BLORA (voa-islam.com)- Di tengah maraknya Multazimin yang terus bermunculan, bak jamur di musim penghujan, sehinggga pembahasan tentang jihad dan penegakan syariah menjadi hot issue yang tak terelakan. Belum lagi ramainya perdebatan tentang kelompok ISIS (Daulah Islam Irak dan Suriah) atau sekarang IS (Daulah Islamiyah) yang terus menuai perlawanandari para musuh Allah, sehingga makin lengkaplah subhat hari ini tersebar.
Di sisi lain, coretan harian para istri tentang mimpi keluarganya tuk menggapai keluarga sakinah belum juga terwujud. Munculnya beberapa kasus pasangan aktivis, yang rajin ngaji dan memutuskan untuk bercerai karena saking sama sibuknya, banyak mengagetkan masyarakat. Bagaimana bisa dua pasangan yang saling faham dienul Islam, tetapi malah memilih untuk bercerai.
Di sisi lain juga, banyak anak aktivis yang lupa perhatian dari orang tuanya, karena orang tuanya sibuk halaqoh, ibunya sibuk pertemuan akhwat sampai mereka sangat sedikit untuk bertemu dengan orang tunaya, yang akhirnya si anak justru menjadi anak brandalan.
Catatan-cacatan ini membuat miris hati, bagi kita yang hari ini selalu mendambakan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
Pakar Konsultan Keluarga Sakinah Ustadz Triasmoro Kurniawan, yang sudah melanglang buana dalam memberikan motivasi keluarga di Nusantara ini, memberikan sebuah nasehat kepada keluarga aktivis yang mungkin banyak melupakan dan enggan untuk mengkaji tentang keluarga sakinah. Beliau mengatakan keluarga sakinah itu juga bagian dari syariat dan tidak usah menunggu Islam tegak untuk melaksanakanya,bahkan itu berada di bawah kekuasaan kita langsung.
“Jadi agak mengagetkan kalau ada ikhwan dari kalangan aktivis teriak-teriak tentang tegaknya syariat Islam, dukung penegakan Khilafah dan sebagainya, tetapi sesuatu yang harus sudah bisa mereka lakukan tetapi tidak mereka lakukan, itu menunjukan belum kaaffahnya pemahaman mereka dan penerimaannya itu,” katanya kepada Voa Islam sesaat usai mengisi seminar di Randublatung, Blora, pada Kamis (14/08) yang lalu.
Ustadz Triasmoro mengungkapkan sebenarnya kajian-kajian itu lebih banyak (dilakukan) sebelum menikah, dan setelah menikah lebih banyak konsrentasi kepada aplikasi kajian, tetapi kalau sudah menikah harus menghadiri kajian, berarti harus ada keseimbangan yang masuk dengan hasil amal dalam memraktekan hasil kajianya yaitu menata manajemen keluarganya yang baik.
“Yang kedua sebenarnya istri dan anak itu bukan sesuatu yang harus diawasi selama 24 jam, tetapi kalau kita tahu ilmunya cukup 15 sampai 60 menit untuk memberikan komunikasi secara intensif dalam sehari itu sebenarnya dah cukup antara anak dan ayahnya serta istrinyaini persoalan ilmu aja sih” ujarnya dengan gaya dan khas beliau yang penuh kewibawaan.
Selanjutnya Ustadz Triasmoro menuturkan mungkin ada yang menganggap persoalan keluarga itu kurang penting, padahal sebenarnya justru keluarga itu yang akan mendukung seorang mujahid, ketika seorang laki-laki harus keluar rumah dan belum tentu pulang membawa uang.
“Karena berdakwah itu ada keluarga, yang tidak semua perempuan menyukai ini,sebab pada umumnya perempuan itu menyukai perhiasan, emas dan kemapanan hidup, justru kalau mereka tidak dibekali dengan agama maka akan menjadi beban kepada suaminya, manakala suaminya pulang tidak membawakan materi maka istrinya akan memberontak” tutur Ustadz yang kini juga mengajar di Mahad Daarus Syahadah Boyolali.
Beliua juga menasehatkan pentingnya seorang aktivis memberikan perhatian penuh terhadap keluarganya.
“Sebenarnya ini sangat penting,apalagikalau dalam perjalanan dakwah, mungkin kita kalau syahid dan kita mati selesai urursan,tapi kalau kita berangkat ke medan jihad dan ternyata masih hidup atau mungkin sampai mati kita nggak berangkat ke medan jihad, kemudian nanti kita pensiun karena diganti oleh ikhwan-ikhwan yang lebih muda, yang akan kita rasakan dalam hidup nanti itu justru perlakuan anak dan istri kepada kita,dan itu adalah buah dari apa yang selama ini kita lakukan kepada mereka, jadi kalau kita ingin perlakuan anak istri kita baik, yah berbaikbaiklah kepada mereka sekarang” tutup Ustadz yang mahir dalam menyusun kata dalam memotivasi umat.
Semoga keluarga kita termasuk bagian dari keluarga yang di rahmati Allah SWT. Aamiin. [syahid/Protonema/voa-islam.com]