View Full Version
Jum'at, 02 May 2025

8 Rizki yang Disebutkan dalam al-Qur'an

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dna para sahabatnya.

Selama masih hidup di muka bumi kita butuh rizki. Karenanya, di antara doa harian seorang muslim adalah meminta rizki kepada al-Raziq (Dzat Pemberi rizki); yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila selesai shalat Shubuh selepas salam beliau membaca:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad, IbnuMajah)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam senantiasa membaca doa yang agung ini setelah shalat Shubuh. Termasuk bacaan zikir ba’da shalat. Namun dikhususkan pada shalat Shubuh saja. Ini dikuatkan pula dengan redaksi lain dalam Musnad Ahmad, “Beliau membaca fi dubur al-Fajri (di belakang shalat fajar) apabila beliau sudah selesai shalat.”

Berikutnya, kita perlu mengetahui macam-macam sebab meraih rizki dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Pertama, rizki yang dijamin untuk setiap makhluk.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

"Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah." (QS. Huud: 6)

Allah mengabarkan –dalam ayat ini- bahwa Dia menjamin rizki seluruh makhluk-Nya; dari seluruh makhluk yang hidup di bumi, yang besar dan yang kecil, yang hidup di laut dan yang hidup di darat.

Kedua, rizki karena usaha.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ

“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu.” (QS. Al-Baqarah: 267)

Allah perintahkan kaum mukminin agar berinfak dan bersedekah dengan harta yang baik –jenis dan cara mendapatkannya- yang telah Allah rizkikan kepada mereka yang didapatkan dengan usaha yang baik. Ini menunjukkan bahwa salah satu jalan mendapatkan rizki harta dengan usaha; salah satunya berniaga.

Ketiga, rizki karena bersyukur.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim: 7)

Pada ayat lain,

وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ

Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya Dia bersyukur demi (kebaikan) dirinya sendiri.” (QS. an-Naml: 40).

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata: ”Manfaat bersyukur tidak akan dirasakan, kecuali oleh pelakunya sendiri. Dengan itu, ia akan mendapatkan kesempurnaan dari nikmat yang telah ia dapatkan, dan nikmat tersebut akan kekal dan bertambah. Sebagaimana syukur, juga berfungsi untuk mengikat kenikmatan yang telah didapat serta menggapai kenikmatan yang belum dicapai.” (Tafsir al-Qurthubi: 13/206)

Keempat, rizki yang tidak terduga karena sebab takwa.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga.” (QS. Al-Thalaq: 3)

Maksudnya adalah takwa kepada Allah menjadi sebab seseorang diberi rizki dari jalan yang tidak diduga dan tidak diketahuinya. Allah yang mengatur urusannya.

Kelima, rizki karena Istighfar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّه كَانَ غَفَّارًا  يُّرْسِلِ السَّمَاۤءَ عَلَيْكُمْ مِّدْرَارًا

Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. (Jika kamu memohon ampun,) niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.” (QS. Nuh: 10-11)

Keenam, rizki karena menikah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ

"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka Allah akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya." (QS. Al-Nuur: 22)

Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma menjelaskan bahwa ayat ini adalah anjuran dari Allah Ta’ala untuk menikahkan orang yang sudah siap menikah dna menjanjikan untuk mereka –yang masih fakir- dengan kecukupan.

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu berkata, “carilah kaya dalam pernikahan.”  

Ketujuh, rizki karena anak.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوْا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْ

Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu.” (QS. Al-Isra’: 31)

Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa Dia telah siapkan rizki untuk anak. sebagaimana Allah siapkan rizki untuk orang tuanya. Dan dengan sebab punya anak maka Allah datangkan kepada orang tua rizki untuk anak-anaknya. Wallahu a’lam.

Kedelapan, rizki karena sedekah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصطُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah: 245)

Allah penjamin rizki untuk setiap hamba-Nya. Karena saat berusaha atau bekerja mencari rizki, disempurnakan usahanya dengan meminta rizki (berdoa) kepada Allah. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version