Suriah (voa-islam.com) Jum'at, dikabarkan para pejuang pembebasan Suriah (FSA) mengambil seluriuh kota Aleppo dari tangan aparat pemerintah Suriah. Meskipun, terus berlangsung pertempuran dahsyat di sejumlah kota, dan pasukan pemerintah mengerahkan selulruh kekuatan militernya, guna merebut kembali kontrol Aleppo.
Pasukan pemerintah menggunakan tank baja, artileri berat, halikopter, dan bahkan mengerahkan pesawat tempur, dan menyerang posisi-posisi para pejuang FSA, yang sudah menguasai kota Aleppo. Dibagian lain, para aparat keamanan pasukan Suriah, dan milisi Shabiha sebagian telah menyerahkan diri kepada pejuang FSA.
Dikabarkan, para pejuang Pembebasan Suriah (FSA), yang bahu-membahu dengan para pejuang dari berbagai negara Islam, berhasil membebaskan kota paling strategis kedua, sesudah ibukota Damaskus oleh kantor berita Turki, Jum'at pagi.
Pertarungan hidup mati antara pasukan FSA dengan pasukan Suriah, berlangsung berhari-hari, tanpa henti siang dan malam. Pasukan pemerintah Suriah dikabarkan mendapatkan dukungan dari pasukan Hesbollah dan Garda Revolusi Iran, serta milisi Syiah Houti dari Yaman, yang sudah diterbangkan ke kancah peperangan di Suriah. Tetapi, pasukan pemerintah gagal mempertahankan Aleppo, dan Jum'at pagi Aleppo jatuh.
Dibagian lain, mediator yang ditunjuk oleh Dewan Keamanan PBB, Kofi Annan mengundurkan diri sebagai juru runding dan penengah dalam krisis yang terjadi di Suriah. Presiden Barack Obama telah menandatangani perintah rahasia, yang memerintah pasukan khusus (elite) marinir Amerika Serikat dan CIA, terjun ke kancah peperangan. Ini merupakan bagian strategi Amerika Serikat yang tidak ingin kehilangan kendali, saat menjelang kejatuhan Bashar al-Assad. Amerika ingin tetap mempunyai akses politik dan militer di negeri, yang sekarang menjadi porak-poranda.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menegaskan bahwa Bashar al-Assad suda kehilangan seluruh legitimasinya. Sudah tidak lagi memiliki dukungan kekuatan. Bukan hanya mendapatkan tekanan internasional, tetapi Bashar telah kehilangan tokoh-tokoh kunci yang menjadi kepercayaan yang tewas akibat bom bunuh diri. Seperti Menteri Pertahanan, Wakil Menteri Pertahanan dan Kepala Intelijen, Menteri Dalam Negeri, serta mantan Menteri Pertahanan yang menjadi Kepala Crisis Center.
Tetapi, kekawatiran yang paling menonjol, yang menyebabkan Amerika Serikat menerjunkan pasukan elite dan intelijen ke Suriah, mengkawatirkan Suriah akan jatuh ke tangan fundamentalis, pasca jatuhnya Assad, dan membahayakan keamanan bagi masa Zionis-Israel. Karena, sekarang ini begitu banyaknya para mujahidin yang terlibat dalam muarokah (peperangan) di Suriah.
Peperangan jarak dekat antara para pejuang pembebasn Suriah (FSA) dengan pasukan Suriah, dan sekarang memasuki ibukota Damaskus, tak pelak akan mengakibatkan jatuhnya kekuasaan Bashar al-Assad. Apalagi, kondisi ini diperburuk oleh banyak kalangan perwira militer Suriah, yang membelot, dan bergabung dengan para pejuang FSA. Termasuk Brigadir Jenderal Tlas,yang menjadi kepercayaan Bashar al-Assad.
Akankah nasib Bashar al-Assad seperti yang dialami mantan diktator Libya Muammar Gadafi, yang tertangkap hidup-hidup, dan kemudian diekskusi oleh para pejuang Libya? mh.