawa nama kami".
Iapun menjawab:
" Ente Yahya bin Main? "
Beliau menjawab:
" Ya ".
Ia lantas berkata:
"Aku sering mendengar kalau Yahya bin Main itu dungu. Aku belum pernah betul-betul tahu kecuali sekarang ini. Apa di dunia ini tidak ada lagi yah Yahya bin Main dan Ahmad bin Hambal selain kelian berdua?! Aku sudah mencatat ada 17 orang Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma'in...!!!".
Lalu Imam Ahmad meletakkan lengan bajunya di wajahnya dan berkata:
"Sudah tinggalkan saja dia, biarkan dia pergi".
Lalu orang itu pergi dengan berlagak mengejek kedua Imam besar dalam Hadits tersebut.
Demikianlah keadaan ummat apabila kedustaan dipoles sedemikian rupa dan kebenaran berusaha dipadamkan bahkan disembunyikan serapat-rapatnya. Kebenaran itu tetap ada dan akan selalu ada, namun kabut kedustaan yang sudah begitu pekat akan dapat menghalangi pandangan orang yang ingin menuju kepada kebenaran.
Dizaman yang penuh fitnah seperti ini, segeralah ambil sumber cahaya untuk diri masing-masing, ambil dan nyalakan dengan penuh perjuangan meskipun malam gelap menutupi, meskipun kabut tebal menghalangi. Nyalakan cahaya itu...!
Cahaya itu adalah Al-Qur'an dan As-sunnah yang tak akan pernah redup meskipun seluruh orang berusaha memadamkannya...Kembalilah wahai umat Islam... [PurWD/voa-islam.com]