Dubai (voa-islam):
Abu Ayyub Al-Misri:
Menurut identitas yang berisi data pribadi, beliau bernama: Mohamed Fouad Hassan Sayyid Hazza dan nama tenarnya, Sheikh Sharif Hazza, lahir 13 Juni 1957 dan memperoleh gelar Bachelor of Islamic Studies dari Arab Saudi pada tahun 1985 dan identitas tersebut tidak menyebutkan pekerjaan tetapnya,dimana tertulis dalam datanya "tidak bekerja" dan bertempat tinggal didaratan timur di Syabinil Kum dengan nomor 4.512 dan golongan darah B dan nomor kartu identitas 37160 propinsi Al-Menoufiya, yang dikeluarkan pada tanggal 26 Mei 1990.
Abu Ayyub al-Misri seorang yang taat beragama sejak masa mudanya dan selama universitas, ia pernah menjadi mahasiswa di Fakultas Pharmacy dan kemudian meninggalkannya untuk memasuki Fakultas Dagang dan tidak menyelesaikan satu tahun akademik dia meninggalkan, dan pergi ke Arab Saudi untuk mempelajari ilmu syariah dan spesialisasi dalam ilmu hadits, dan menerima gelar Sarjana Lesans Studi Islam dari Universitas Islam di Madinah , dan ketika itu pada awal komitmennya dia tertarik terhadap ideologi Ikhwanul Muslimin, dan kemudian berpindah kepemikiran salafiyah yang ada dan menimba ilmu dari para masyayikh dan keluarganya, dan telah belajar sejumlah ulama Salafiyah.
Dia menikah ketika masih di tahun ke empat di universitas Saudi Arabia, dan tinggal disana untuk beberapa waktu lamanya setelah istrinya, melahirkan putrinya Sumayyah, kemudian pindah ke Yordania, untuk berdekatan dengan Sheikh Albani dan menyelesaikan studi ilmu hadits darinya.
Sheikh Abu Ayyub Al-Misri selama periode ini bekerja dalam profesi mentahqiq kitab-kitab hadits, dan beberapa bukunya Imam Ibnu Taimiyah seperti Fatawa Mahmudiya Kubra, Al Furqan Baina Auliya Ar Rahman wa Auliya Syaithan. SEbagaimana dia juga mentahqiq beberapa kitab Imam Shawkaani AtTuhaf Fii Madzahibis Salaf , Bahkan beliau juga mengarang sendiri beberapa buku syariah maupun fiqih seperti Al-Udzru Bil Jahl (uzur karena ketidak tahuan).
Dia tinggal di Yordania untuk beberapa lama dan bertugas sebagai imam di salah satu masjid terbesar, dan kemudian kembali ke Mesir. Setelah istrinya melahirkan putra ketiga Muadz setelah yang kedua Bilal pada tangal 20 Oktober 1987, dia pergi ke Pakistan disana dia memperoleh gelar Master dalam ilmu hadits di kota Peshawar dan mencapai ketenaran dakwahnya.
Tidak genap satu tahun di Pakistan dia kembali ke Mesir, kemudian mengunjungi Uni Emirat Arab, dan kemudian ke Indonesia, disana Abu Ayyub Al-Misri mengajar ilmu hadits di beberapa pondok pesantren dan memiliki murid-murid dan pengagumnya dari kalangan Salaf dan lain-lainnya, kemudian dia ingin menetap di Mesir, dan memutuskan untuk kembali dan menetap disana pada akhir 1998.
Kemudian "Abu Ayyub al-Misri," mengumumkan menjadi pemimpin Al Qaeda menggantikan Abu Musab Al-Zarqawi, yang gugur dalam serangan Amerika di markas mereka di bulan Juni 2006.
Abu Omar al-Baghdadi
Al-Baghdadi muncul untuk pertama kalinya pada bulan April 2006 setelah mengambil alih kepemimpinan kelompok pemberontak melawan Amerika dan kemudian menjadi pimpinan Al Qaeda di Irak.
Ketika itu Osama bin Laden pemimpin Al Qaeda menyerukan kepada Islam Irak, dalam siaran rekaman suara pada tanggal 30 Desember 2007, untuk membai'ah kepada Syekh Abu Omar al-Baghdadi, "sebagai Amir Negara Islam Irak" dan menyerang Dewan Kebangkitan.Telah disiarkan rekaman suara Bin Laden, yang memakan waktu 56 menit di situs Web dan berhasil dimonitor oleh sekumpulan Intellijen Amerika.
Bin Laden menyerukan kepada "para amir mujahidin dan anggota Dewan Syura Mujahidin," yang belum brbai'ah kepada Al-Baghdadi untuk, "bersatu dan membai'ahnya sebagai Amir bagi Negara Islam Irak demi menjaga persaudaraan jamaah muslimin"
Dia menambahkan "tidak boleh menunda-nunda bai'ah" dan menyeru para aktifis Islam, "Untuk tidak menyerah pada alasan untuk meniadakan persatuan dan kesatuan", dan melarang "fanatisme kepada tokoh atau kelompok melainkan fanatisme kepada kebenaran". Dan Ketika itu Kementrian Dalam Negeri Irak telah mengumumkan pada awal tahun 2007 terbunuhnya Al-Baghdadi di wilayah Ghazaliya di Baghdad, namun ternyata itu tidak benar.
Kemudian dia mendirikan "Negara Islam Irak, setelah seruan pendiri Al-Qaeda cabang Irak, Abu Musab Al-Zarqawi, untuk menyatukan semua gerakan bersenjata Sunni di bawah satu bendera, dengan nama" Dewan Syura Mujahidin" pada bulan Desember 2005, kemudian kepemimpinan dialihkan kepada Abu Hamzah Al-Muhajir, yang juga dikenal sebagai" Abu Ayyub al-Misri menggantikan Al- Zarqawi setelah gugur dalam satu serangan Amerika pada bulan Juni 2006.
Pada bulan Oktober 2006, "Dewan Syura Mujahidin" telah berganti menjadi "Negara Islam Irak" yang menurut para pendirinya telah mencakup Baghdad, Anbar, Diyala, Kirkuk, Salaheddin, Niniwe dan beberapa bagian dari propinsi Babil dan Wasit. Dan seluruh pergerakan tersebut berjanji setia kepada Al-Baghdadi sebagai amir mereka.
(ar/alarabia)