View Full Version
Selasa, 27 Nov 2012

Nageh Ibrahim : Tokoh-Tokoh Sekuler Mesir Menghadapi Pembunuhan

Kairo (voa-islam.com) Pertarungan di Mesir mulai menampakkan aslinya.  Di mana kalangan sekuler yang sudah kalah secara telah dalam pemilihan parlemen dan presiden, sekarang terus berusaha mengguncang pemerintahan Presiden Mursi. Mereka bersatu menghadapi Mursi dan berusaha menggulingkan pemerintahannya.

Polarisasi itu mengkristal, dan sekarang menjadi konflik terbuka antara kalangan Islamis yang terdiri Ikhwanul Muslimin, Salafi, Jamaah Islamiyah, dan kelompok Gerakan Islam lainnya, melawan sekuler yang menjadi tulang-punggung pemerintahan Marsekal Hosni Mubarak, seperti kelompok Sosialis, Nasseris, kaki tangan Israel dan Amerika, sekarang berhadap-hadapan. Tokoh-tokoh dari kubu nasionalis-sekuler itu, diantara Mohammad el-Baradey, Amr Musa, Mohammad Sabhi, mereka menggerakkan kekuatannya menentang pemerintahan Muhamad Murs.

Dibagian lain, seorang anggota senior kelompok Jamaah Islamiyah Mesir  memperingatkan bahwa politisi liberal dan intelektual yang menentang deklarasi terbaru konstitusional Presiden Mohammed Mursi  bisa menghadapi kampanye pembunuhan mulai Desember mendatang.

Nageh Ibrahim, ideolog dari Jamaah Islamiya, yang mengangkat senjata melawan rezim digulingkan Presiden Hosni Mubarak pada tahun 1980, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa pandangannya itu "didasarkan pada analisis situasi politik bukan informasi", tukasnya, Senin.

Nageh mengatakan eskalasi kekerasan baru-baru ini di berbagai negara, termasuk serangan beruntun terhadap pasukan keamanan di Sinai, serangan terhadap kantor-kantor Ikhwanul Muslimin dan masjid, kemungkinan dampaknya akan berakibat reaksi balasan yang berdarah terhadap liberal.

Ibrahim pertama membuat pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan harian yang berbasis  di London Asharq al-Awsat, mengatakan pembunuhan yang ditargetkan terhadap tokoh kaum liberal merupakan  "reaksi alamiah", yang merupakan balasan atas tindakan kekerasan dan ketidakpercayaan, dan polarisasi politik di Mesir.

Sementara itu, Nageh Ibrahim mendukung keputusan  Presiden Mohammad Mursi keputusan yang berusaha terus  mengkonsolidasikan kekuasaannya dengan membuat keputusan (dekrit) yang  tidak dapat dibatalkan oleh pengadilan.

Namun, Nageh Ibrahim mengkawatirkan terjadinya polirasi yang lebih keras di Mesir, dan menyerukan agar Presiden Mursi, memasukkan wakil-walik kalangan sipil dalam pemerintahannya, sehingga mengurangi permusuhan dari kalangan nasionalis sekuler", ujarnya.

"Ini harus dilakukan sebelum Mesir  terbagi, tidak hanya secara politis, tapi mungkin juga secara geografis."

Tapi pernyataannya tentang pembunuhan terhadap tokoh-tokoh liberal menarik kritik tajam dari  Essam Derbala,ketua Dewan Penasehat al-Jamaah Islamiya-dan anggota  sayap politik  Partai Pembangunan. Derbala menggambarkan pernyataan Ibrahim sebagai "tidak bertanggung jawab" dan tidak mewakili kelompok atau pendapat partai.

"Ini adalah waktu yang sangat buruk untuk mengeluarkan pernyataan seperti itu," ujar Derbala seperti dikutip oleh surat kabar Mesir al-Mesryoon. "Ini akan mempromosikan perpecahan dalam masyarakat Mesir dan ketakutan terhadap kelompok-kelompok Islam."

Derbala menyatakan keraguan bahwa Ibrahim mengeluarkan peringatan tersebut berdasarkan informasi yang faktual dan melihat mereka lebih sebagai spekulasi belaka. "Ini hanya spekulasi yang mencerminkan titik pandang sendiri, tetapi tidak resmi terutama bahwa ia tidak memegang posisi sekarang dalam kelompok."

Tarek al-Zomor, anggota terkemuka kelompok Jamaah Islamiyah, juga meragukan pernyataan Ibrahim sebagai spekulasi belaka. "Semua perubahan di Mesir yang dibuat dengan cara damai," katanya. "Ini adalah jalan Mesir telah diambil sejak Revolusi 25 Januari."

Ketegangan nampaknya akan terus berlanjut di Mesir, menyusul langkah-langkah yang diambil kelompok nasionalis sekuler yang mengalami kekalahan politik dengan kalangan Islamis, dan sekarang membuat gerakan jalanan, menghentikan langkah-langkah Mursi yang ingin mempercepatkan reformasi di negeri Spinx itu. ah/af


latestnews

View Full Version