Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Wabah Covid-19 bagian dari hukuman dan peringatan dari Allah bagi umat manusia. Virus kecil kasat mata menimbulkan ketakutan kepada makhluk yang berkali-kali lipat ukuran besarnya. Yaitu manusia yang sering menyombongkan diri dengan prestasi teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, dan keamanan. Kesombongan itu terjungkal dengan wabah virus Corona yang sangat cepat penularannya.
ذَٰلِكَ يُخَوِّفُ ٱللَّهُ بِهِ عِبَادَهُۥ يَٰعِبَادِ فَٱتَّقُونِ
“Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku.” (QS. Al-Zumar: 16)
Covid-19 menjadi pandemi global. Negara-negara pandemi merasakan krisis ekonomi dan sosial yang sangat serius. Masyarakat merasakan ketakutan. Saling curiga antar sahabat. Rasa aman tercabut. Keakraban berkurang. Kebersamaan hilang. Dan masih banyak lagi dampak buruk lainnya.
Dan setiap musibah itu disebabkan dosa yang diperbuat manusia. Adapun dosa dan maksiat memiliki dampak buruk yang sangat banyak. Ibnul Qayyim dalam al-Da’ wa al-Dawa’, hal. 69 menyebutkan, “Dan maksiat memiliki dampak buruk tercela yang sangat banyak dan membayakan hati dan fisik di dunia dan akhirat yang tidak diketahui kecuali oleh Allah.”
Di antara dampak buruk dosa akan menghilangkan nikmat dan berganti dengan bencana. Tidak ada nikmat yang hilang dari hamba melainkan disebabkan dosa. Tidak ada bencana terjadi kecuali disebabkan dosa.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS. Al-Syura: 30)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Sa’di rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Allah Ta’ala mengabarkan bahwa musibah yang menimpa para hamba pada badannya, hartanya, anaknya, dan apa yang mereka cintai sehingga dirasa berat oleh mereka tidak lain karena keburukan-keburukan yang mereka perbuat.”
Di antara nikmat Allah kepada kita adalah kesehatan dan kekuatan fisik. Ia menjadi melemah juga disebabkan dosa. Maksiat dan dosa adalah penyakit dan sumbernya. Obatnya adalah istighfar.
Maksiat dan dosa sebab utama datangnya bencana. Ini penyakit kronis yang mengancam keamanan dan kemaslahatan hidup manusia. Jika dosa dan maksiat adalah penyakit berbahaya, maka Allah sudah siapkan obat penawarnya. Apa itu? Istighfar (minta ampun kepada Allah Ta’ala).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal: 33)
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma berkata, “sesungguhnya Allah menjadikan 2 penjaga keamaan di tengah-tengah umat ini. Mereka senantiasa terlindungi dari turunnya adzab selama 2 hal itu ada di tengah-tengah mereka. Satu penjaga keamaan telah dipanggil Allah dan satu lagi masih tetap ada di tengah-tengah kalian.” Kemudian beliau membaca ayat di atas.
Imam Qatadah rahimahullah berkata,
إِنَّ الْقُرْآنَ يَدُلُّكُمْ عَلَى دَائِكُمْ وَدَوَائِكُمْ ، أَمَّا دَاؤُكُمْ فَذُنُوبُكُمْ ، وَأَمَّا دَوَاؤُكُمْ فَالاسْتِغْفَارُ
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini menunjuki kalian akan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa. Sementara obat kalian adalah istighfar.” (Riwayat Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
Jika kita senantiasa beristighfar maka Allah akan menjauhkan kita dari bencana, sakit, dan akan menambah kekuatan fisik kita. Termasuk di dalamnya, bertambah kekuatasan daya tahan (imunitas) tubuh.
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
“Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa".” (QS. Huud: 52)
Dalam ayat ini, Nabi Hud perintahkan kaumnya untuk beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Siapa yang mengamalkan ini maka Allah akan memudahkan urusannya, menjaganya, melapangkan rizkinya, dan menambah kekuatan fisiknya.
Karenanya, perbanyak istighfar dan pernyataan taubat kepada Allah dengan beberapa jenis bacaan, antara lain:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
“Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
“Aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah yang tiada tuhan (berhak disembah) kecuali hanya Dia, Dzat Maha hidup kekal dan berdiri sendiri.”
Dan masih ada bentuk bacaan selainnya yang bisa kita amalkan sehari-hari. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]