Mohammed Mursy mengambil sumpah jabatan secara Islam, dan menjadi presiden Mesir atau kepala negara pertama yang terpilih sejak penggulingan Hosni Mubarak tahun lalu, Sabatu.
Upacara berlangsung di Mahkamah Konstitusi, dan bukan di parlemen. Ini merupakan hasil pergumulan politik yang sangat keras antara Ikhwan dengan militer sejak penggulingan Mubarak. Nampaknya militer berusaha mempertahankan kekuasaannya secara luas, tanpa ada keinginan melepaskan cengkeraman kekuasaannya.
"Saya bersumpah dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan tulus menjaga kedaulatan Republik Mesir, menghormati konstitusi dan hukum, serta benar-benar peduli terhadap kepentingan rakyat," ucapnya pada upacara pelantikan di Istana. Sebelumnya, Mursy ingin mengambil sumpah di depan parlemen, tetapi militer membubarkan parlemen yang dikuasai oleh Ikhwan.
"Lembaga-lembaga yang sudah dipilih rakyat akan kembali memenuhi peran mereka. Dan militer yang besar akan mencurahkan dirinya untuk tugas melindungi negara ini," ucap Mursy, di depan para undangan, termasuk pemimpin militer, Marsekal Hussein Tantawi.
Mursy menegaskan beberapa tujuan kebijakan yang ingin dilakukannya, baik kebijakan luar negeri dan domestik. Tokoh Ikhwan itu mengatakan ia akan menjadi "pelayan umat" dalam negara demokratis, modern dan konstitusional", tegasnya.
Berdiri Disamping Palestina
Mursy menjelaskan kebijakan luar negerinya, bahwa Mesir akan mendukung dan berdampingan dengan perjuangan rakyat Palestina mendapatkan hak-haknya yang sah, dan menyerukan segera diakhirinya pertumpahan darah di Suriah.
"Saya menegaskan dari sini bahwa Mesir, rakyat dan lembaga kepresidenan berdiri berdampingan dengan rakyat Palestina, sampai mereka mendapatkan kembali semua hak mereka," ucapnya. "Kami mendukung rakyat Suriah. Kami ingin segera diakhirinya pertumpahan darah, "tambahnya.
"Kami membawa pesan perdamaian kepada dunia, tetapi harus di dahului dan disertai dengan keadilan", tambah Mursy.
Ini merupakan sikap pertama kali dalam sejarah Mesir, yang secara eksplisit (tegas) di mana seorang presiden menegaskan posisi dalam konflik Palestina dengan Israel. Mursy dengan sangat tegas membela rakyat Palestina. Mursy menginginkan segera rakyat Palestina mendapatkan hak kemerdekaannya, dan Israel mengembalikan tanah-tanah yang dirampas dan dikuasai oleh Zionis-Israel.
Mursy menyatakan dukungan kepada rakyat Palestina dan sangat menentang kekerasan yang berlangsung di Suriah. Ikhwan dengan sangat keras mengutuk tindakan Presiden Suriah Bashar al-Asad, dan Ikhwan mendukung gerakan rakyat yang melawan rezim Bashar al-Assad.
Sebelumnya, Mohammed Mursy menyampaikan pidato pada hari Jumat, di mana jutaan rakyat Mesir, secara emosional mengelu-ngelukan Mohammed Mursy, di Tahrir Square, yang menjadi pusat gerakan perlawanan terhadap rezim Mubarak. Mursy menegaskan dihadapan jutaan rakyat Mesir, bahwa ia akan mempertahankan semua kekuasaan kepresidenan.
"Saya tidak akan meninggalkan hak prerogatif presiden," katanya .. "Engkau (rakyat) adalah sumber kekuatan dan legitimasi," katanya kepada para pendukungnya. "Tidak ada tempat bagi siapa pun atau lembaga manapun ... diatas rakyat", tambahnya.
SCAF dijadwalkan mengumumkan pengalihan kekuasaan kepada presiden baru yang terpilih, Sabtu in, dan ini sesuai dengan janji militer menyerahkan kekuasaan kepada presiden baru, menurut pernyataan yang diperoleh Reuters.
"Hari ini adalah hari militer memenuhi janjinya, bahwa militer kita yang besar ini menyerahkan kekuasaan", kata pernyataan, yang diperoleh sebelum acara serah terima resmi.
Mursy menjadi calon Ikhwan yang berhasil mengalahkan Marsekal Ahmed Shafiq, yang menjadi perdana terakhir di era Mubarak. Mursy mengalahkan Ahmed Shafiq, dan mendapatkan dukungan 51,73 persen suara.
Mursy menggambarkan Mesir seperti bayi baru lahir, dan akan menyongsong masa depannya. Tokoh Ikhwan itu berjanji akan menjadi pelayan umat, dan akan menegakkan kedaulatan negaranya, serta membela rakyat Palestina, yang dijajah Israel, selama lebih dari setengah abad.mi