Cairo (voa-islam.com) Di masa pemerintahan Presiden Gamal Abdel Nasser, seorang peramal Yahudi meramalkan bahwa tiga orang yang bernama Mohamad akan memerintah Mesir dan yang ketiga akan membebaskan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, ungkap Ikhwanul Muslimin Mufti Abdel Rahman al-Barr,i Sabtu, 26/5/2013.
Pada konferensi yang berjudul "Tentara kami dan kami akan membebaskan al-Aqsa," yang diselenggarakan di Beni Suef oleh Ikhwanul Muslimin, di mana Barr menjelaskan nubuat dengan mengatakan bahwa "Mohamed ketiga adalah Presiden Mohamed Morsy. Yang pertama adalah Mohamed Anwar Sadat, dan yang kedua adalah Mohamed Hosni Mubarak. "
"Jalan menuju Yerusalem harus melewati Kairo dan Damaskus," tambah Barr. "Sebelum Salahuddin pergi ke Yerusalem, ia membebaskan Kairo serta Levant, dan tidak ada cara untuk membebaskan Yerusalem sebelum membebaskan Kairo dan Damaskus", ungkapnya. Kairo telah dibebaskan dari belenggu rezim sekuler Marsekal Mohammad Hosni Mubarak.
Menurut Barr, Hamas adalah bagian dari Ikhwanul Muslimin dan itu mampu memaksa entitas Zionis pergi dari Gaza.
"Para pejabat pemerintah Israel ingin menciptakan suatu pra-kondisi, yang paling penting, di mana menuntut pengakuan negara Israel, sebelum menyetujui bertemu dengan pemimpin Hamas, tetapi mereka sekarang ingin mengadakan tanpa pertemuan dengan para pemimpin Hamas, tanpa pra-kondisi, dan menandakan adanya perubahan sikap, akibat revolusi Musim Semi Arab, "katanya.
"Israel pasti akan lenyap. Israel adalah negara ciptaan artifisial diproduksi oleh asing," klaim Barr.
Barr meminta semua rakyat Mesir, terlepas dari profesi mereka, hendaknya menjadika pembebasan Palestina sebagai prioritas utama mereka.
Barr mengutuk apa yang ia sebut sebagai "upaya menyedihkan" untuk mendorong konflik antara Mesir dan Palestina, seperti tuduhan bahwa Hamas telah mendalangi dan melaksanakan serangan di Mesir, atau terus menciptakan krisis antara Mesir dengan fihak Hamas, yang sekarang ini menguasai Gaza.
Barr mengucapkan selamat kepada Presiden Mursi, tentara, dinas intelijen, dan polisi berhasil menyelamatkan tentara Mesir diculik di Sinai. Sekarang hubungan Mesir dan Hamas semakin kokoh, berkat adanya kerjasama yang erat antara kedua negara itu.