Utusan PBB Lakhdar Ibrahimi mengatakan, bahwa upaya diplomatik mengakhiri konflik di Suriah "hampir mustahil" dan tidak cukup mengakhiri perang yang berlangsung sangat hebat di Suriah, ujar Ibrahimi utusan PBB baru dan Liga Arab, Senin.
"Saya tahu betapa sulitnya - bagaimana mengakhiri perang, ylag hampir mustahil. Saya tidak bisa mengatakan mustahil - hampir mustahil, "kata Brahimi, seorang diplomat Aljazair, kepada BBC. "Dan kita tidak melakukan banyak hal. Situasi di Suriah sangat mengerikan", tambahnya.
Brahimi menggantikan Kofi Annan sebagai utusan PBB dan Liga Arab, yang bertugas dengan madat penuh di Suriah pada akhir Agustus. Annan mengundurkan diri setelah menyalahkan, "Dewan Keamanan PBB", yang dinilai menghambat upaya mengakhiri konflik. Rusia dan Cina dalam posisi mendukung Presiden Bashar al-Assad, sehingga upaya yang dilakukan oleh Kofi Annan, tidak dapat dijalankan sepenuhnya.
Brahimi mengatakan memiliki tanggung jawab yang sangat berat, "takut tanggung jawab yang berat di pundaknya dan menyadari bahwa tidak cukup waktu yang dibutuhkan mengakhiri kekerasan melalui diplomasi.
"Orang-orang sudah sekarat dan apa yang kamu lakukan?", ungkapnya. Dan kita tidak melakukan banyak hal, yang bisa mengakhiri konflik dan perang di Suriah. Satu-satunya jalan hanyalah diselesaikan dengan perang itu sendiri. "Situasinya sangat mengerikan dan sangat berat," ungkap Brahimi.
Brahimi mengatakan dia merasa seperti dia "berdiri di depan tembok baja", ketika akan mecari celah solusi, mengatasi konflik dan perang yang begitu menghebat di Suriah. "Saya datang ke Suriah dengan mata terbuka, dan dengan tidak ada ilusi," katanya.
Brahimi dijadwalkan tiba di Suriah segera, Suriah Kementerian Luar Negeri juru bicara Jihad Makdissi mengatakan pada hari Minggu. "Kami akan mendengarkan dia dan dia akan mendengarkan kita," kata Makdissi di saluran televisi pro pemerintah Damaskus Lebanon.
Situasi di Suriah semakin sulit dan tidak akan menemukan jalan damai, mengkhiri perang yang sudah meluas. Rusia, Cina, dan Iran, sengaja mendukung pemerintah Bashar al-Assad, yang sudah berlumuran darah, dan tidak mau menekan Bashar mengundurkan diri dari kekuasaannya, dan ini semakin berlarut-larutnya situasi konflik dan perang di Suriah. mh