(voa-Islam.com) Bersamaan dengan perubahan politik di seluruh dunia Arab, dan tumbangnya rezim-rezim yang menjadi sekutu Amerika Serikat dan Israel, secara paralel mempengaruhi dinamika di dalam internal bangsa Palestina.
Konflik antara Hamas-Fatah menyebar, dan saling menghancurkan kedua belah pihak. Karena, konflik itu dimainkan oleh Amerika Serikat dan Israel, yang tujuannya melemahkan perjuangan bangsa Palestina.
Amerika Serikat dan Israel tidak pernah membiarkan bangsa Palestina bisa bersatu. Kedua negara yang sangat membenci rakyat dan bangsa Palestina itu, terus menciptakan politik adu domba "devide at impera".
Amerika Serikat dan Israel dengan menggunakan negara-negara Arab, seperti Mesir, Arab Saudi, dan Yordania, berusaha mengeleminir kekuatan Hamas. Dengan kekuatan militer, politik, dan ekonomi. Amerika dan Israel berusaha terus menghancurkan setiap usaha perjuangan bangsa Palestina yang menginginkan kemerdekaan.
Sampai sekarang Zionis-Israel yang didukung Amerika Serikat melakukan isolasi dan memblokade Gaza, dan bahkan menghentikan suplai pasokan listrik, sehingga seluruh wilayah Gaza mengalami kegelapan.
Zionis-Israel terus melakukan pencaplokan (aneksasi), terhadap tanah-tanah bangsa Palestina, dan kemudian mendirikan rumah-rumah baru yang digunakan bagi penjajah Zionis-Israel.
Amerika Serikat dan Zionis Israel mencoba menipu dan mengelabui tokoh Fatah, dan dengan janji-janji bantuan, dan serta berusaha memisahkan Fatah dengan saudara lainnya, khususnya kekuatan pejuang Palestina.
Bahkan, Amerika Serikat membatalkan seluruh bantuan bagi bangsa Palestina, saat Presiden Mahmud Abbas, berjuang ingin mendapatkan keanggotaan di badan multileral PBB.
Sungguh Amerika Serikat dan Zionis Israel adalah benar-benar bangsa penjajah terhadap Muslim. Mereka tidak akan pernah selamanya Muslim mendapatkan hak-haknya yang sah.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan faksi Fatah Palestina Islam kelompok Hamas memulai pembicaraan untuk membentuk pemerintah persatuan pada hari Senin dalam upaya baru untuk menyembuhkan perpecahan politik, membuka jalan bagi pemilihan umum.
Situasi politik yang berubah di seluruh dunia Arab, menyebabkan Amerika Serikat dan Zionis Israel, tidak lagi memilki "tangan yang kuat", untuk menghancurkan perjuangan rakyat Palestina.
Amerika Serikat dan Zionis Israel, tidak mampu lagi menghadapi revolusi di seluruh dunia Arab dan Afrika, yang ingin mendapatkan kemerdekaan, dan melepaskan diri dari penjajahan Amerika dan Zionis Israel. Inilah akhir hegemoni Amerika Serikat dan Israel di di dunia Arab.
Kemudian, masih di tengah-tengah situasi yang berubah itu, para pemimpin Hamas, Ismail Haniyah dan Khalid Mis'al dengan Presiden Mahmud Abbas, mencapai kesepakatan membentuk pemerintahan yang baru, yang menjadi representasi seluruh wakil bangsa Palestina. Termasuk di dalamnya Hamas dan Fatah, serta kelompok-kelompok pejuang Palestina lainnya.
Selanjutnya, Perdana Menteri Hamas di Gaza Ismail Haniyeh bertemu Hanna Nasir, ketua Komisi Pemilihan Palestina Pusat (CEC) yang ditunjuk oleh Abbas, memilih anggota pemerintahan yang terdiri para "tehnokrat" untuk mengawasi pemilu, ujar seorang pejabat Palestina yang terlibat dalam pembicaraan itu kepada Reuters.
Rencananya dijadwalkan Presiden Abbas dan Ketua Biro Politik Hamas Khaled Misy'al akan bertemu pekan depan menyelesaikan pembentukan pemerintah baru dan mengumumkannya", uangkapnya.
Pada konferensi pers yang diselenggarakan bersama-sama dengan Nasir, Haniyeh, wakil Fatah, Mohammed Awad mengatakan: "Mereka dapat mulai mendaftar para pemilih di Gaza segera, dan tanpa penundaan", tambahnya.
Pilihan pemerintahan baru melalui mekanisme pemilihan parlemen dan presiden itu, tidak berarti mereka meninggalkan perjuangan jihad melawan Zionis, yang sudah menjajah negeri Palestina, selama beberapa dekade.
Penjajahan Zionis terhadap rakyat Palestina itu, mengakibatkan jutaan orang Palestina tercerabut dari tanah air mereka. Israel menolak hak kembali ke tanah airnya, khususnya bagi bangsa Palestina yang diusir dari negeri mereka.
Anehnya, Zionis-Israel yang didukung oleh Amerika Serikat, yang stiap hari membunuhi bangsa Palestina itu, masih bisa menuduh bahwa bangsa Palestina, yang melakukan perjuangan mendapatkan hak-hak sah bagi tanah air mereka dituduh sebagai teroris.
Sementara itu, Zionis Israel yang menjajah, membunuh itu, mendapat dukungan oleh dunia internasional. Sungguh sangat biadab.mi