PESHAWAR (voa-islam.com) Sheikhul jihad, DR.Abdullah Azzam, mengingatkan betapa bahaya ambisi terhadap kekuasaan. Beliau mengatakan,tentang hakikat jabatan, seperti Rasulullah shallahu alaihi wassalam pernah mengatakan kepada Abdurrahman bin Samurah.
“Wahai Abdurrahman bin Samurah, janganlah kamu minta jabatan. Karena sesungguhnya, jika kamu diberi jabatan karena memintanya, maka akan diserahkan kepadamu sendiri untuk memikulnya. Jika kamu diberi jabatan tanpa memintanya, maka kamu akan dibantu (oleh Allah untuk memikulnya)”. (HR : Buchari dan Muslim)
“Sesungguhnya kalian akan berambisi dalam mendapatkan jabatan. Dan akan menjadi penyesalan hari kiamat”. (HR : Shahih Buchari)
Karena menyusu susu itu enak dan manis, sedangkan disapih darai susu itu pahit dan sulit bagi jiwa. Disapih – betapa susah disapih – dari kemuliaan di dunia dari kedudukan di dunia. Kami melihat mereka sangat gelisah ketika tiba-tiba ia dimakzulkan, dia sang pemilik kehormatan di pagi hari, tetapi ketika dhuha sudah luluh lantak di rumahnya. Tak seorangpun memandangnya, tidak ada orang lewat yagn menyalaminya.
Dalam Ash-Shahihain diriwayatkan :
“Sesungguhnya, demi Allah kami tidak memberikan jabatan dalam urusan kami ini kepada seseorang yang memintanya atau kepada seseorang yang berambisi pada jabatan tersebut “. (HR : Buchari dan Muslim).
Soal mengejar dunia dan kedudukan dengan mengggunakan sarfana agama, maka Rasulullah shallahu alaihi wassalam pernah bersabda dalam sebuah hadist hasan yang diriwayatkan Abu Dawud :
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk mencari keridhaan Allah dengannya, tetapi ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan kedudukan atau kekayaan dunia, maka ia tidak akan mendapatkan bau surga pada hari kiamat”. (HR : Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majjah, an al-Hakim).
Orang tersebut tidak akan dapat mencium bau surga pada hari kiamat, padahal bau surga iu, sebagaimana sabda Rasulullah shallahu alaihi wassalam :
“Dan bau surga itu dapat dicium dari jarak tujuh puluh tahun perjalanan jauhnya”.
Dalam riwayat Ahmad :
“Dapat dicium dari jarak seratus tahun perjalanan”.
“Barangsiapa menuntut illmu untuk menyombongkan diri dengan para ulama atau menengkari orang-orang bodoh atau untuk memalingkan pandangan manusia kepadanya, maka Allah akan memasukkannya dalam neraka”. (HR : Ibnu Majah)
Neraka! Neraka!
Dan lebih celaka lagi daripada itu adalah mereka yang mengorbankan nyawa mereka atau mempertaruhkan diri mereka dalam bahaya hanya untuk mencari kedudukan dan kehormatan di dunia. Mereka ikut berperang dan berkorban nyawa supaya disebut pemberani. Dan engkau dapati mereka dalam dalam pertempuran termasuk orang yang paling berani. Dalam Ash-Shahihain, Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda :
“Engkau berperang supaya dikatakan pemberani, dan itu sudah dikatakan dan engkau telah mengambil balasanmu di dunia. Maka (Malaikat) diperintahkan membawanya, lalui ia dicampakkan ke dalam neraka”.
Wahai Saudaraku!
Dalam sebuah hadist hasan. Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda:
“Perang itu ada dua macam, siapa yang (berperang) demi mencari wajah Allah, menaati Amir, menginfakkan hartanya yang berharga, memberi kemudahan kepada teman, menjauhi perbuatan rusak, maka atidur dan jaganya adalah berpahala semuanya. Adapun orang yang berperang karena kebanggaan, riya’, sum’ah, tidak taat pada imam, dan ber buat kerusakan di muka bumi, maka ia tidak kembali dengan kecukupan”. (HR : Abu Dawud, Sunan Abi Dawud).
Wahai saudara-saudaraku, tamaklah kalian terhadap kehidupan akhirat dan bersihkan hati kalian dari ambisi untuk meraih kedudukan, kehormatan, ketinggian, pangkat dan derajat diatas dunia. Sungguh saya telah menyaksikan sebagaimana pernah saya katakan, kenyataan-kenyataan pahit yang terjadi, akibat sifat ambisius seseorang terhadap kedudukan dan kekuasaan. Wallahu’alam.