Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Mengucapkan “Assalamu ‘Alaikum” -atau dengan sifat lebih panjang- merupakan identitas muslim saat berjumpa dengan saudaranya. Mengandung makna istimewa dan memiliki keutamaan yang luar biasa. Merekatkan hati dan menumbuhkan kasih sayang. Pantaslah jika syari'at menjadikannya sebagai salah satu hak seorang muslim atas saudaranya, “apabila bertemu maka ucapkanlah salam”.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan langsung dalam kitab-Nya agar orang-orang beriman mengucapkan salam. Khususnya saat mereka bertandang ke rumah saudaranya, agar mengucapkan salam kepada penghuninya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya.” (QS. Al-Nuur: 27)
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً
“Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik.” (QS. Al-Nuur: 61)
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. Al-Nisa’: 86)
Menebarkan salam kepada kaum muslimin bagian tanda baiknya Islam seseorang. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abdullah bin Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu 'Anhuma menuturkan bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Berislam seperti apakah yang baik itu?”
Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab,
تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتُقْرِأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِف
“Engkau beri makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.” (muttafaq ‘Alaih)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memasukkan salam sebagai bagian dari hak seorang muslim untuk saudara muslim lainnya. Kapan itu, saat bertemu dengannya.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ : إذَا لَقِيته فَسَلِّمْ عَلَيْهِ ، وَإِذَا دَعَاك فَأَجِبْهُ ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَك فَانْصَحْهُ ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَشَمِّتْهُ ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
"Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada enam: apabila engkau bertemu dengannya maka ucapkan salam kepadanya, apabila ia menguncangmu maka penuhilah undangannya, apabila ia meminta nasihat kepadamu maka nasihati ia, apabila ia bersin dan mengucapkan Al-hamdulillah, maka bertasymitlah (doakan) untuknya, apabila ia sakit maka jenguklah, dan apabila meninggal maka antarkanlah jelazahnya." (HR. Muslim)
Mengucapkan salam kepada saudara seiman akan menumbuhkan kecintaan dan persatuan masyarakat muslim, menghilangkan permusuhan dari hati kaum muslimin, serta menjadi tanda sahnya iman seorang muslim.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلَا أَدُلُّكُم عَلَى شَيءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُم؟ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjuki kalian sebuah amal yang bila kalian kerjakan maka kalian saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)
Menebarkan salam merupakan jalan terdekat dan termudah yang menghantarkan kepada keridhaan Allah dan surga-Nya.
Dari Abdullah bin Salam, berkisah tentang sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang pertama didengarnya saat beliau tiba di Madinah,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصِلُوا الْأَرْحَامَ وَصَلُّوا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ
“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.” (HR. Al-Tirmidzi, beliau berkata: hadiats hasan shahih)
Di dalam Sunan Ibni Majah dengan sanad yang shahih, ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha pernah menyampaikan bahwa salam dan membaca Amin adalah syiar Islam yang paling dibenci Ahli Kitab. Mereka sangat memusuhi dua syiar Islam yang sangat nampak dan keduanya bisa merekatkan ukhuwah dan persatuan kaum muslimin.
Dapat disimpulkan bahwa Salam adalah syi’ar mulia yang harus nampak di tengah masyarakat muslim; di jalan-jalan mereka, pasar-pasar mereka, rumah-rumah mereka, dan perkumpulan-perkumpulan mereka.
Bagaimana tidak menjadi syi’ar yang mulia sementara Allah menamakan dirinya dengan “As-Salam”, surga dinamakan dengan Darus Salam, dan pemuliaan untuk ahli surga juga dengan salam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. Al-Hasyr: 23)
لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Bagi mereka (disediakan) darussalam (syurga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 127)
تَحِيَّتُهُمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَهُ سَلَامٌ وَأَعَدَّ لَهُمْ أَجْرًا كَرِيمًا
“Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: Salam[1224]; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.” (QS. Al-Ahzab: 44)
دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Do'a mereka di dalamnya ialah: "Subhanakallahumma", dan salam penghormatan mereka ialah: "Salam". Dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin".” (QS. Yunus: 10)
وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ * سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ
“Sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu(sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Al-Ra’d: 23-24)
Karena sebab inilah maka wajib bagi kaum muslim untuk senantiasa menghidupkan syi’ar agung ini; yaitu mengucapkan salam “Assalamu ‘Alaikum Warahmatullah Wabaarakatuh” sehingga tidak punah penghormatan kepada sesama yang penuh keberkahan dan kebaikan. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]