Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
ما من يومٍ يصبحُ العبادُ فيه، إلا ملَكان ينزلان، فيقول أحدُهما: اللهم أعطِ مُنفقًا خلفًا، ويقول الآخرُ: اللهم أعطِ مُمسكًا تلفًا
“Tidaklah para hamba memasuki waktu pagi hari, melainkan ada dua malaikat turun (ke dunia). Salah satu dari mereka berdoa, ‘Ya Allah, berikanlah ganti (yang baik) kepada orang yang bersedekah’. Sedang malaikat yang satunya lagi mengatakan, ‘Ya Allah, timpakanlah kerugian kepada orang yang menahan hartanya’.” (Muttafaq ‘Alaih)
Siapa yang merenungkan hadits ini pasti akan berusaha berinfak dan sedekah apa yang dia mampu setiap hari. Tidak harus besar. Bisa dengan sesuatu yang ringan; sarapan untuk orang miskin, sebungkus nasi untuk orang membutuhkan, sebotol air untuk orang kehausan, sebutir buah untuk orang miskin, makanan ringan untuk anak-anak, dan semisalnya.
Bukan hanya kepada orang lain, apa yang kita berikan sebagai nafkah wajib kepada istri dan anak-anak kita masuk di dalamnya. Bahkan termasuk makna utama dari hadits tersebut. Jika berharap keridhaan Allah dalam amal ini, niscaya Dia akan memberikan pahala besar dan ganti lebih baik.
Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِين
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba': 39)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam menafsirkan ayat di atas,
مهما أنفقتم من شيء فيما أمركم به وأباحه لكم، فهو يخلفه عليكم في الدنيا بالبدل، وفي الآخرة بالجزاء والثواب
"Apapun yang kamu infakkan dalam apa yang diperintahkan kepadamu atau yang dimubahkan bagimu, maka Dia akan memberikan gantinya untukmu di dunia, dan di akhirat dengan ganjaran dan pahala."
Beliau kuatkan penafsiran ini dengan firman Allah di hadits Qudsi,
أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Berinfaklah, niscaya Aku berinfak kepadamu." (Muttafaq 'Alaih)
Ibnu Katsir juga menjadikan hadits yang kita kaji ini sebagai penguat dari ayat di atas. Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا. وَيَقُولُ الْآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
"Tiada hari melainkan pada pagi harinya ada dua malaikat yang turun. Lalu salah satunya berucap (berdoa): Ya Allah, berilah ganti untuk orang yang berinfaq. Sedangkan yang lain berdoa: Ya Allah timpakanlah kerugian kepada orang yang kikir (tidak berinfaq)." (Muttafaqun 'alaih)
Allah jadikan doa baik dari Malaikat sebagai sebab diturunkannya keberkahan pada infak seseorang dan diberikannya ganti lebih baik; di dunia dan akhirat.
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
“Ya Allah, berilah ganti untuk orang yang berinfaq.”
Adapun orang yang menahan hartanya dari infak yang telah Allah wajibkan atasnya maka mereka akan didoakan keburukan oleh Malaikat agar Allah menjadikannya merugi dan merusak hartanya.
Makna rusak harta berupa materi dan maknawi. Rusak materi adalah hartanya rusak dan habis karena tertimpa musibah kebakaran, banjir, pencurian atau yang semisalnya.
Talaf ma’nawi (rusak secara maknawi) adalah rusak keberkahannya sehingga pemiliknya tak bisa memanfaatkan harta tersebut untuk kebaikan. Dampak paling ketara, harta yang dimiliki seseorang tidak mendatangkan ketentraman hati dan kedekatan kepada ilahi.
Demikianlah dahsyatnya sedekah sebagai pintu kesuksesan dan keberuntungan harian muslim. Pertanyaannya, apa yang sudah kita sedekahkan di pagi ini? Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]