New York (voa-islam.com) Menurut laporan markas besar PBB di New York, bahwa konflik yang terjadi di Suriah telah menewaskan lebih 93.000 korban rakyat sipil. Selebihnya lebih 1 juta penduduk Suriah mengungsi di Turki dan Jordania.
Korban yang paling banyak anak-anak dibawah umur 10 tahun. Laporan PBB itu muali sejak konflik pecah pada Maret 2011, dan disiarkan pada Kamis (13/06). Lapaoran ini 30.000 lebih banyak dari perkiraan terakhir yang dikeluarkan Januari lalu, yang menyebutkan 5.000 meninggal dunia setiap bulannya.
PBB meyakini angka sebenarnya lebih tinggi karena banyak kematian yang tidak dilaporkan.
"Pembunuhan terus menerus berlangsung dengan tingkat yang mengejutkan rata-rata 5.000 orang setiap lan sejak Juli tahun lalu, termasuk pembunuhan baru sebanyak 27.000 orang sejak Desember 2012," kata Komisaris Hak Asasi Manusia PBB Navi Pillay pada Kamis (13/06).
"Malangnya seperti yang tercermin dalam laporan penelitian, data yang ada kemungkinan merupakan jumlah minimum. Jumlah mereka yang tewas kemungkinan jauh lebih tinggi, bisa mencapai ratusan ribu jiwa" tambahnya.
Laporan Navi Pillay
Komisaris Hak Asasi Manusia PBB Navi Pillay mengatakan lebih 80% dari korban tewas adalah laki-laki. Terdapat sekitar 7.000 korban tewas di kalangan anak, termasuk 1.700 anak di bawah usia 10 tahun.
"Terdapat juga kasus-kasus yang didata dengan baik tentang anak-anak yang disiksa dan dibunuh, dan seluruh anggota keluarga termasuk bayi dibantai. Kesemuanya ini mengingatkan kita pada betapa kejam konflik tersebut," jelas Pillay.
Data terbaru jumlah korban konflik di Suriah dikeluarkan sehari setelah laporan terpisah PBB menyebut jumlah kematian anak-anak di Suriah "mengerikan".
Hasil penelitian menunjukkan baik pasukan pemerintah maupun pasukan pemberontak menggunakan anak-anak sebagai "pengebom bunuh diri atau tameng manusia".
Pasukan Bashar al-Assad melakukan pembantaian dengan sangat keji terhadap anak, seperti mencincang, memotong-motong, dan kemudian potongan jenazah itu, diletakkan di depan pintu rumah-rumah orang tuanya, dan belum lagi penyiksaan terhadap wanita, seperti memperkosa dan membunuhnya dengan memotong bagian tubuh mereka yang sangat tidak layak.
Sungguh pasukan Bashar al-Assad yang didukung milisi Hibullah dari Lebanon sangat mengerikan dan diluar batas kemuanusiaan. af/bj