Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengirim seorang pejabat utamanya menemui pemimpin ultra ortodok, Rabbi Ovadia Yosef, mendapatkan dukungan untuk menyerang Iran, secara unilateral (sepihak), ungkap media Israel,Selasa.
Kepala Dewan Keamanan Nasional, Yaakov Amidror mengunjungi Yosef, yang menjadi anggota koalisi Netanyahu, di Yerusalem membahas masalah ini, ungkap laporan media Israel.
Seorang pejabat senior Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengkonfirmasi berita dari kunjungan Yaakov Amidror kepada AFP. Namun, tidak memberikan rincian tentang hasil pertemuan itu.
Sejauh ini, Yosef telah memerintahkan menteri Shas untuk menentang setiap serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran yang tidak dikoordinasikan dengan Amerika Serikat.
Komentator Israel mengatakan bahwa Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak tidak memiliki mayoritas di kabinet untuk melaksanakan serangan terhadap Iran, maka Netanyahu ingin mendapatkan dukungan dari Partai ultra ortodoks Shas. Menurut Radio militer bahwa, sejak kunjungan itu, dan adanya dukungan Yosef, di mana kelompok yang menentang serangan secara unilateral itu, nampaknya semakin berkurang penentangannya terhadap serangan Israel terhadap Iran.
Rabbi Yosef yang mengutip kitab Talmud, yang menyamakan pemimpin Iran sebagai musuh utama Israel, yang ada dalam al-Kitab, Sabtu malam. Ini akan menjadi dasar legitimasi Benyamin Netanyahu melancarkan serangan terhadap Iran, secara sepihak. "Kita semua dalam bahaya," Yosef seperti dikutip. "Kita tidak bisa mengandalkan siapa pun kecuali ayah kami yang di sorga", ungkap Yosef.
Israel percaya Iran sedang mengembangkan kemampuan nuklir militer dengan kedok program sipilnya yang dikatakan akan menimbulkan ancaman eksistensial terhadap negara Yahudi. Sementara itu Iran meluncurkan enam senjata rudal rudal jarak pendek yang lebih akurat, Selasa.
Israel mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan serangan militer terhadap sarana nuklir Iran, jika Republik Iran tidak menghentikan program nuklirnya. Israel sangat kawatir Iran mengembangkan teknologi senjata nuklir, meskpun dibantah Teheran.
Iran mengatakan bisa menghantam Israel dan pangkalan AS di kawasan itu jika diserang. Ini mengancam memblokir Selat Hormuz, yang menjadi urat nadi kepentingan minyak Barat, di mana minyak dari negara Teluk dieksport melalui selat Hormuz, dan mensuplai 40 persen kebutuhan minyak Barat.
Sementara itu, Iran mengatakan awal bulan ini mereka telah berhasil menguji jenis rudal model baru, yang katanya dilengkapi dengan sistem bimbingan lebih akurat dan bisa menjangkau seluruh kota Israel.
"Rudal ini merupakan salah satu rudal balistik yang paling tepat dan canggih darat ke darat dengan menggunakan bahan bakar padat," Vahidi seperti dikutip oleh kantor berita Fars. "Dalam dekade terakhir ini telah memiliki peran penting dalam mempromosikan Republik Islam kemampuan pertahanan Iran."
Di dalam negeri Israel, Presiden Israel Shimon Peres dan Ketua Partai Kadima, yang baru menjadi mitra koalisi Partai Likud, Shaol Mofaz, menolak langkah yang diambil Netanyahu yang berencana melakukan serangan secara sepihak terhadap Iran. Peres dan Mofaz mengatakan serangan terhadap Iran, hanya akan memperburuk situasi di Timur Tengah, dan Israel tidak akan mendapatkan apa-apa dari tindkan itu.
Tetapi, nampaknya Iran dan Israel, memang kedua membuat konspirasi, dan kedua belah pihak ingin menyeret Timur Tengah dan Dunia Arab masuk dalam kubangan perang, yang dampaknya sangat sulit diprediksi.
Mungkin ini suatu skenario Iran dan Zionis-Israel, yang ingin menggagalkan revolusi di dunia Arab, yang mempunyai dampak negatif terhadap Zionis-Israel dan Iran. Sehingga, keduanya membuat skenario perang, dan berusaha menyeret seluruh dunia Arab dalam kubangan perang. mh.