Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Umumnya kita memaknai pendapatan harian sebatas pada materi semata. Di mana setiap hari harus ada hasil duit untuk kebutuhan hidup. Tidak salah, karena memang setiap hari kita butuh makan, minum, dan kebutuhan pokok lainnya. Namun, membatasi kebutuhan pokok pada hasil materi semata itu sangat sempit bagi seorang muslim.
Islam mengajarkan agar muslim menjadikan hari-harinya menghasilkan ilmu manfaat, rizki yang halal, dan amal shalih yang diterima. Ini ditunjukkan oleh doa yang dibaca setiap pagi untuk mengawali hari, selepas shalat Shubuh.
Dari UmmuSalamah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila selesai shalat Shubuh selepas salam beliau membaca:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah, Sungguhakumintakepada-Mu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, danamal yang diterima.” (HR. Ahmad & IbnuMajah)
Di dahulukannya ilmu bermanfaat atas rizki yang baik dan amal shalih atau amal yang diterima dalam doa ini menunjukkan pentingnya ilmu. Karena dengan ilmu yang manfaat ini seorang muslim bisa membedakan rizki yang baik dari yang buruk, amal yang shalih dari yang tidak shalih. Orang yang tidak memiliki ilmu yang manfaat tidak mungkin bisa membedakan yang antara yang hak dan yang batil, yang baik dan yang buruk.
Allah Subahanahu wa Ta'ala Ta’ala berfirman,
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Al-Zumar: 9)
Ilmu adalah cahaya dan penerang jalan bagi pemiliknya. Apabila ia berjalan dengan bimbingan ilmu dan pemahaman yang baik terhadap agama Allah, maka langkah-lanngkahnya akan benar. Ia akan sampai kepada tujuan dengan selamat. Berbeda orang yang beramal, berjuang, dan bersungguh-sungguh tanpa bimbingan ilmu maka kerusakan yang ditimbulkannya lebih besar daripada kebaikannya.
Bukankah kebanyakan perkara bid’ah dan penyimpangan dalam mengamalkan Islam terjadi karena kejahilan dan ibadah tanpa bimbingan ilmu yang benar?
Ilmu Islam menjadi pondasi dan kebutuhan penting setiap muslim dan muslimah. Karenanya, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah, sebagaimana hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Karenanya, sejumlah ulama memberi nasehat agar setiap muslim menjatah dari harinya untuk mendapat ilmu. Jangan sampai matahari terbenam semetara dirinya belum mendapatkan tambahan ilmu. Sehingga ilmu menjadi target ‘pendapatan’ hariannya. Dalilnya sangat jelas dari doa Nabi kita Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang dibaca setiap hari setelah shalat Shubuh,
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah, Sungguhakumintakepada-Mu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.”
[Baca: Awali Harimu dengan Doa Keberkahan Ini!]
Karenanya, belajar dan menuntut ilmu harus menjadi agenda harian muslim. Dan Al-hamdulillah, di zaman kita, sarana menuntut ilmu sangat mudah dan beragam. Majelis-majelis ilmu ada di setiap kota atau daerah. Memperoleh ilmu juga bisa dengan menyimak kajian dari radio dan televisi, menonton video dakwah dari internet, membaca buku, majalah ilmiah, atau membaca buletin dakwah. Bahkan untaian nasihat dan ilmu sudah menjadi bahan berbagi di media sosial.
Menuntut ilmu, belajar, mengkaji perintah-perintah dan larangan-larangan Allah menjadi kewajiban setiap muslim yang menyadari dirinya diciptakan untuk beribadah; patuh terhadap perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Tidak mungkin dirinya bisa melaksanakan perintah dengan baik dan meninggalkan larangan dengan semestinya kecuali dia memiliki ilmu. Maka menuntut ilmu dan mendalami Dien ini menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com]