Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah ﷺ, keluarga dan para sahabatnya.
Sering kali kita beranggapan bahwa menjadi orang kaya identik dengan cinta dunia. Padahal, kekayaan bukanlah cela, justru menjadi nikmat besar jika digunakan di jalan yang benar. Yang tercela bukanlah banyaknya harta, tetapi hatinya yang terikat dengan harta.
Rasulullah ﷺ bersabda:
نِعْمَ الْمَالُ الصَّالِحُ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ
“Sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh orang saleh.” (HR. Ahmad)
Artinya, harta yang baik jika berada di tangan orang bertakwa, akan menjadi sarana ibadah dan kebaikan, bukan sumber kesombongan.
Lihatlah Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, seorang sahabat yang kaya raya, tetapi seluruh kekayaannya ia gunakan untuk menolong Islam dan kaum Muslimin.
Ia membebaskan budak, memberi makan fakir miskin, membantu janda dan anak yatim, bahkan ketika Nabi ﷺ memerintahkan infak untuk jihad, Abu Bakar membawa seluruh hartanya, dan berkata, “Aku tinggalkan untuk keluargaku Allah dan Rasul-Nya.”
Subhanallah, inilah teladan seorang mukmin kaya yang hatinya zuhud. Di mana, harta di tangannya, bukan di hatinya.
Rasulullah ﷺ bersabda kepada Abu Bakar:
لَيْسَ أَحَدٌ لَهُ عِنْدَنَا يَدٌ إِلَّا وَقَدْ كَافَيْنَاهُ، مَا خَلَا أَبَا بَكْرٍ، فَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا يَدًا يُكَافِيهِ اللَّهُ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Tidak ada seorang pun yang punya jasa terhadapku kecuali aku telah membalasnya, kecuali Abu Bakar. Allah yang akan membalasnya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, serta dinilai hasan shahih oleh Syaikh Al-Albani)
Dan beliau ﷺ bersabda lagi:
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ مِنْ شَيْءٍ مِنَ الأَشْيَاءِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، دُعِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ: يَا عَبْدَ اللَّهِ، هَذَا خَيْرٌ. فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ، دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ، دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ، دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ، دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ
قَالَ أَبُو بَكْرٍ: مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ، فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ الأَبْوَابِ كُلِّهَا؟
قَالَ النَّبِيُّ ﷺ: نَعَمْ، وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang menafkahkan dua pasang dari sesuatu di jalan Allah, maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.’ Maka barang siapa termasuk ahli salat, akan dipanggil dari pintu salat; barang siapa termasuk ahli jihad, akan dipanggil dari pintu jihad; barang siapa termasuk ahli sedekah, akan dipanggil dari pintu sedekah; dan barang siapa termasuk ahli puasa, akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan.”
Abu Bakar berkata, “Tidak ada bahaya bagi seseorang yang dipanggil dari salah satu pintu itu. Adakah seseorang yang akan dipanggil dari semua pintu itu?”
Rasulullah ﷺ menjawab, “Ya, dan aku berharap engkau termasuk di antara mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kekayaan bukanlah penghalang menuju surga — justru menjadi jalan menuju ridha Allah, jika disertai iman, takwa, dan kepedulian terhadap sesama.
Gunakanlah harta kita untuk membantu orang lain, menyantuni yang lemah, dan menegakkan agama Allah.
Semoga Allah menjadikan kita mukmin-mukmin yang dermawan, kaya hati dan kaya amal, seperti Abu Bakar ash-Shiddiq. Amin ya Rabbal ‘alamin. [PurWD/voa-islam.com]