Washington (voa-islam.com) Siapapun yang menduduki Gedung Putih, tak akan pernah berempati dan memihak kepada rakyat Palestina. Mereka pasti lebih menjaga kepentingan Zionis-Israel.Karena Gedung Putih itu, tak lain kantor lain dari Perdana Menteri Israel.
Maka, Obama yang mendapat simpati begitu besar sebagian dari Muslim, dan menganggap tokoh yang lebih moderat, dan akan mau membantu menciptakan keadilan bagi rakyat Palestina, ternyata semuanya itu hanyalah nol besar. Obama dalam kasus Palestina, tetap mempertahankan sikapnya yang terang-terangan memihak kepada kepentingan Zionis-Israel.
Kemudian, seperti diketahui, Presiden AS Barack Obama mengatakan kepada Mahmud Abbas bahwa pemerintahannya menentang tawaran Palestina untuk masuk dalam keanggotaan PBB, ujar urubicara pemimpin Palestina , Minggu.
"Ada percakapan telepon yang panjang antara Presiden Mahmud Abbas dan Barack Obama," kata Nabil Abu Rudeina kepada AFP. "Obama menyatakan Amerika Serikat oposisi terhadap keputusan Palestina yang ingin menjadi anggota di Majelis Umum PBB."
Abbas menjelaskan "Alasan dan motif keputusan Palestina untuk menjadi anggota PBB ... termasuk aktivitas (Yahudi) pemukiman lanjutan dan agresi Israel terhadap warga dan harta benda, "kata Abu Rudeina.
Israel dan Amerika Serikat keduanya menentang rencana Palestina, dan menegaskan sebuah negara Palestina hanya dapat dicapai dari hasil perundingan damai, yang telah ditangguhkan selama dua tahun terakhir, dan negara merdeka dari hasil perundingan itu, tak pernah ada dan terjadi.
Wakil Israel di PBB, hari Selasa, mengatakan bahwa bersiap-siap untuk melawan tawaran Palestina untuk menjadi anggota PBB ditingkatkan akhir bulan ini, ujar seorang juru bicara Israel kementerian luar negeri kepada AFP.
Komentar itu melaporkan bahwa Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman bulan lalu berjanji menjamin akan "gagal" nya Otoritas Palestina, jika tawaran untuk meningkatkan status di Majelis Umum terus maju.
"Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman menyelenggarakan pertemuan darurat dengan 27 Israel duta di Eropa minggu ini di Wina," untuk membahas tawaran Palestina, ungkap jurubicara kementerian luar negeri Yigal Palmor kepada AFP.
"Para duta akan berusaha untuk menentukan langkah diplomatik dengan Eropa dimaksudkan untuk melawan inisiatif Palestina, seperti yang diinginkan oleh Lieberman yang berkunjung ke Wina," tambahnya.
Rancangan resolusi, yang bisa dimasukkan ke pemungutan suara di Umum 193-bangsa PBB Majelis, juga menegaskan kembali komitmen Otoritas Palestina untuk "solusi dua negara" di mana Israel dan negara Palestina merdeka akan hidup berdampingan dalam damai.
Jika disetujui, resolusi itu akan "memberikan kepada Status Negara Palestina sebagao Observer dalam sistem PBB, tanpa mengurangi, hak memperoleh hak dan peran dari Organisasi Pembebasan Palestina sebagai wakil dari rakyat Palestina," menurut sebuah rancangan yang diperoleh oleh Reuters . Tapi, lagi-lagi Amerika Serikat menolak. Dasar Amerika budak Zionis.af/wb