View Full Version
Sabtu, 25 Oct 2025

Sesulit Apapun Hidupmu, Jangan Pingin Mati!

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, dan keluarganya.

Dalam perjalanan hidup, setiap manusia akan melewati masa-masa sulit -sakit, kehilangan, tekanan, atau keputusasaan-. Ada kalanya hati terasa lemah, hingga muncul bisikan: “Lebih baik mati saja.”

Rasulullah ﷺ menuntun umatnya untuk tidak menyerah pada keputusasaan itu. Dalam sabdanya yang agung, beliau melarang umat Islam mengharap kematian karena penderitaan duniawi. Sebab, hidup — betapa pun beratnya — adalah anugerah dan kesempatan yang tak ternilai.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لا يَتَمَنَّى أحدُكم الموتَ ، إمَّا مُحْسِنًا ، فلَعَلَّه يَزدادُ ، وإمَّا مُسِيئًا فلَعَلَّه يَسْتَعْتِبُ
Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian. Bila ia termasuk orang yang berbuat baik, maka barangkali ia akan bertambah dalam kebaikannya; dan bila ia termasuk orang yang berbuat dosa, maka barangkali ia akan bertobat (memperbaiki dirinya).” (Muttafaq ‘alaih, dan ini lafaz al-Bukhari)

Dalam riwayat Muslim disebutkan:

لا يتمنَّ أحدكم الموت، ولا يَدْعُ به من قبلِ أن يأتيه؛ إنه إذا مات انقطع عمله، وإنه لا يزيد المؤمنَ عمرُه إلا خيرًا

Janganlah salah seorang di antara kalian mengharapkan kematian, dan jangan pula berdoa memintanya sebelum ia datang. Sesungguhnya apabila seseorang meninggal, maka terputuslah amalnya. Dan sesungguhnya umur seorang mukmin tidaklah menambah baginya kecuali kebaikan.” (HR. Muslim)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan dalam Syarh Riyadhus Shalihin bahwa hadits ini menunjukkan larangan mengharap kematian karena kesulitan hidup, penyakit, atau penderitaan duniawi.

Beliau rahimahullah berkata:

بَابُ كَرَاهِيَةِ تَمَنِّي الْمَوْتِ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ . يَعْنِي مِنْ مَرَضٍ أَوْ نَحْوِهِ، وَأَمَّا إِذَا كَانَ لِخَوْفِ فِتْنَةٍ فِي الدِّينِ فَلَا بَأْسَ بِهِ هَكَذَا قال المؤلف رحمه الله، يَعْنِي إِذَا كَانَ يَخْشَى عَلَى نَفْسِهِ فِتْنَةً فِي الدِّينِ، فَلَا بَأْسَ أَنْ يَتَمَنَّى الْمَوْتَ، وَسَيَأْتِي الْكَلَامُ عَلَيْهِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فِي الْأَحَادِيثِ

Bab ini membahas makruhnya seseorang berharap mati karena musibah yang menimpanya, seperti sakit atau kesusahan. Namun bila sebabnya adalah takut fitnah dalam agama, maka tidak mengapa seseorang berharap kematian, sebagaimana akan dijelaskan dalam hadits-hadits lain.”

Hidup Adalah Ladang Amal

Berharap mati sering kali muncul dari perasaan lelah dan kehilangan arah. Namun sesungguhnya, selama masih hidup, kita masih punya ladang amal yang luas. Kita bisa berzikir, menolong sesama, memaafkan, atau sekadar menahan marah  dan semuanya bernilai di sisi Allah. Ini sesuai sabda Rasulullah ﷺ:

وإنه لا يزيد المؤمنَ عمرُه إلا خيرًا

“Sesungguhnya umur seorang mukmin tidaklah menambah baginya kecuali kebaikan.” (HR. Muslim)

Hadits ini menegaskan makna besar: selama seseorang beriman, setiap detik hidupnya adalah peluang meraih kebaikan. Bagi yang berbuat baik, tambahan umur adalah kesempatan untuk memperbanyak amal saleh. Dan bagi yang pernah khilaf, umur yang tersisa adalah ruang untuk bertaubat, memperbaiki diri, dan kembali ke jalan Allah.

Karena itu, Nabi ﷺ tidak hanya melarang berharap mati, tapi juga mengajarkan doa yang benar ketika seseorang merasa berat dengan kehidupannya:

اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

“Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan ini lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika kematian lebih baik bagiku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Doa ini menunjukkan sikap tawakal dan pasrah kepada keputusan Allah. Kita tidak menolak takdir, tetapi menyerahkan keputusan terbaik hanya kepada-Nya, Sang Pemilik Kehidupan.

Selama napas masih berhembus, Allah masih membuka pintu kesempatan untuk berbuat baik — sekecil apa pun.

Bahkan satu ucapan “Subḥānallāh” atau “Astaghfirullāh” lebih berharga daripada dunia dan seisinya, karena amal itu kekal, sedangkan dunia fana. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam..com]


latestnews

View Full Version